Ragia || Tamu

1.5K 167 22
                                    

**

Motor matic berwarna merah itu berhenti tepat didepan sebuah rumah sederhana berlantai dua. Gia tersenyum menatap kearah Irsyad yang telah mengantarnya pulang.

"Thanks ya Syad udah anterin gue," ucap Gia tersenyum tidak enak karena merasa merepotkan Irsyad yang telah mengantarnya pulang.

Irsyad terkekeh "santai aja kali Gi, kaya sama siapa aja," balas Irsyad.

Gia ikut terkekeh "mau mampir dulu ga, mama gue tadi pagi masak kue banyak banget."tawar Gia menunjuk kearah rumahnya.

Irsyad menggeleng dengan tidak enak "gak dulu deh Gi, lagian kayanya rumah lo lagi banyak tamu." Jawab Irsyad, Gia mengernyit heran.

"Tamu?"

Irsyad mengangguk.

Gadis itu pun melongokan kepalanya kearah pagar rumah yang sedikit terbuka. Dan benar saja disana sudah ada dua mobil asing yang terparkir dirumah Gia. Dahi Gia mengernyit, apa itu tamu papanya?

"Yaudah gue balik dulu ya Gi."

Gia hanya mengangguk mengucapkan kata terima kasih sekali lagi sebelum akhirnya Irsyad berlalu meninggalkan pelataran rumah Gia.

Setelah Irsyad pergi, Gia pun masuk kedalam rumahnya tapi karena banyak tamu Gia sedikit tidak berani untuk masuk lewat pintu depan. Jadi Gia lebih memilih lewat pintu belakang. Gia takutnya itu benar tamu papanya dan Gia malah menganggu acara perbincangan mereka.

Gia perlu berjalan sedikit melewati taman untuk sampai dipintu belakang. Saat sudah sampai ia langsung masuk membuka pintu yang menghubungkan antara taman dan dapur.

"Loh Gi? Udah sampe? Kok lewat belakang?"

Gia tersentak kaget ketika suara itu tiba tiba hinggap ditelinganya, ia menoleh dan menghela nafas lega ketika tau bahwa itu adalah ibunya.

"Mama ngaggetin aja si," kata Gia sedikit kesal.

Marina terkekeh "lagian kamu kaya maling aja lewat pintu belakang."

Gia menyengir "didepan kayanya banyak orang mah, jadi Gia lewat belakang aja deh hehehe," katanya.

Marin menggelengkan kepalanya "dasar kebiasaan, karena kamu udah disini kamu kekamar gih sana mandi jangan lama lama mandinya nanti mama kekamar kamu."

Gia mengernyit "mama ngapain kekamar Gia?" Tanya Gia heran. Karena merasa sikap ibunya yang tidak seperti biasanya.

"Udah sono, inget langsung mandi jangan main hp dulu." Ucap Marina mendorong Gia hingga membuat Gia hampir terjungkal.

Mata Gia mendelik kearah ibunya

"Mahh kalo Gia ngejungkell terus jatoh gimana? Mamah mau tanggung jawab kalo kepala Gia benjol terus Gia geger otak terus Gia amnesia," protes Gia menyerocoh panjang lebar.

Marina terkekeh "paling otak kamu nambah bego gi," balas Marina pedas.

Gia yang dikatai bego berdecak, meski itu benar tapi Gia gak bego bego banget kok.

"Jahat banget si, Gia ini anak mamah atau bukan? Jangan jangan Gia anaknya Rafi ahmad yang mamah tuker jadi Rafathar."tanya Gia curiga yang langsung mendapat jitakan keras dari sang bunda.

"Mana ada Rafi Ahmad punya anak modelan kamu, udah tukang halu jelek lagi." Balas Marina, Gia mengercutkan bibirnya cemberut ketika mamahnya lagi lagi menistakannya. Tapi sedetik kemudian wajah Gia langsung kembali sumringah ketika pemikiran gila justru terlintas diotaknya.

"Atau jangan jangan, mamah yang ketuker, harusnya Gia anak Nagita Slavina tapi malah ketuker jadi anak ibunda Marina,"

Marina melotot, ia berkaca pinggang "gia...." Panggil Marina dengan nada khas ketika hendak mengomel.

Gia menyengir "iya mama cantik," balas Gia sedikti memundurkan langkahnya.

"Cepet mandi atau kamu mau mama coret dari kk?!" Teriak Marina membuat Gia bergidik ngeri, mamahnya kalo sudah kesal lebih seram dari amukan mantan.

"Iya iya Gia mandi dulu, DADAH MAMA CANTIK TAPI GAK MIRIP NAGITA SLAVINA....." ucap Gia sebelum akhirnya berlari menghindari amukan sang ratu Marina, sambil dalam hati ia menghitung menunggu ibunya mengeluarkan teriakan membahana paripurnanya.

Satu

Dua

Tiga

"GIAAAAA AWAS AJA KAMU MAMA CORET KAMU DARI KK!!!" Teriak Marina kencang sekali sampai membuat Argus (ayah Gia) dan seorang pria paruh baya lainnya masuk kedalam dapur dengan sedikit berlari.

"Ada apa Marina? Kenapa teriak teriak?"tanya Argus khawatir.

Marina menoleh kearah Argus dengan raut kesal "anak kamu tuh mas," adu Marin kesal.

Argus mengernyit "anak aku? Siapa?" Tanya Argus mendadak bodoh.

"Gia lah mas!! Emang siapa lagi!!"balas Marina sedikit ngeggas.

Argus mengerjap "bener juga, anakku kan cuma Gia," gumam Argus menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

Marina mendengus sedangkan pria paruh baya yang berdiri disampingnya hanya menggelengkan kepalanya tak habis pikir dengan temannya yang masih saja seperti ini padahal sudah memiliki seorang putri berusia tujuh belas tahun.

"Dasar gila," gumam pria itu bercicit pelan.

***

Gia memang benar-benar mencari masalah, bukannya mandi gadis itu malah terbaring diatas tempat tidur sambil cekak cekikikan menonton sebuah video di youtube.

"Ganteng banget ya Allah jodoh gue," Gumam Gia menganggumi ketampanan seorang pria yang tengah menyanyi sambil berdance ria.

"Kalo jodoh gue kaya dia, behhhh bahagia sehidup sesurga dah gue," sambung Gia sambil membayangkan pernikahannya dengan semua member boyband korea itu.

"Nanti hari senin gue tidur sama V, Selasa gue tidur sama jung kook, rabu gue tidur sama jimin, kamis sama seok-jin, Jum'at sama suga, sabtu sama RM, minggu sama J-Hope. Ahhhhhhhh bahagia banget pasti hidup gue." Teriak Gia menggeleggar kakinya tidak tinggal diam memukul mukul kasur sangking senangnya.

"MAMAAAAA GIA MAU NIKAH SAMA MEREKA!!!" teriakkk Gia lagi semakin menggila ia bangkit dari kasurnya dan berjoget ria mengikuti irama musik yang tersetel dari layar pipihnya.

Gia terus saja berjoget joget seolah ia adalah seorang idol yang tengah tampil diatas panggung. Bibirnya pun tak tinggal diam melantunkan lirik secara asall.

"Ora iso ora isooo huhuuuuuuu," nyanyi Gia melantur.

Sangking asiknya Gia sama sekali tidak menyadari sosok Marina yang kini wajahnya sudah memerah, berada dibelakang bersiap melemparkan pajangan kamar kearah anaknya.

"GIAAAAAAAA!! KENAPA KAMU BELUM MANDI JUGAA!!!"

BRUGHH

"ASTAGFIRULLAH,"

teriakan Marina menggeleggar bersaut sautan dengan suara tabrakan antara tubuh Gia dengan tong sampah dikamarnya.

Gia menoleh dengan keadaan yang sangat berantakan, ia menggigit bibirnya lalu menyengir kearah Marina yang sudah siap mengomelinya, lagi.

"Eh mamah hehehe,"

Marina mendelik "eh mamah eh mamah! kamu ya!! Bukannya mandi Gia astagfirullah kamu ini anak mamah apa bukan siiiii!!" Teriak Marina kesal.

Gia menyengir "heheh iya ma iya Gia mandi ni ya jangan ngomel dulu tahan dulu bentar," ucap Gia meletakan tangannya untuk menahan Marina yang hendak kembali menyemprotkan omelan.

Gia bangkit perlahan dengan langkah pelan sedikit berjinjit Gia masuk kedalam kamar mandi. Bukannya apa, Gia cuma takut kalo nanti ibunya itu tiba tiba saja melempar pajangan kearah tubuhnya.

Kan gak lucu.

Jodoh Wasiat MamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang