Pagi hari Nisa melakukan kegiatan wajibnya yaitu membantu Ummi mengurus rumah dan mengurus adiknya yang ingin berangkat sekolah.
Setelah selesai semua pekerjaan pekerjaan rumah, Nisa beranjak pergi meninggalkan umminya sendiri dirumah yang semula berijin untuk pergi mengajar di rumah pelangi.
***
Sesampainya di rumah pelangi, di situ sudah ada 2 temannya yang terlihat sedang fokus menerangkan pelajaran yang diajarkan kepada anak anak hari ini, Nisa memutuskan untuk masuk ke dalam ruangan sederhana dan kecil, yang dimana tempat itu adalah tempat untuk menimba dan mengajarkan ilmu bagi mereka semua, rata rata dari mereka berumur 7-8 tahun.
"Tok.tok.tok Assalamu'alaikum" ucap Nisa dengan raut wajah gembira, setelah mengetuk dan mengucapkan salam lalu ia masuk menghampiri semua anak anak dan 2 temannya.
"Wa'alaikumussalam, Kak Nisa!!" jawab anak anak secara bersamaan dengan nada tinggi dan senyuman yang terpampang jelas di wajah mereka.
"Wa'alaikumussalam" jawab Zizah dan Kiki dengan nada rendah dan raut wajah sedih.
"Baik, adik adik kakak yang kakak sayangi, sekarang kalian boleh istirahat dulu sebentar ya, Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarokatuh" ucap Zizah kepada anak anak rumah pelangi, dan dibalas salam dan jawaban "Iya" dari anak anak, lalu mereka pun berlarian kesana kemari di dalam kelas dan kini keadaan kelas yang begitu ramai, 3 sejoli itu akhirnya memutuskan untuk keluar dari ruangan tempatnya mengajar dan duduk lesehan di bawah pohon.
"Ada apa Zah, Ki? kok kalian kelihatan sedih gitu? kenapa mereka disuruh istirahat padahal kan aku baru saja datang?" tanya Nisa bingung, Zizah dan Kiki terdiam dan tak disangka air matapun jatuh dari mata Zizah dan Kiki.
"Ada apa Zah, Ki? kalian kenapa? kok nangis si" tanya Nisa memastikan, dan dibalas pelukan sayang dari kedua sahabatnya itu.
"A-aku dan Zizah mau pindah keluar kota Nis, aku sedih banget dan berat banget buat ninggalin kamu dan anak anak rumah pelangi, aku ngga mau jauh dari kamu Nis, aku gamau kita bertiga terpisah" jawab Kiki sesenggukan yang memelas dan kucuran air mata yang sangat deras.
"Iya Nis kita berdua mau pindah ke luar kota karna Ummi Abi kita mutusin buat tinggal dan beli rumah di sana" tambah Zizah yang juga ditemani dengan tetesan air mata.
Zizah dan Kiki, mereka adalah saudara sepupu, mereka sepupu-an sekaligus sahabat baik dari kecil dan ditambah Nisa, kedua orang tua mereka sangat dekat, sering sekali mereka bersama dan begitu akrab, tak heran lagi jika mereka pindah ke kota pun bersama.
Nisa pov on
Dengan wajah sedih dan bingung akhirnya aku memutuskan untuk berhambur pelukan dan dekapan yang lumayan lama dengan Zizah dan Kiki.
Nisa pov off
"Kenapa kalian pergi Zah, Ki, aku disini sekarang sendiri ngga ada temen lagi, terus sekarang aku ngajar anak anak rumah pelangi sendiri, aku ngga mau kalian pergi" jawab Nisa ditambah kucuran air mata dan ditambah erat pelukan mereka.
Nisa pov on
"Aku ngga boleh paksain mereka, ini adalah keputusan ummi abinya jadi aku ngga berhak buat ngelarang mereka untuk pergi, aku harus bisa ikhlasin mereka, In Syaa Allah nanti kita bakal dipertemukan lagi, kalau ngga di dunia semoga bisa bertemu di surga, Aamiin".
Nisa pov off
Nisa langsung bangkit dan tersadar dari lamunannya "Untuk saat ini aku mungkin belum ikhlas kehilangan kalian, tapi In Syaa Allah aku bakal belajar ikhlas kok, tapi ini pesan dan janji aku yang ngga boleh kalian ingkari ya, pesanku cuman 1 jangan pernah lupain aku sampai kapanpun" jelas Nisa dengan menampakkan senyum di bibir manisnya.
"Iya Nis, kita janji ngga bakal lupain kamu kok" Jawab Kiki dengan membalas senyuman Nisa dengan meneteskan air matanya.
Setelah percakapan mereka bertiga selesai Zizah dan Kiki pun berpamitan kepada anak anak rumah pelangi dan dibalas tangis haru dari mereka, Nisa yang melihatnya ikut sedih dan tak disangka meneteskan air matanya, anak anak rumah pelangi memeluk erat tubuh Zizah dan Kiki sambil menangis sesenggukan.
***
Di tengah perjalanan pulang dengan sepedanya Nisa bertemu kembali dengan pria yang di tabraknya kemarin, dia sedang kebingungan dan celingukan seperti ingin mencari sesuatu, akhirnya Nisa memutuskan untuk menghampiri pria tersebut.
"Assalamu'alaikum, M-maaf kak, a-ada yang bisa saya bantu?"tanya Nisa dengan terbata dan dengan menundukkan kepalanya
"Oh lo yang nabrak gue kemarin ya? kebetulan banget ada lo disini, sebenernya gue mau cari rumahnya Bu Rike, lo tau kan?" jawab pria itu dengan nada memastikan tanpa menjawab salamnya terlebih dahulu
"Saya tau Kak, kebetulan Bu Rike adalah Ummi saya, kalau boleh tau ada urusan apa dengan Ummi saya kak?" tanya Nisa penasaran
"Yee, pengin tau aja lo" celetuk pria aneh menurut Nisa itu
"M-maaf kak" ucap Nisa terbata
🔥🔥🔥
Segini dulu part 4 nya ya, semoga kalian terhibur
Penasaran ngga siapa pria aneh itu? penasaran kan?
Yap, baca part selanjutnya ya, jangan lupa Voment nya
Happy Reading 🍂
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Imamku
Teen FictionDear imamku... Kehadiranmu masih menjadi misteri bagiku. Aku akan menunggumu dalam keikhlasan, walaupun itu lama. Ku ikhlaskan semua harapanku untuk mengabdi kepadamu. Ku serahkan segala cinta untuk menggapai cinta-Nya bersamamu. Kapan kita akan dip...