19. Luka menjadi tawa

1K 362 1.3K
                                    

assalamualaikum, sore semuanya!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

assalamualaikum, sore semuanya!

kangen ga nie? 🧐

spam emot "😊" dulu dong!

spam komen sampai 1k bisa ga ya, tapi jangan deh sampai 600 aja ya biar ku cepet updatenya!

jangan lupa tinggalkan komen+vote okei

-
-
●●●

"Ada banyak luka yang di kemas rapih dalam sebuah tawa."

●●●
-
-

Sore ini setelah pulang dari sekolah mereka berenam langsung menuju rumah Rezvan, untuk mengerjakan hukuman kedua dari Bu Beti yaitu mencatat.

Mencatat memanglah mudah. Namun, niat untuk menulis tidak ada. Apalagi yang harus mereka tulis adalah pelajaran kimia, butuh beberapa waktu untuk selesai. Sedangkan batas waktu yang diberikan hanya sampai besok.

Mereka berenam membawa motor masing-masing motor kebanggaan yang terdapat logo Eternal yang terpampang jelas di sana. Namun, itu hanyalah tempelan, sewaktu-waktu mereka dapat mencabutnya apalagi saat dalam penyamaran.

Sekitar dua puluh menit berlalu mereka telah sampai di depan gerbang rumah bernuansa abu. Lebih tepatnya rumah Rezvan.

"Sepi banget rumah, lo. Pada kemana?" Putra menengok kanan kiri pekarangan rumah sahabatnya ini bisa dibilang sepi dan daerahnya terpencil.

Rezvan melepas helm dari kepalanya. "Bokap gue baru keluar negeri ngurus bisnis lagi."

"Bunda?" tanya Al ia memang memanggil Mama Rezvan dengan sebutan Bunda Karena wanita itu sendiri yang meminta. Bukan hanya Al seluruh sahabat Rezvan pun sama.

"Butik," singkat Rezvan yang tak perlu di perjelas lagi karena mereka pun tahu bahwa sekarang, Quena bekerja.

Rezvan merogoh kantong celana bagian kiri untuk mengambil ponsel. Lalu menelepon seseorang di balik sana. Tak butuh waktu satu menit, gerbang yang menjulang tinggi itu pun terbuka secara otomatis dan langsung saja mereka berenam masuk ke dalam.

Setelah memarkirkan motor, mengekori Rezvan dari belakang seperti anak ayam yang mengikuti induknya. Membuat Rezvan berdecak kesal, melihat tingkah ketiga cecunguk.

"Ck, kalian ngapain?!" Rezvan menatap ketiga pria yang sejak tadi mengikutinya.

"Gue uda lama gak ke rumah, lo. Takut nyasar," ucap Ikal yang sudah bertahun-tahun tidak kemari se ingat Ikal terakhir kali ke sini empat tahun yang lalu.

"Rumah lo kayak ada yang beda, abis di renovasi?" tanya Angga melihat ada beberapa bagian yang berubah.

"Iya."

Mereka hanya mengangguk tidak akan bertanya lebih jauh lagi. Dari raut wajah Rezvan sudah jelas pria itu tidak suka berbicara terlalu banyak.

Sesampainya di ruang tamu mata Rezvan terus mengelilingi setiap sudut rumahnya. Ia sedikit bimbang apa gadis itu sudah pulang? Sebenarnya bisa saja Rezvan menyuruh gadis itu untuk sembunyi seperti dulu tapi---

ANAIAL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang