4. Teman?

133 128 185
                                    

Wajib vote and coment!
Follow juga biar enak!

Sekian, happy reading

***

"Saat kegembiraan hanyut bersama sepi yang datang."

___G___

***

Setelah hari sabtu libur kini ada minggu yang juga libur, seorang lelaki dengan wajah bantal turun dari tangga menuju ke arah dapur, ketika dirinya melewati meja makan dirinya melihat pemandangan yang membuatnya enek setengah mati. Dirinya hanya acuh tak menggubris setiap pertanyaan yang muncul dari mulut kedua orang tuanya itu. Berjalan dengan tatapan tajam, berbeda ketika dia bersama teman-temannya.

"Sini makan dulu, Dek!" ajak seorang wanita paruh baya yang sekiranya berumur kepala empat, namun jangan disangka wanita ini mempunyai aura yang sangat memukau, wajah cantik dengan balutan setelan kemeja serta rok kerjanya.

Gesa hanya memandang tak berkutik, dalam hatinya dia bertanya, "apa gak ada waktu sehari aja buat aku, Bun, Yah?"

Gesa hanya menghela nafasnya pelan, sudah bertahun-tahun kala seorang Gesa beranjak remaja dirinya diacuhkan.

"Sini dek, Bunda kangen sama kamu," ulang Bunda Gesa yang bernama Kyara yang kerap dipanggil Ara.

Ingin sekali Gesa beranjak untuk ikut makan bersama kedua orang tuanya namun egonya terlalu besar. "Makasih untuk tawaran anda, tapi saya lebih senang jika anda tak menawari saya," ucap Gesa kelewat formal.

"Gesa, maafin ayah yang gak ada waktu, tapi kamu coba ngertiin kesibukan kami." Sang Ayah ikut bermonolog.

"Apa anda pernah mengerti akan perasaan saya?"

"Dek, maafin bunda, tapi ini demi kamu."

Sungguh Gesa muak dengan ini semua, sebenarnya ia tak tega melihat bundanya seperti ini, tapi lagi-lagi karena egonya dia menjadi seperti ini.

Dia ingin sesekali berkumpul dengan keluarganya, namun sepertinya tidak akan pernah bisa, bagaimana ingin berkumpul jika setiap harinya mereka tak pernah ada waktu untuk dirinya. Hari minggu yang seharusnya mereka libur, namun tidak dengan kedua orang tuanya yang asik bergelut dengan bisnisnya masing-masing.

"Gesa, Ayah mau keluar kota untuk satu minggu ini, dan Bundamu ini juga akan mengecek cabang butiknya yang ada di bandung, kamu jaga diri baik-baik."

Lagi dan lagi, Gesa menghela nafasnya kasar, dia hanya memasang wajah datar dan beranjak pergi ke kamarnya yang ada di lantai dua. Dia membiarkan kedua orang tuanya pergi, jika orang lain akan mengantarkan kedua orang tuanya dan memesan banyak oleh-oleh, tidak dengan Gesa.

Menutup pintu kamar lumayan keras, dan beranjak ke balkon kamarnya, duduk termenung di kursi ayunan yang jika diduduki oleh dua orang lumayan cukup.

Memandang dengan tatapan kosong, berkelana dengan pikirannya, memandang ke bawah dan terlihatlah kedua orang tuanya yang akan pergi dengan mobilnya masing-masing dengan sopir yang berbeda.

Dirinya mendapati sang bunda yang tersenyum cerah ke dirinya, Gesa hanya diam dengan pandangan tak terbacanya.

"Bunda sayang sama adek, jaga diri dirumah!" ujar Kyara sedikit berteriak kala dirinya masuk ke dalam mobil hitamnya.

Sudut Rasa (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang