Bab 10

20.2K 1.3K 15
                                    

Tika tak menduga kedatangan Ben ke rumahnya. Bahkan saat ini berbicara entah apa dengan suaminya yang terlihat serius.

"Minum dulu Ben, Mas."

Ben membalas dengan senyuman terimakasih kearah Tika.

Tika menanyakan ada apa dengan Ben lewat tatapan pada suaminya. Hanya senyuman hangat yang ia dapat, rasa penasarannya semakin menggebu-gebu. Akan ia tanyakan lagi nanti setelah kepergian Ben.

"Lo kesini nggak ada buat menghasut suami gue supaya minta cerai dari gue kan?" Tika menatap curiga kearah Ben.

"Negatif mulu pikiran istri lo, mas." Andre hanya tersenyum seraya menggelengkan kepala melihat kecemberutan istrinya.

"Bisa aja. Lo kan belum move on dari gue," ledek Tika.

"Pd banget lo." Ben tersenyum mengejek. Mana mungkin dia tidak bisa move on kalau wanita yang ada di pikirannya sekarang begitu imut. Ben jadi pengen ketemu.

"Jadi gimana mas?" tanya Ben kembali pada topik utama dia mendatangi kediaman sang mantan pacar. Lebih tepat ingin menemui mas Andre, suami Tika.

"Ya tergantung kamu Ben. Kalau serius ya usahanya di tingkatkan lagi," jawab mas Andre sambil menyeruput teh di hadapannya.

"Gitu ya? Menurut mas usaha kurang gitu?" Ben merasa antusias dengan pembahasan ini. Butuh saran yang akurat.

"Iya. Perlu di tingkatkan," ujar mas Andre kalem. Ini yang di sukai Ben dari suami mantan kekasihnya, pembawaan yang dewasa, begitu pula cara dia menanggapi permasalahan. Ben sedikit meringis kalau mengingat dulu ia mengibarkan permusuhan pada mas Andre karena rasa cemburunya untuk Tika. Pantas saja Tika tidak tahu untuk serius dengan suaminya ini ketimbang Ben dulu. Jadi tengsin sendiri kalau ingat masa lalu.

"Apanya Mas? Ben mau buka usaha?" Tika menatap kedua pria dihadapannya secara bergantian tidak mengerti mereka membahas apa.

"Udah sana kamu beberes di dalam." Tika mengerucutkan bibir kesal mendengar perkataan suaminya. Dia kan kepo sama pembahasan mereka.

"Yaudah kalau gitu saya pamit Mas. Mau mulai usahanya," ujar Ben sambil tersenyum semangat.

Andre balas tersenyum, menunggu hingga mobil Ben menghilang dari jangka pandangnya.

Tanpa melepas kesempatan Tika datang menghampiri suaminya dengan cengiran khas keingintahuannya.

Andre hanya mengulum senyum maklum dengan tingkah istrinya. "Doakan Ben berhasil menikah di tahun ini."

Tika merespon girang, tahu maksud dari ucapan suaminya. Ben sedang berjuang. Memikirkan itu Tika cekikikan sendiri, ingin tahu kali ini Ben akan berhasil atau tidak.

***

"Bunuh gue Sar."

Tanpa angin maupun hujan tiba-tiba Lody menyerukan kalimat itu pada Sarah yang sedang bersantai di sofa ruang tv apartemennya.

"Kenapa lagi sih? Heran gue sama lo belakangan ini, kalau nggak bahas mati ya bunuh-bunuhan. Mau jadi psikopat?" tanya Sarah kesal.

Terlalu banyak menonton film bergenre gelap bisa berakibat fatal bagi temannya ini. Sepertinya dia harus mengawasi tontonan Lody. Ngeri juga kalau tiba-tiba temannya itu punya pikiran ingin membunuh atau menyiksa dirinya seperti yang sering ia lihat di film psikopat.

Lody merebahkan diri lesu di samping Sarah. Capek ia sudah capek dengan kelakuan bosnya yang semakin menjadi-jadi belakangan ini. Galak, masih bisa Lody maklumi karena itu sudah sifat bawaan si bos kampret itu.

"Bingung gue. Gue napas aja kayaknya itu bos bakalan marah nggak jelas," curhat Lody beserta dengan kalimat umpatan.

"Alergi kali sama muka lo, makanya ngomel mulu tiap liat lo."

"Mana ada kayak gitu. Gue aja yang PMS nggak seburuk itu kalau emosi."

"Kemungkinan suka sama lo," celetuk Sarah asal. Ia banyak membaca novel yang seperti itu, bos marah tanpa sebab ke karyawan kalau bukan karena dendam ya karena cinta.

"Nggak. Yakin gue itu bos punya dendam pribadi sama gue," ujar Lody yakin. Mana mungkin orang suka tapi marah-marah mulu kerjaannya. Bukannya suka balik eh malah kabur.

"Sepupu lo sibuk ya?"

Lody yang ingin mengeluarkan umpatan untuk sang bos terdiam mendengar pertanyaan Sarah. Ada angin apa nih sahabatnya bertanya tentang sepupunya.

"Sepupu gue yang mana?" tanya Lody pura-pura tak mengerti siapa yang di maksud Sarah.

"Ben."

"Oh. Nggak tau, gue belum ada kontakan sama dia." Lody menahan senyum ketika melihat raut wajah Sarah.

"Kangen?"

Sarah menggeleng cepat. "Nggak. Ngapain kangen sama dia."

"Biasa saja kali. Gue kan cuma nanya," ejek Lody. Ia lanjut menscroll layar ponselnya yang menampilkan beberapa postingan di Instagram. Jarinya berhenti ketika melihat pembaruan story dibagikan atas layar. Tumben.

"Sar, liat." Layar ponsel Lody menampilkan sebuah foto di story seseorang.

"Apaan? Cuma foto dia lagi kerja gitu," ucap Sarah tak acuh. Apa pentingnya dia lihat foto begitu.

Lody memukul lengan Sarah hingga empunya meringis. "Bukan itu yang gue maksud. Ini lihat deh tangan cewek."

Dengan memperbesar bagian foto yang dia maksud, Lody kembali mengarahkan layar ponsel pada Sarah. Memang ada tangan dibagian foto itu, tapi tak akan terlihat jika tak diperhatikan seteliti Lody.

"Ini yang Foto berarti cewek. Wah gue baru tahu, Ben  seramah itu sampe ngebiarin ponsel dan akunnya di pake sama orang lain terlebih ini cewek," ucap Lody tanpa memperhatikan raut wajah Sarah yang terlihat berubah walau hanya sekilas.

"Emangnya kenapa? Kalau pacarnya kan wajar." Sarah memandang malas kearah Lody. Terlalu lebay reaksi yang di tunjukkan Lody menurut Sarah.

"Eh, tapi kalau Ben suka sama cewek bahkan sampe pacaran biasanya di kenalin ke mama atau keluarganya. Contohnya mantan pacarnya si Tika." Lody mengingat tingkah Ben kalau ia menyukai seseorang.

"Gue aja tahu siapa yang di suka Ben akhir-akhir ini," ucap Lody menarik perhatian Sarah.

"Siapa?" tanya Sarah kelewat semangat.

Lody meringis ketika sadar ia keceplosan. "Yang pasti bukan siapapun cewek yang ada di foto ini."

Sarah tak puas mendengar jawaban Lody. Dia butuh yang pasti, namanya mungkin.

"Aduh, gue pengen makan seblak." Lody segera bangkit dari rebahannya ketika melihat gelagat Sarah yang ingin bertanya lebih lanjut. Ia bergegas ke luar apartemen, menyelamatkan mulutnya jangan sampe keceplosan lebih jauh.

Tbc

Masih pada inget Tika kan? Si mantan yang buat gamon Ben sampe akhirnya ketemu Sarah :)

Jangan lupa vote dan komen

IG : skjysh__

Ketemu Berondong (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang