Malam Pertama

3.6K 272 59
                                    

Raga keluar dari kamar mandi dengan langkah pelan, ia yang tadi menghindari Gia yang mendadak seperti singa dikamar mandi memutuskan untuk sekalian saja mandi dan berganti pakaian, Dan sekarang ia hanya memakai anduk yang melilit pingagnya.

Dengan santai Raga melepaskan handuk yang melilit pinggangnya tanpa memperdulikan Gia yang sudah melotot disudut kamar.

"RAGAAA KAMPRET LO NGAPAINN GANTI BAJU DISINI!!"

Teriakan Gia yang keras menganggetkan Raga, cowok itu melotot dan segera  meraih handuknya lagi cepat cepat. Melilitkannya dipjnggang dengan wajah yang merah padam.

"L-loo ngapain disitu bego?!"tanya Raga gelegapan, ia melupakan bahwa kamar ini terkunci dan mereka sama sekali tidak bisa pergi kemana mana.

Gia tak menjawab gadis itu masih sibuk menutup matanya yang sudah ternoda, sial apa itu tadi yang panjang panjang?

Sesekali matanya mengintip dari sela matanya penasaran, melirik kearah perut Raga yang rata bak aspal jalanan.

"Pa-pake baju lo bego!! Cepetan!!"

Raga mengernyit ia tersenyum miring ketika melihat reaksi Gia yang berlebihan.

Secara teratur Raga berjalan mendekati Gia yang tersudut ditembok, saat Raga maju Gia melotot gadis itu mencoba menghindar dengan cara mundur kebelakang.

Tapi sayangnya tidak ada jalan,

"L-lo mau ngapain?"gugup Gia.

Raga tersenyum miring ia menguci tubuh Gia didinding dengan salah satu tangan yang disimpan didinding. Jarak keduanya sangat tipis Gia bahkan bisa merasakan nafas hangat dari mulut Raga.

"Gi..."panggil Raga dengan nada rendah.

Tubuh Gia meremang, ia menunduk tak berani menatap Raga. Tapi sepertinya keputusan Gia itu adalah hal fatal karena yang ia lihat sekarang justru perut kotak kotak Raga yang seolah memanggilnya untuk disentuh.

Raga menarik dagu Gia keatas memaksa Gia untuk menatap mata tajamnya.

"Bikin anak yuk!"

Gia melotot,

Brughhh

"Akhhhhhh.."

Raga menjerit kesakitan ketika Aset berharganya Ditendang dengan kencang oleh Gia. Ia memeganginya merapatkan kedua kakinya menahan rasa sakit. Nyut nyutan woy! Sakit ini!

"Lo apa apaansi, yang lo tendang itu masa depan kita tau."sungut Ragaa masih memegangi aset berharganya.

Gia menggerakan bibirnya mencibir "masa depan? Masa depan apaan? Masa depan suram yang ada."ketus Gia kesal.

Raga mendengus "lo lupa ini tuh malam pertama kita Gi, ayo bikin anak!!"kata Raga lagi masih belum kapok.

Gia melotot "bi-bikin bikin anak apaan? Lo kata bikin anak gampang hah?"

Raga terkekeh "ya makanya itu ayo dicoba dulu, Percobaan dulu Gi kalo gagal coba lagi."

"Ogah!!" Tolak Gia kencang, Raga ini benar benar dikata minuman ale ale kali yah coba lagi.

"Dosa lo nolak keinginan suami."

Wajah Gia memerah ia gelagapan tak tau harus menjawab apa,

"Ya ya tapikan gue__ Kyaaa Raga jauh jauh dari gue!!!"

Teriakan Gia menggelegar ketika Raga tiba tiba bergerak cepat menerkamnya melompati ranjang yang sedari tadi menjadi penghalang mereka. Gia cepat cepat berlari menghindari Raga yang sudah seperti predator yang hendak memangsa nya.

Raga tertawa puas sekali ia melihat Gia yang ketakutan.

***

"Lo tidur dibawah!"

"Enak aja!! Ogah gue mending tidur disini empuk!!"

"Raga tidur dibawah!! Gue gak mau ya tidur sama lo!!"

"Bodo!! Gue juga ogah! Apaan gak ada empuk empuknya sama sekali tidur sama lo."

Raga dan Gia terus saja adu mulut, kali ini permasalahnya adalah tentang tempat tidur yang hanya satu dikamar itu. Mana kasurnya hanya kasur kecil berukuran single size lagi. Genta benar benar ingin menyiksa Raga dan Gia malam ini.

Ditambah tidak ada sofa sama sekali hanya ada karpet bulu yang kini penempatannya sudah berantakan karena aksi kejar kejaran Gia dan Raga tadi.

Masalah bikin anak itu selesai dengan Ragam yang menertawai Gia habis habisan, puas sekali ia membuat Gia ketakutan.

Sekarang saja Gia tidak berani mendekati Raga yang tengah terbaring diatas kasur itu dengan nyaman. Ia menyentuh Raga menggunakan sapu yang tersedia dikamar itu mencoba membangunkan Raga yang nyaman sendiri.

"Raga.... Gue ngantuk Minggir ke gak ada ngalahnya jadi cowok!"rengek Gia nadanya berubah diakhir kalimatmya. Entah mengapa berbicara dengan Raga tidak pernah Gia tidak negggas sedikit pun.

Raga mengedikkan bahunya tidak peduli "nih sini tidur, cukuplah sama badan kecil lo disamping gue sini."katanya menepuk nepuk sisi kanannya yang hanya menyisakan sedikit ruang untuk Gia.

Gia bergidik ngeri, membayangkan Ragaa yang tiba tiba menerkamnya saja membuat ia ngeri.

"OGAHH!!"

Raga mengedikkan bahunya acuh

"Yaudah, gue tidur dulu,"katanya tak peduli dan malah dengan santainya memejamkan mata.

Gia berdecak, dosa apa ia harus memiliki suami seperti Raga.

"Ga..."

Tak ada tanggapang.

"RAGA...."

Masih tak ada tanggapan, Gia yang penasaran pun mendekat dengan takut takut ia mengibaskan tangannya didepan wajah memastikan Raga benar benar tertidur.

Senyum Gia merekah ketika ia telah yakin bahwa Raga sudah tidur, tangannya bergerak hendak menarik lengan Raga hingga jatuh dengan begitu ia bisa menguasai rnajangnya seoramg diri.

Tapi...

"Kyaaaaaaaaa........"

Brughh

Baru saja ia hendak menarik lengan Ragaa, cowok itu sudah lebih dulu menariknya membuat Gia yang terlambat menyeimbangkan kakinya sendiri terjatuh menimpa perut Raga menimbulkan suara berderit pada ranjang yang mendapat tekanan tiba tiba.

Gia mengerjap, mata Raga perlahan terbuka saling bertatap dengan mata Gia yang melotot kaget.

"Gi...."panggil Raga nadanya rendah menimbulkan perasaan tidak enak dihati Gia.

"Lo harus tanggung jawab,"

Perasaan Gia semakin tidak enak. Ia mengikuti arah pandang Raga, matanya melotot dengan lebarr. Gia dengan cepat berdiri dari posisinya, dan berlari takut takut menuju kamar mandi

"KYAAAAAA BANGSATTTTTT!"

Raga tertawa, ia ikut melirik kearah pangkal pahanya.

Disana,

Ada yang berdiri tapi bukan tiang listrik.

"Anu kenapa kamu ini baperan sekali,"gumam Raga menatap anu, aset berharganya yang tertutup celana dengan prihatin.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 08, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Jodoh Wasiat MamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang