***
Raga terus saja menghembuskan asap rokok dari mulutnya, entah sudah batang keberapa yang ia hisap hari ini. Dering ponselnya yang terus berdering ia abaikan saja. Karena ia tau bahwa itu adalah telpon dari papanya.
Saat ini Raga berada dimarkas Anemos, berusaha meredamkan rasa kesalnya pada Genta. Wajah Raga benar benar tidak enak dipandang antara menahan kesal dan prustasi.
Raga kesal karena mengingat permintaan papanya, ia juga merasa prustasi karena ia tau betul bagaimana tabiat Genta yang tidak akan berhenti memaksanya hingga ia menerima semua perjodohan gila ini. Pria itu akan melakukan segala cara agar Raga mau menerimanya.
"Lo kenapa dah Ga, prustasi banget?"tanya Samuel yang baru sampai bersama Edgar, ia mendudukan tubuhnya disofa samping Raga setelah sebelumnya melempar jaket yang dikenakannya kesembarang arah.
Mata Samul bergerylia dengan tatapan terganggu melihat keadaan markas yang benar benar berantakan. Bungkus makanan dimana mana belum lagi sepatu Raga yang disimpan tidak pada tempatnya. Cowok pecinta kesempurnaan itu menggeleng menatap Raga yang sudah seperti orang sekarat.
"Tau kaya abis putus cinta aja lo," sambung Edgar langsung meraup keripik kentang yang ada diatas meja.
Samuel tertawa "mana ada Raga putus cinta, yang ada nih orang mutusin bukan putus cinta."balas Samuel tidak setuju.
Edgar ikut tertawa "bener juga, playboy sejati mana ada sakit hati."katanya terkekeh geli dengan ucapannya sendiri.
Raga terdiam ia tak menyimak ucapan sahabat-sahabatnya, ia sedang berpikir apa kah ia harus memberitahu sahabatnya atau tidak tentang masalah yang menimpanya.
Raga menghela nafasnya sekali sebelum akhirnya berbicara
"bokap mau jodohin gue," terang Raga membuat Edgar yang sedang memakan keripik mendadak tersedak, Samuel yang sedang minum air langsung menyemburkan air dari dalam mulutnya detik itu juga. Keduanya terbatuk-batuk, sama sama tersedak akibat ulah Raga yang mengejutkan.
"Lo ngomong apa Ga?"tanya Samuel mencoba memastikan bahwa pendengarannya tidaklah salah.
Raga mendengus pelan ia melemparkan ponselnya yang terus berisik kelantai hingga pecah. Jika memikirkan perkataan papahnya kepala Raga mendadak terasa seperti ingin pecah.
"Bokap gue mau jodohin gue! Gila banget! Ahhhhhhh gue harus gimanaaaaa! Teriak Raga prustasi.
"Bokap lo mau jodohin lo? SERIUS?!" Tanya Samuel tidak percaya.
"Babeh lo kolot banget si, dikira zaman siti nurbaya kali ya."timpal Edgar ikut kesal.
Raga tak menjawab ia sedang memikirkan bagaimana cara untuk menghindari papanya.
"Tapi Ga itukan cuma perjodohan, masih bisa dibatalin." Ucap Samuel ada benarnya tapi Raga justru mendesah kesal apalagi ketika mengingat papanya yang sudah bersiap menentukan tanggal pernikahan dan juga ketika ia mengingat siapa orang yang akan dinikahkan dengannya.
"Masalahnya bokap gue mau gue nikah, mana tuh orangtua cabut semua fasilitas gue lagi. Gila gue lama lama, kalian tau kan gimana bokap gue dia bakal terus maksa gue sampai gue terima."terang Raga mengacak rambutnya prustasi.
Samuel dan Edgar semakin kaget mendengarnya,
"Nikah?!" Tanya keduanya serempak.
Raga hanya mengangguk.
"Maksud lo nikah sekarang gitu?"tanya Samuel sekali lagi masih belum percaya. Raga pun hanya mengangguk lagi dengan lesu.
"Gilaaa! lo kan masih Ga, masa iya papah lo nyuruh lo nikah!"seru Edgar tak habis pikir.
Raga juga sama, dia tak habis pikir mengapa papanya bisa berpikir menjodohkannya disaat dia bahkan baru duduk dibangku SMA.
"Dan yang lebih gilanya lagi, kalian tau gak siapa yang dijodohin sama gue?"Ucap Raga menggantung.
"Emang siapa?" Tanya Samuel dan Edgar bebarengan.
"Gia."
"APAAA!!"
***
Disisi lain Gia sedang terbaring diatas tempat tidurnya, pintu kamarnya ia kunci rapat semua meja ia tumpuk dibelakang pintu. Karena ia tau kedua orangtuanya pasti melakukan berbagai cara untuk masuk kedalam kamarnya.
"Gia sayang buka pintunya yuk, mama mau ngomong,"
Gia mengabaikannya, ia terisak pelan merutuki nasibnya yang sangat tragis. Bagaimana bisa mamah dan papanya berniat menjodohkannya dengan manusia seperti Raga. Yang ada nanti Gia mati muda.
"Gak mau, Gia gak mau pokoknya Gia gak mau. Kalo mama maksa mending mama aja yang nikah sama Raga hiks," teriak Gia mengusap air matanya yang terus mengalir.
"Gia nanti kalo Gia mau nikah sama Raga papa beliin album kpop yang baru ya sayang,"
Tawaran yang menggiurkan, tapi sayangnya kehidupannya jauh lebih penting. Dari pada ia harus menikah dengan Raga dan hidup sengsara, lebih baik ia menolak tawaran papanya itu.
"GAK MAUUUUU!!"
Argus dan Marina didepan pintu sama sama sama menghela nafasnya, keduanya saling pandang.
"Gimana ni mas, kamu lagi ngapaian janjiin Gia album kalo dia nagih gimana? Mahal tau" Tanya sekaligus protes Marina pada sang suami.
"Gak papa nanti minta aja sama Genta." Jawab Argus, Marina mengangguk baru kepikiran.
Argus kembali mengalihkan tatapannya pada pintu kamar Gia ia kemudian berteriak "Gia sayang kalo kamu berubah pikiran kasih tau papa ya. Papa tidur dulu kamu jangan bergadang, nanti papa sita seokjin kamu!!"teriak Argus, Seokjin yang dimaksud oleh Argus adalah pajangan besar berbentuk idol kpop yang bahkan Argus sendiri tidak tau mengapa anaknya memajang wajah orang itu didalam kamarnya.
"Kita tidur dulu yuk sayang, nanti aja kita bujuk lagi Gia nya ya."
Marina mengangguk, akhirnya keduanya pun berlalu dari depan kamar Gia.
Kembali lagi kedalam kamar, kepada Gia yang masih menangis sesenggukan. Dalam pikirannya terdapat niat niat buruk untuk mengagalkan perjodohan ini.
Pertama, kabur ( satu satunya yang paling epik, tapi ia harus memiliki tabungan yang besar untuk ini).
Dan yang kedua, memberi Raga kopi sianida.
Yang kedua ini jujur saja sangat ingin Gia lakukan, tapi terlalu beresiko Gia tidak mau masuk penjara.
Gia menghela nafas berat, rasa rasanya ia sedang menghadapi jalan buntu sekarang. Karena terlalu banyak berpikir tanpa sadar Gia tertidur. Biarlah malam ini berlalu, entah apa yang akan terjadi besok dan seterusnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodoh Wasiat Mama
Teen FictionMenikah muda apalagi saat ia masih duduk dibangku sma tidak pernah ada dalam impian Gia, apalagi jika pria yang akan menjadi suaminya itu adalah Raga. Seorang badboy sekaligus ketua geng sekolah yang hobby tauran yang menjabat sebagai musuh bebuyuta...