Bab 13

17.4K 1.2K 16
                                    

"Sarah yang cantik, manis dan baik hati."

Sarah memutar bola mata malas. Lody kalau memanggil seperti itu pasti ada maunya.

"Apa?" tanya Sarah ketus.

"Bantuin gue dong." Lody menyerahkan ponselnya kearah Sarah.

"Apaan?"

"Izinin gue ke bos. Males banget hari ini masuk kerja," ujar Lody.

"Dih, males gue." Sarah kembali melempar ponsel Lody pada pemiliknya.

"Jahat lo," rajuk Lody.

"Bodo amat."

"Bantuin sekali ini aja. Soalnya kalau gue yang nelpon, si bos kampret nggak bakal percaya."

"Emang kenapa sih?" tanya Sarah.

"Males banget gue ke kantor. Pengen libur sehari aja, bantuin ya?" Lody menampilkan wajah sok imut andalannya, lengkap dengan puppy eyes.

"Yaudah sini," ujar Sarah mengulurkan tangan kearah Lody, meminta ponsel.

"Sayang deh." Lody memeluk erat Sarah lalu membuat gestur mencium pada sahabatnya itu.

"Ih jijik Lody." Sarah menutup wajah Lody yang semakin dekat kearahnya.

Walau tak ikhlas Sarah tetap melaksanakan keinginan Lody. Demi rasa kemanusiaan, dia rela berbohong. Sejujurnya ia takut juga pada bos Lody, mukanya itu loh kayak papan. Datar dan juga galak.

Lody mencuri dengar perbincangan antara Sarah dan pihak kantornya. Harap cemas menanti keputusan pihak kantor tentang izinnya. Mengatur pendengarannya setajam mungkin.

Sarah membuat tanda oke dengan jarinya membuat senyuman terbit di bibir Lody. Dia merebahkan diri santai diatas tempat tidur.

"Makasih sayangku."

"Apa sih Lody, alay." Sarah melemparkan ponsel kearah Lody yang di tangkap sang empunya.

Ting tong.....

Lody dan Sarah berpandangan saling bertanya kira-kira siapa yang bertamu di pagi hari seperti ini. Dengan kode mata Lody menyuruh Sarah yang membuka.

"Hai," sapa Ben begitu pintu apartemen terbuka.

"Ngapain?" tanya Sarah.

"Sarapan." Ben mengangkat kantong plastik ditangannya keatas tepat di hadapan Sarah.

Sarah mempersilahkan Ben masuk. Ia mengambil makanan yang dibawa Ben, menuangkan kedalam tempat untuk disajikan. Menata kembali meja makan yang sedikit berantakan.

"Duduk dulu."

Ben menuruti perintah Sarah. Ia duduk dimeja makan seraya memperhatikan Sarah menyiapkan makanan.

Dengan senyum terpatri di bibirnya, Ben membayangkan bagaimana jika Sarah melakukan hal ini setiap hari untuknya. Senyum di bibir pria itu semakin mengembang. Duh jadi pengen cepet-cepet nikahin.

"Pagi-pagi udah ngapel," celetuk Lody berjalan menuju ruang santai.

"Mau ikut sarapan mbak?" tanya Ben pada Lody.

Lody mengangguk cepat. Kebetulan cacing di perutnya sudah demo ingin di beri makan.

"Pengertian banget sih sepupu gue," ujar Lody seraya terkekeh geli.

"Sar, udah cocok nih jadi suami," sambung Lody membuat Sarah mendelik tajam kearahnya.

"Hari ini sibuk?" Ben bertanya seraya memandang Sarah.

Sarah menelan makanan di mulutnya. "Hm, cuma ada dua naskah yang harus di revisi sih."

"Deadline-nya kapan, Mbak?"

Sarah mengerutkan kening, mengingat tanggal yang di tetapkan oleh editornya.

"Masih bulan depan, tapi pengen cepet beres biar nggak keteteran kalau ada naskah baru lagi."

"Saya boleh bawa kerjaan ke sini nggak Mbak?" tanya Ben.

Setelah pertanyaan itu terucap, ada dua pandangan berbeda kearah Ben. Satu pandangan aneh dan satu lagi pandangan jahil. Tentu saja pandangan jahil tersebut di tunjukkan oleh Lody.

Lody berusaha menahan tawa, usaha yang di keluarkan termasuk ekstrim. Dimana lagi kalian bisa dapatkan pria dengan gaya pendekatan seperti sepupunya ini. Kalimat pertanyaan Ben tadi bisa diartikan sebagai keinginan Ben untuk tinggal bersama.

"Sar, malam ini gue nggak nginep disini ya. Kangen nyokap, pengen bobo cantik di kamar gue dirumah ortu." Lody beranjak setelah menghabiskan sarapannya. Sebelum masuk ke dalam kamar, ia sempat mengedipkan mata pada Ben.

"Boleh kan, Mbak?" Ben bertanya lagi ketika tak mendapat jawaban dari Sarah.

"Emang di rumah kamu nggak bisa?" Sarah balik bertanya.

"Jauh dari kantor Mbak."

"Yaudah kerjain di kantor kamu aja."

"Bosen Mbak. Saya kan perlu inspirasi buat gambar."

Sarah lupa kalau Ben ini seorang arsitek. Ia memikirkan berbagai kemungkinan dan sebab-akibat terlebih dahulu sebelum mengizinkan Ben membawa pekerjaan kemari.

"Saya janji nggak aneh-aneh, cuma butuh suasana apartemen Mbak aja buat kerja." Ben berusaha meyakinkan Sarah. Kapan lagi dia dapat kesempatan untuk bekerja di ruang yang sama dengan Sarah.

"Kenapa nggak di tempat teman kamu yang lain?" Sarah belum yakin untuk mengizinkan Ben bekerja disini. Walau ia telah memikirkan membuka hati untuk pria ini, tapi tak mengendurkan tingkat kewaspadaannya terhadap laki-laki.

"Saya suka suasana di apartemen Mbak," jawab Ben.

Menghembuskan napas Sarah mengangguk. Dengan kesungguhan yang di tunjukkan Ben padanya, ia percaya kalau Ben tidak akan melakukan hal-hal diluar batas.

Sarah membereskan semua peralatan makan setelah mereka berdua selesai sarapan. Ben pamit untuk ke kantor, mengambil pekerjaan yang akan dia bawa kesini.

"Kemana?" Sarah bertanya begitu melihat Lody keluar kamar dengan pakaian rapi.

"Pulang ke rumah."

"Sekarang?"

Lody mengangguk. "Udah kangen berat sama nyokap."

"Nggak bisa sore aja?"

"Nggak bisa Sarah. Kenapa sih lo?" Lody bertanya ketika melihat wajah cemberut Sarah.

"Masa gue berdua doang," gumam Sarah.

"Bagus dong, pendekatan kalian jadi lebih cepat."

"Tapi kan nggak berduaan kek gini juga kali," sungut Sarah kesal.

"Yaudah sih, itu pintu apartemen jangan di tutup. Jendela juga di buka, ngerjain pekerjaannya di ruang tv ini aja jangan di kamar," tutur Lody.

"Siapa juga yang mau dikamar," dumel Sarah seraya mengerucutkan bibir.

"Kan siapa tau lo mau berkembang biak lebih awal," celetuk Lody menghadiahkan sebuah bantal sofa melayang ke arah wajahnya.

"Udah ah, cemberut mulu ntar jodohnya makin jauh." Lody menepuk pipi Sarah. "Pamit ya, baik-baik di apartemen. Gue ingetin jangan bercocok tanam dulu," sambung Lody sebelum menghilang keluar apartemen. Menghindari lemparan bantal sofa kedua yang diarahkan Sarah.

Tbc

Duh Lody bisa aja🤭 bercocok tanam nggak tuh😂

Oh iya aku updatenya belakangan ini udah nggak teratur ya😭, soalnya lagi sibuk di kehidupan sehari-hari aku, apalagi udah deket mau masuk kuliah🙂 jadi ya aku updatenya kalau ada kesempatan. Aku minta maaf buat para readers yang setia nunggu cerita ini, jangan bosen ya sama aku dan cerita aku. Luvvv banget deh buat kalian❤️❤️

Jangan lupa Vote dan komen ya

IG : skjysh__

Ketemu Berondong (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang