Mobil hitam yang dikemudikam oleh Genta itu berhenti didepan sebuah rumah sederhana satu lantai. Meski hanya satu lantai rumah itu terlihat asri dan luas. Apalagi tanaman yang tumbuh membuat suasananya semakin menyegarkan mata.
Dua pasangan baru yang sepanjang jalan bertengkar itu sama sama menoleh kearah jendela melihat keadaan sekitar.
Raga, cowok yang beberapa saat lalu telah sah menjadi suami orang itu mengernyit ketika melihat tempat yang mereka kunjungi.
"Kok disini pah? Gak pulang? Papa ada urursan"tanya Raga heran, ia kira mereka akan langsung pulang kerumah papanya.
Genta tersenyum penuh arti, pria paruh baya itu melepas sabuk pengaman lalu menoleh kebelakang.
"Ayo turun,"ucapnya singkat sebelum akhirnya turun dari mobil meninggalkan Raga dan Gia yang masih melongo.
Raga dan Gia pun tersadar keduanya pun ikut turun dari mobil. Mata mereka sama sama bergerylia melihat kondisi sekitar yang mulai sepi karena sekarang sudah pukul 9 malam.
"Ayo masuk, kalian kenapa masih disitu?"ucap Genta mengalihkan atensi Raga dan Gia.
Keduanya mengangguk dan secara serempak masuk kedalam pintu yang ukuran diameternya terlalu kecil untung dimasuki kedua manusia secara bersamaan.
"Lo apaansi! Awas gue mau masuk setan!!"
"Lo yang minggir bego! Lo pikir gue juga gak mau masuk!"
Raga dan Gia terhimpit dipintu keduanya saling menyenggol tak ingin mengalah satu sama lain. Mata keduamya bertabrakan saling melempar tatapan tajam.
"MINGGIR RAGA!"
BRUGHHH
"Awshhh sial!!"
"HUAHAHAHAHAHAHA MAMPUSS!! NYUNGSEB KAN LO."
Gia tergelak kencang ketika Raga terjungkal kedepan saat Gia mendorong Raga sangking kesalnya. Posisi Raga terjatuh sangat sangat tidak elit.
Raga mendengus ia bangkit dari posisinya dan merapikan pakaiannya yang sedikit berantakan.
"Kasar banget si lo jadi cewek!"sentak Raga kencang.
Gia menipiskan bibirnya "mohon maaf lo kan makhluk halus, kalo gue halusin makin halus dong,"katanya mengibaskan rambutnya kebelakang.
Raga menggeram "DASAR NENEK GAYUNG,"
Gia melotot, enak saja dia dikatain nenek gayung.
"LO TUH MANUSIA SETENGAH SETAN!"
"KAMPRET!!"
"ASUUU!"
"BANGKE!!
"JURIGGGG!!"
Genta yang berdiri diambang dapur melongo melihat perdebatan kedua orang yang merupakaan sepasang suami istri.
Genta mengacak acak rambutnya prustasi, ia tidak bisa membayangkan bagaimana jadinya jika mereka ia tinggalkan berdua saja.
Bisa bisa rumah yang ia beli secara khusus ini langsung ludes, bisa saja keduanya sengaja membakar rumah ini sangking kesalnya.
Genta hanya bisa menatap nanar sambil dalam hati ia harus bisa memantapkan hati jika nantinya rumah ini menjadi korban.
Karena sudah tidak kuat mendengar perdebatan anak dan menantunya itu, Genta pun mendekat berusaha melerai Raga dan Gia yang semakin mengganas. Bahkan saat ini keduanya sedang saling menjambak. Ah tidak lebih tepantnya Raga yang tengah dijambak keras oleh Gia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodoh Wasiat Mama
Teen FictionMenikah muda apalagi saat ia masih duduk dibangku sma tidak pernah ada dalam impian Gia, apalagi jika pria yang akan menjadi suaminya itu adalah Raga. Seorang badboy sekaligus ketua geng sekolah yang hobby tauran yang menjabat sebagai musuh bebuyuta...