aloo gaissss!
kangen gak nih haha?!
dapet berapa nih THRnya?
jangan lupa vote and spam komen sebanyak-banyaknya ya!
📝Sudah revisi kecil ada perbaikan dan perubahan sedikit.
📝maaf jika ada kata-kata yang belum pas dan lain-lain. Silahkan komen dengan bahasa yang sopan jika menemukan typo.
📝jadilah pembaca yang bijak.
-
-
●●●"Aku selalu mempertahankan rasa ini meskipun kamu tidak mengetahuinya, tapi aku selalu dihadang oleh dua pertanyaan antara realita atau fatamorgana?"
●●●
-
-"Siapa orang tua kandung, Anai?"
Deg!
Seperti tertusuk belati tajam yang menancap hati Quena, saat mendengar pertanyaan yang selalu ia hindari. Pertanyaan yang dirinya pun tidak tahu harus menjawab apa.
Setelah sekian lama Quena berusaha untuk menutup asal-usul Anai. Sejak dulu saat Quena bertemu dengan Anai, Quena sudah berjanji akan menjaganya dan sekarang bayi itu sudah besar menjadi gadis yang sempurna.
"Dulu waktu Anai kecil pernah nanya hal yang sama, tapi Bunda gak pernah jawab, alasannya karena aku masih terlalu kecil," ungkap Anai mengingat kejadian di mana ia menanyakan pertanyaan yang sama kepada Quena.
"Sekarang Anai udah besar Bunda, Anai berhak tahu," lanjut Anai menatap penuh harap ke arah Quena yang sedari tadi hanya diam.
Sejujurnya Anai tidak pernah tahu bahwa dirinya bukan anak kandung dari keluarga ini. Saat itu Anai kecil tidak sengaja mendengar percakapan Quena dan Tian bahwa dirinya anak pungut.
Bagaimana ini? Quena harus menjawab apa? Ia sudah duga pasti pertanyaan ini akan datang pada dirinya, tapi Quena masih ragu untuk memberi tahu Anai sekarang. Ini belum waktu yang tepat untuk Anai tahu siapa dia.
Quena menghela nafas berat, "Bunda gak tahu, Anai."
"Selalu jawaban yang sama setiap kali aku tanya ini sama, Bunda." Anai sudah lelah dengan sandiwara ini, bohong jika Anai tidak merindukan orang tua kandungnya. Orang yang sudah melahirkan dirinya, orang yang seharusnya menjadi alasan untuk Anai tetap hidup di dunia ini.
"Bunda gak bisa kasih tahu kamu sekarang itu terlalu beresiko sayang, maafin Bunda," ucapnya dalam hati.
Anai bergeser mendekat ke arah Quena. "Yaudah kalo gitu, Bunda ketemu sama Anai, di mana?"
"Terus ke---"
"Jangan paksa, Bunda," potong Quena ke arah putrinya sekilas. "Keluar, Anai."
"Tapi--"
KAMU SEDANG MEMBACA
ANAIAL
De TodoAnai itu Menggantung Asap Mengukir Langit. Al itu Dicabut layu, diangkat mati. -----🥀 Bagaimana bisa sejak bayi sudah diberi misi oleh kedua orang tuanya? Ini bukan hanya cerita tentang ANAIAL. Namun, tentang masa lalu yang menjadi balas dendam...