37. Penjaga Hati

222 14 548
                                    

●●●

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


●●●

"Semua akan baik-baik saja jika kita masih bersama, akan ku lewati rintangan sesulit apapun dengan menggenggam erat tangannya."

~☆ Alizar Estevan Kalandra ☆~

●●●

Matahari mulai tenggelam dari sebelah barat. Senja terlihat indah di lihat mata, Anai bersandar di dada Al dengan nyaman menanti matahari terbenam.

"Indah banget ya," tunjuk Anai ke arah senja, terlebih lagi menyaksikannya bersama Al.

"Iya, indah banget." Al memperhatikan Anai sangat lekat tidak ada yang bisa menggantikan keindahan sosok di sampingnya.

Anai yang mendapat elusan dari tangan Al pada rambutnya merasa nyaman. Ia mendongak menatap Al yang ternyata sedari tadi menatapnya.

"Kenapa?" Tangan Anai menyentuh rahang tegas milik Al. Ini yang dari dulu ingin sekali Anai lakukan, menyentuh wajah pria itu dengan bebas.

"Aku sayang banget sama kamu," ucap Al tiba-tiba membuat Anai tertawa yang melihatkan lesung pipi gadis itu terlihat.

"Oh."

"Oh doang?!" Al cemberut menjauhkan tubuhnya dari Anai dengan tangan yang disilangkan di perut, Al merajuk.

Anai yang melihat Al seperti itu justru merasa gemas dan semakin ingin menjahili pria ini.

"Terus apa dong?" goda Anai dengan wajah polos tidak tahu apa-apa.

"Lupain," ketus Al tidak ingin melirik gadis yang kini mesem-mesem sendiri.

"Oke deh." Sungguh Al rasanya ingin mengamuk sekarang, saat Anai terlihat tidak peduli padanya.

Al menatap tajam gadis yang kini malah bermain ponsel tidak menghiraukan kehadirannya. Al merampas kasar ponsel Anai lalu menyimpan di saku celana.

"Kenapa sih, Al?" Anai menatap Al tidak suka itu sangat tidak sopan.

Bukannya menjawab Al hanya diam menatap tajam Anai yang kini tak kalah tajam menatap Al.

"Balikin hp gue!" pinta Anai gadis itu mengubah kembali gaya bicaranya.

"Gak." Al pikir Anai akan membujuk untuk mengembalikan ponsel gadis itu. Namun, Al salah justru Anai bangkit dan meninggalkannya sendiri.

"Terserah."

Setelah kepergian Anai, Al menatap sendu punggung gadis itu. Ah entahlah, kenapa dirinya jadi sensitif sekarang jika menyangkut Anai.

Al membuka ponsel Anai terlihat lockscreen ponsel Anai adalah fotonya. Rasa kesal yang tadi muncul seketika hilang berganti dengan senyuman.

Tanpa berniat diam saja, Al ingin menghampiri Anai dan meminta maaf. Bisa Al lihat gadis itu baru saja keluar dari dalam toilet.

ANAIAL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang