Anemos Vs Xerous 2

1.2K 140 0
                                    

***

Sudah bukan rahasia lagi jika Anemos Geng selalu berseturu dengan Xerous sejak zaman pertama kali kedua geng itu berdiri. Mulai dari permasalahan sang pendiri hingga merambat pada penerus penerusnya.

Termasuk saat Raga memimpin, mata Raga menghunus tajam kearah seorang cowok berbaju acak acakan yang berdiri didepannya dengan wajah angkuh.

Kali ini dua pasukan itu berada disebuah lapangan besar, Raga dan anggota Anemos lainnya sengaja menunggu mereka disana agar Xerous tidak membuat kekacauan disekolah mereka.

"Ternyata Anemos dari dulu gak pernah berubah, selalu ngerebut milik oramg lain."ujar cowok dihadapan Raga sinis

Raga terkekeh "ngerebut matamu, cewek lonya aja yang keganjenan. Dia ngerasa kali kalo cowoknya gak menarik makanya beralih sama gue yang tampan tiada tara."balas Raga sombong menyugar rambutnya kebelakang dengan sok.

"Cieee bawaannya ikat pinggang sama gir, pengecut lo heh,"  sambung Samuel tiba-tiba dengan nada meledek, matanya melirik dengan tatapan jenaka kearah pasukan Xerous yang telah membawa berbagai senjata tumpul dan tajam.

Wajah cowok yang berdiri tepat dihadapan Raga itu memerah, tangannya saling terkepal menahan emosi. Matanya pun tak luput menatap Samuel dengan tatapan tajam.

"Ngapa? Takut lo heh?" Tanyanya dengan nada meremehkan.

Samuel dan yang lainnya saling pandang kemudian tertawa secara bersama sama,

"Takut? Sama orang kaya lo? Idih gak level," timpal Edgar mengedikkan bahunya jijik.

Farez cowok yang berjabat sebagai ketua geng Xerous itu menggeram, tangan bersiap melayangkan satu pukulan diwajah Edgar.

"BACOT LO ANJING!!"

Brughhh

Tidak! Bukan Edgar yang kena melainkan Farez yang kini tersungkur diaspal dengan tidak elitnya.

Raga ditempatnya memalingkan wajah menahan tawa, sedangkan teman teman serta anggota Anemos yang lain sudah tertawa ngakak karena posisi Farez terjatuh sama sekali tidak elit.

"Sakit tuh pasti," ucap Resvan meringis ketika melihat hidung Farez yang tepat sekali terantuk aspal.

"Kasian aspalnya terinfeksi virus yang berasal dari idung mangpet si Farez."sambung Samuel berpura pura sedih, padahal dalam hati sudah membayangkan jika nanti hidung Farez yang mangpet itu bengkok. Pasti Farez akan tambah tampan itulah yang terlintas dipikiran Samuel sekarang ini.

Farez menggeram lagi ia bangkit dari posisisnya dan menatap tajam para lawannya.

"Anjing lo semua!"teriaknya geram.

Raga berdecak "Anjing kok teriak anjing," cibir Raga menyebalkan.

Gigi Farez saling bergemelatuk menahan geram "Bacot lo babi!"

Bughhh

Sebuah pukulan telak hinggap dikedua pipi Raga, Raga meringis pelan ia tersenyum miring karena ia telah berhasil memancing emosi lawannya.

"Serang!!" Seru Raga kencang membuat semua anggota Anemos mulai maju secara serentak membuat pormasi yang sudah diatur dalam strategi.

Raga pun tak tinggal diam ia lalu balas melayangkan sebuah bogeman mentah yang langsung membuat Farez tersungkur.

"Hehehe jatoh mulu mazzz, belajar berdiri makanya," ucap Raga memasang wajah meledek yang menyebalkan.

Farez berdesis ia mencoba bangkit tapi belum sempat kakinya menjejak dengan sempurna diatas tanah, Raga sudah terlebih dahulu melayangkan tendangan memutar yang lagi lagi membuat Farez tersungkur.

Raga terkekeh lagi "tuh kan gue bilang apa belajar berdiri dulu makanya."

Trap

Trap

Trap

Raga berbalik ketika ia mendengar suara langkah kaki dibelakangnya, cowok itu menyunggingnya senyumnya ketikaa beberapa cowok beerslayer logo Xerous mendekat kearahnya. Mereka tidak bertangan kosong melainkan membawa senjata ditangan mereka masing-masing.

Salah satu cowok bertindik tiba tiba menyerang , celurit yang dipegangnya hampir saja menggorok leher Raga jika saja Raga tidak gesit menghindar.

"Wehhhh lo mau tauran apa mau ngarit babi," ledek Raga terekekh geli.

Lawannya mendengus "BACOT!"

Pertarungan terus terjadi sama dalam beberapa menit saja pasukan Farez yang terdiri dari tiga puluh orang itu sudah gugur hampir semuanya. Hanya menyisakan beberapa orang yang sedang dihabisi oleh Samuel dan Edgar.

Samuel dan Edgar melawan lawannya dengan beringas membanting mereka berulang kali meski lawannya sudah terkapar tidak berdaya.

Dengan wajah yang babak belur Farez memutar tatapan, cowok itu berdesis ketika melihat pasukannya telah gugur dengan mengenaskan.

"Awas lo pada!!" Ancam Farez sebelum akhirnya cowok itu berlalu setelah sebelumnya mengomando pasukannya agar pergi dari kawasan lawan.

Semua anggota Anemos berseru senang, melompat lompat girang karena sekali lagi mereka menang dalam pertarungan

"GAS WOYY KE WARUNG MANG IPAN, RAGAA YANG TERAKTIR," teriak Edgar keras yang disambut sorakan girang dari seluruh member Anemos. Tapi berbeda lagi dengan Raga yang kini mendelik kearah Edgar, tak terima.

"Ngapa jadi gue bangke?!"sungut Raga melemparkan botol kosong kearah Edgar tak terima.

Edgar menyengir "lo kan kaya Ga, kali kali sedekah sama orang gak mampu kaya gue," ujarnya tanpa dosa.

Raga mendengus, "sedekah tuh sama anak yatim, bukan anak gak ada otak kaya lo," balas Raga pedas.

Degg

Edgar memegang jantungnya dengan dramtis "Gilaaa!! DAMAGENYA SAMPE KE ARTERI ANJIRRR!!"teriaknya heboh sendiri.

Samuel dan Resvan, adik Edgar hanya menggeleng keduanya saling pandang dengan wajah dramatis.

"Bener kata bang Raga, abang gue emang gak ada otak," ujar Resvan memasang wajah prihatin.

Samuel mengangguk "udah gak punya otak, malu maluin lagi."sambungnya ikut mendramatisir keadaan.
Lalu keduanya pun saling berpelukan dan mengusap bawah mata seolah ada air mata yang mengalir disana.

"Kami segenap dokter di fiilm ikan terbang mengucapkan," ujar Samuel mengode Resvan untuk melanjutkan.

"Selamat tinggal wahai kewarasan." Sambung Resvan melirik kakaknya dengan wajah sedih

Edgar mendengus ia balik mengetok kepala dua manusia itu dengan botol yang tadi dilempar Raga padanya secara bergantian melampiaskan kekesalannya. Entah ia juga tidak tau sebenarnya Resvan itu benar adiknya atau bukan, sepertinya Resvan tertukar.

"Bangke banget lu pada."ketus Edgar yang dibalah tawa ngakak dari Samuel dan Resvan. Bahkan Raga dan seluruh anggota Anemos ikut tertawa menertawakan Edgar yang untuk kesekian kalinya dinistakan oleh Samuel dan adiknya sendiri.

"Dah lah,"pasrah Edgar ia berlalu terlebih dahulu menuju warung mang Ipan sambil menghentakkan kakinya dan memasang wajah so imut.

Jodoh Wasiat MamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang