Ragia || Prolog

6.7K 369 14
                                    

🐔🐔🐔

Wilayah parkiran sekolah nampak ramai siswa siswi berkerumun disatu titik menyaksikan seorang cowok tampan yang kini tengah tertawa terbahak bahak menertawai seorang cowok lainnya yang terperosok dilantai.

"Wehhh apa nii, dasar mata empat bagi bagi dong sama yang lain serakah amat jadi orang," ujar cowok itu Raga Al Xavier dengan tawa yang masih menggelegar. Raga dengan sengaja menendang kacamata berwarna hitam itu setelah sebelumnya menginjaknya hingga terbelah menjadi dua bagian.

Cowok yang kini terduduk diatas lantai itu hanya bisa menunduk pasrah dengan pandangan buram. Setelah sebelumnya dipukul habis habisan oleh sahabat Raga, Samuel

"Bangun bego," sambung Samuel, sahabat Raga yang memiliki kelakuan sebelah dua belas dengannya.

Edgar, sahabat Raga yang lain hanya menonton saja dengan santai seolah tengah menonton sebuah drama yang mengasikan. Ditangannya ada ponsel yang ia gunakan untuk merekam, sesekali ia tertawa menyaksikan semua itu.

"Abisin aja woy, yang begini harus dikasih pelajaran biar gak ngelunjak," teriak Edgar mengompori.

Tak ada yang mau membantu sosok cowok yang kini sudah terdiam pasrah ditempatnya, tubuhnya sudah penuh dengan lebam. Sungguh miris melihat orang-orang yang bukannya membantu malah merekam dan menganggap semua ini adalah tontonan.

"Misi misi misi, woy minggir elah orang cantik mau lewat ini "

Suara seorang gadis tiba tiba terdengar menerobos kerumunan. Tubuhnya yang kecil mungil membuat gadis itu dengan mudahnya melewati gerombolan manusia yang jauh lebih besar dan tinggi darinya.

"Woyy!! Lo pada udah jadi jagoan hah?!!"

Raga dan Samuel yang masih asik dengan aksi 'pemberian pelajaran mereka' langsung menoleh. Keduanya sama sama memutar bola matanya malas ketika melihat siapa yang datang

"Lo lagi lo lagi, bisa gak si lo gak ganggu kesenangan orang sedetik aja," kesal Raga, menatap tajam kearah gadis bername tag Elgiana Rena.

Gia menggelengkan kepalanya, kesenangan apa yang membuat orang lain sengsara.

"Lo pada emang bukan manusia ya? Lo pikir dengan nyakitin orang kaya gini lo dibilang hebat hah?! Gue gak nyangka cowok yang katanya terkenal famous ngejadiin penderitaan orang lain sebagai bahan bercandaan."

Raga mengeraskan rahangnya ia berjalan mendekat kearah Gia,

"Gak usah ikut campur!!" Tegas Raga menaikan suaranya satu oktaf.

Gia terkekeh sinis "gue jelas harus ikut campur!! Kalian bener bener bukan manusia!!" Sentak Gia tak kalah keras.

Gia pun berjalan membantu cowok yang telah menjadi bahan perundungan Raga untuk membantunya. Gia menuntun cowok itu berdiri Gia tau bahwa cowok itu tidak bisa melihat dengan jelas tanpa kacamatanya.

"Lo apa apaansi?! Turunin gak!! Dia masih ada urusan sama gue babi!!!" Raga tak terima ketika mainannya diambil oleh orang lain. Raga menggeram mencoba menarik mainannya kembali tapi Gia tidak tinggal diam ia mendorong Raga hingga cowok itu terjatuh karena tidak bisa menyeimbangkan tubuhnya sendiri.

"Bangsat!! Gia! Awas lo!! Hidup lo gak akan tenang setelah ini!!" Teriak Raga dengan emosi yang menggebu, matanya berkilat penuh kebencian, jari jari tangannya mengepal menahan emosi yang sudah ia tahan sejak tadi.

🐔🐔🐔

Jodoh Wasiat MamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang