Bab 2. Pertemuan

20 3 0
                                    

Sore hari, Nisa sedang duduk melamun di ranjang kamarnya dengan matanya yang menatap ke arah jendela, jam menunjukkan pukul 15:30 terdengar panggilan Allah yang dikumandangkan begitu indah bak adzan yang dikumandangkan muadzin yang ada di Tanah Suci, waktunya untuk menunaikan ibadah sholat ashar, Nisa pun bangkit dari lamunannya dan segera melakukan sholat ashar, tak lupa Nisa pun pergi berwudhu terlebih dahulu.

***

Waktu maghrib masih sedikit lama, akhirnya Nisa memutuskan untuk melakukan kegiatan wajibnya dengan teman sejoli nya.

Ketika Nisa hendak menghampiri rumah Zizah dengan sepedanya, tiba tiba diperjalanan Nisa menabrak seorang pria yang sama sama sedang bersepeda tetapi pria itu mungkin tidak Nisa kenali, Nisa sangat merasa bersalah dan pada saat Nisa menabrak pria itu, Nisa sedang melamun lagi, entah apa yang dia pikirkan sampai sampai melamun saat bersepeda.

Akhirnya Nisa memutuskan untuk meminta maaf kepada pria itu tapi dalam posisi menunduk, jelas saja, karena Nisa adalah seorang wanita yang harus bisa menjaga pandangannya.

"S-saya minta maaf kak" lirih Nisa dengan nada yang terbata, pria itu pun bangkit dari duduknya dan mensejajarkan tubuhnya dengan Nisa.

"Makanya kalau mau sepeda-an itu yang fokus, dimana mana orang sepeda-an mah fokus, ngga kaya lo! bukannya fokus malah melamun, mau cari mati atau mau cari korban!!" jelas pria itu panjang lebar dengan nada tinggi yang sontak membuat Nisa kaget dan merasa sangat sangat bersalah.

"I-iya kak, lain kali saya akan lebih hati hati dan fokus, m-maafin saya ya kak".

"Maaf maaf, emangnya luka yang ada di kaki gue bisa langsung sembuh dengan lo minta maaf?!!" tegas pria tersebut.

"Terus saya harus apa kak?" tanya Nisa memastikan.

"Gini gue minta alamat rumah lo aja abis itu lo boleh pergi" tanpa berpikir panjang pria itu menjawabnya dengan jawaban yang sangat membingungkan bagi Nisa.

"A-alamat rumah? buat apa kak?" jawab Nisa bingung.

"Gausah banyak ngomong, tinggal tulis aja alamat lo di handphone gue, terus lo pergi!" jawab pria angkuh itu.

"I-iya" lirih Nisa takut dan dicampuri rasa bingung.

Setelah menulis alamat rumah di handphone pria aneh itu, Nisa pun beranjak pergi meninggalkan pria itu sendiri di tkp tabrakan tadi, sebenarnya Nisa merasa bingung dengan cara pikir pria itu, kenapa orang jatuh ganti ruginya malah minta alamat? biasanya kan minta dianterin ke dokter atau minta ganti uang.

"Huhh emang dasar pria aneh" gerutu Nisa dengan wajah kesalnya tapi masih terlihat cantik, setelah tersadar, Nisa pun langsung beristighfar karena telah memaki pria itu dalam hati.

***

Sesampainya di rumah Zizah, Nisa pun mengetuk pintu rumahnya dengan mengucapkan salam. "Tok.Tok.Tok Assalamu'alaikum" ucap Nisa, lalu terlihat dari balik jendela kaca yang terlihat ada seorang wanita berparuh baya sedang berjalan mendekati pintu.

"Assalamu'alaikum Ummi, Zizah nya ada" tanya Nisa dengan menyalami tangan wanita berparuh baya tersebut, yang tak lain adalah Ummi Zizah yang bernama Bu Mila.

"Wa'alaikumussalam eh ada Nisa, Zizahnya ada di kamar Nis, Ummi ngga tau dia lagi ngapain, kamu masuk aja Nis" jawab Bu Mila dengan tangan yang mengelus-elus lembut pipi Nisa.

"Oh..iya mi.. Nisa permisi ya mi" jawab Nisa sambil melebarkan senyumnya ke arah Bu Mila dengan dibalas anggukan dan senyuman, setelah itu Nisa masuk ke kamar Zizah tak lupa juga untuk mengetuk pintu dan mengucap salam terlebih dahulu.

Zizah Pov on

lalu aku menjawab salamnya dan aku sudah sangat kenal siapa pemilik suara serak itu, bergegas aku membukakan pintu dan mengajaknya masuk ke kamarku, aku sudah paham betul alasan Nisa datang ke rumah, ya pasti untuk mengajakku bersepeda.

Zizah pov off

Setelah Nisa masuk ke kamar Zizah, Nisa melihat temannya itu ternyata sedang melakukan aktivitas beres beres buku dikamarnya, kata Zizah ada sebagian buku yang sudah tidak dipakai lagi, rencananya Zizah akan membagikan buku buku itu ke Rumah Pelangi.

Rumah Pelangi adalah sekolah dasar yang diperuntukkan bagi anak anak jalanan dan anak anak yang tak punya biaya untuk bersekolah, sekolah ini hanya ada 3 pengajar, yang tak lain adalah Nisa, Zizah dan Kiki, setelah selesai beres beresnya kini mereka pergi keluar untuk bersepeda keliling desa tak lupa untuk ijin terlebih dahulu kepada Bu Mila.

Mereka berdua meninggalkan rumah Zizah dan menuju rumah kiki untuk mengajaknya bersepeda.

Ditengah perjalanan tiba tiba Nisa teringat dengan pria tadi, dan memilih untuk beristirahat sejenak di gubuk kecil pinggir kebun teh sembari  menghilangkan rasa lelah di kakinya setelah mengayuh sepeda lumayan lama dan jauh.

"Kenapa berhenti Nis??" tanya Zizah pada Nisa.

"Iya nih kenapa berhenti padahal kan lagi seru" lanjut Kiki.

"Aku kepikiran sama pria tadi yang aku tabrak Ki, Zah" jawab Nisa dengan nada memelas dan tatapan kosong .

"Pria?!! Ditabrak?!!" jawab Zizah dan Kiki kompak dengan nada tinggi yang sontak membuat Nisa kaget dan mengalihkan pandangannya ke arah 2 temannya itu.

"Iya, jadi aku tadi mau ke rumah Zizah, tiba tiba aku menabrak seorang pria, kayaknya pria itu umurnya tidak jauh beda sama kita dan kayaknya dia baru di desa ini, tapi anehnya lagi dia minta pertanggungjawaban dari aku dengan meminta alamat rumahku, menurut kalian aneh ngga?" jelas Nisa dengan pertanyaan balik untuk 2 teman sejoli nya itu.

"Ya emang aneh si Nis positif thinking aja lah mungkin dia niatnya baik atau mau silaturahmi aja ke rumah kamu, eh sebentar tapi kenapa kamu bisa nabrak pria itu?" jawab Zizah yang juga berbalik tanya pada Nisa.

"T-tad.." Nisa menggantungkan pembicaraannya karena ada salah satu dari mereka yang memotong pembicaraan Nisa.

"Dia siapa Nis? Ganteng ngga? Pindahan dari mana dia? Sekarang Rumahnya dimana? Ajakin aku kenalan sama dia dong Nis? Pasti dia ganteng banget, iya ngga? iya dong" tanya Kiki yang bertubi tubi membuat Nisa bingung, dan Zizah jengah dengan 1 temannya yang terlalu fanatik dengan pria.

"Tadi kamu tanya, aku bisa menabrak dia karena apa, iya karena aku tadi naik sepedanya sambil melamun, aku melamun karena memikirkan catatan catatan yang ada di buku Novel ku, jadi novel itu judulnya Dear imamku dan di akhir cerita ada pesan pesan yang intinya gini "Jodohku adalah rahasia Tuhanku" dan aku penasaran siapa jodoh yang dititipkan Allah untukku gitu Zah, dan untuk Kiki aku ngga tau dia siapa dan dari mana, yang jelas aku ngga liat wajahnya karena aku terus menunduk dan menjaga pandanganku Ki" jawab Nisa Panjang dan beruntun.

***

Sepulang bersepeda Nisa segera mandi dan bergegas untuk menunaikan sholat maghrib, setelah selesai sholat Nisa berdo'a dengan khusyuk dan tidak ia sangka ia meneteskan air matanya.

"Ya Allah, engkaulah sebaik baik perencana, bimbinglah dan tuntunlah aku ke jalan yang engkau ridhoi dan berikanlah petunjuk kepadaku agar aku mengetahui siapa jodoh yang dititipkan-Mu untukku, ampunilah segala dosa dosa yang pernah aku perbuat, ampunilah aku Ya Allah, Aamiin Allaahumma Aamiin" pinta Nisa dan diakhiri dengan sapuan telapak tangan ke wajahnya.

Selesai berdo'a tak lupa Nisa membaca Al-Qur'an walaupun hanya 2 lembar dan diakhiri dengan hamdalah.

Terdengar suara Ummi yang memanggil Nisa untuk melakukan kegiatan makan malamnya, lalu Nisa beranjak keluar kamar dan duduk di meja makan dengan Ummi dan adik bungsunya yang bernama Fatimah.

Introduction

Fatimah Ardani adalah adik Nisa yang sekarang berusia 15 tahun, Fatimah sering dipanggil dengan nama Fafa, sifatnya yang agak sedikit pemalu membuatnya susah untuk bergaul.

🦋🦋🦋


🔥🔥🔥

Gimana? part 2 nya seru ngga? atau malah gajelas? hehe maaf belum terlalu pandai bikin cerita soalnya

Gapapa.. kita next part 3 nya, tapi jangan lupa Vote dan Komennya ya, biar author bisa tau kesalahan kesalahan apa yang harus author perbaiki 😊

Happy Reading 🍂

Dear ImamkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang