Bab 12. Hari H

14 2 0
                                    

Hari pun berlalu, tak terasa sekarang sudah hari Jum'at, yang dimana gadis cantik bernama Nisa akan segera melepas masa gadisnya, Nisa akan dikhitbah oleh seorang Pria berparas tampan, bersifat dingin, namun berhati baik.

Jam menunjukkan pukul 04:10, Nisa bangun lebih awal dari Ummi dan adiknya, Nisa segera ambil wudhu dan beranjak sholat, dan tak lupa untuk berdo'a terlebih dahulu.

Setelah selesai sholat, Nisa langsung keluar dari kamarnya dan melihat Ummi serta adiknya yang tengah duduk di meja makan.

"Baru aja Fafa mau panggil, eh kakak udah dateng aja" ucap Fatimah yang dibalas senyuman dari Nisa.

"Udah sini duduk sayang, udah hampir jam 5 ini, habis selesai makan kamu langsung siap siap dan ganti baju, Ummi sama Fatimah udah siap dari tadi".

"Iya Ummi" ucap Nisa dan Nisa menyegerakan dirinya untuk makan, setelah selesai makan ia langsung ganti baju dengan baju yang akan dikenakannya nanti saat pernikahan.

"MaaSyaa Allah, anak Ummi cantik sekali, walaupun kamu pakai khimar tetapi cantiknya masih kelihatan" kata Bu Rike dengan sejuta senyuman yang terpancar di wajahnya.

"MaaSyaa Allah, bener kata Ummi kak Nisa cantik banget, kakak udah kaya bidadari ber-khimar putih aja, hahaha, pasti Kak Raffi nya langsung jatuh hati sama Kakak eh kalau ngga jatuh.. ya nyungsep dah tu hahaha" ucap Fatimah dengan gelagak tawanya.

"Fatimah". ucap Nisa kepada adiknya dan diikuti dengan tawa.

"Hehe maaf kak".

***

Sesampainya di rumah Nisa, Raffi turun dari mobilnya dan melihat ada gadis ber-khimar dan bergamis syar'i putih yang sedang duduk di depan rumah Nisa, siapakah dia? gumam Raffi.

"Kak Nisa itu kak Raffi nya udah dateng, ayo kak samperin" ucap Fatimah memerintah dan diangguki oleh Nisa.

"Emm a-ayo, duduk dulu, Ummi ada di dalem, Bu Diana Pak Winata dan Dina dimana?" tanya Nisa yang sedikit terbata.

"Mereka sudah di Masjid, kita ngga usah duduk dulu, kamu panggil aja Ummi sama Fatimah suruh siap siap dan langsung berangkat" jawab Raffi dengan wajah seperti biasa.

"I-iya" Nisa langsung pergi meninggalkan Raffi dan langsung segera menemui Ummi dan adiknya.

"Jadi dia Nisa, ngga nyangka gue, dia cantik banget walaupun pake khimar, ngga salah Mama Papa Jodohin gue sama dia" gumam Raffi dan dengan senyum yang sangat lebar.

***

"Bagaimana para saksi Sah? Sah!" Ucap Pak penghulu yang terlontar dari mulutnya dan beberapa orang disana yang menjadi saksi dan setelah itu dilanjutkan dengan berdo'a, Nisa dan Raffi sangat senang akhirnya mereka sudah sah menjadi sepasang suami istri, tak hanya mereka berdua Bu Rike, Bu Diana, Pak Winata, Dina, Fatimah dan orang orang yang ada disana pun ikut bahagia.

"Mempelai wanita, ayo cium tangan suamimu dan untuk mempelai pria cium kening istrimu" ucap Pak penghulu.

"Apakah aku sudah benar benar halal dengan pria ini Ya Allah?" batin Nisa.

"Hah cium? ngga salah?" batin Raffi dengan jantung yang sedikit berdebar debar dan ingin tersenyum namun malu dengan semua orang.

"Ayo sayang.." ucap Bu Rike kepada Nisa dan Raffi.

Akhirnya Nisa mencium tangan Raffi yang notabene adalah suaminya, dan Raffi mencium kening Nisa yang notabene adalah istrinya.

Selesai acara Khitbah, Keluarga Winata dan Keluarga Nisa langsung pergi dari Masjid untuk pergi ke gedung tempat resepsi berlangsung.

Disana ada banyak sekali tamu tamu yang datang, jelas saja karena Bu Diana mengundang semua teman temannya, dan Pak Winata mengundang seluruh karyawan karyawan yang bekerja di kantornya, lalu Bu Rike hanya mengundang kerabat kerabatnya serta tetangganya saja itu pun tidak banyak lalu, sedangkan Raffi mengundang semua teman teman dan semua mantan mantannya, pikir Raffi jika seluruh mantannya di undang dan datang, mereka semua akan menyesal dan merasa iri pada dirinya, namun semua pikiran Raffi itu nihil, tidak ada mantannya yang iri ataupun menyesal melihat Raffi menikah, karena semua mantannya membawa pacar pacar nya untuk ikut datang.

Di sisi lain, Nisa yang sedari tadi duduk di kursi pelaminan bersama Raffi dan melihat semua teman teman Raffi, Nisa sangat merasa heran karena tidak ada satu perempuan pun yang mengenakan jilbab, mereka datang dengan mengenakan gaun ketat yang panjangnya di atas lutut, jelas saja Nisa merasa heran karena Nisa tidak pernah melihat orang orang disekitarnya yang memakai baju tersebut.

Nisa tiba tiba teringat dengan kedua sahabat sejolinya, di acara pentingnya mereka berdua tidak hadir untuk melihatnya, Nisa sangat sedih karena selama ini mereka tidak pernah ada komunikasi sama sekali, tak disangka air mata Nisa pun jatuh membasahi Khimar putihnya, Raffi yang melihatnya pun langsung bertanya.

"Kamu kenapa nangis?" tanya Raffi pada Nisa dengan sedikit cemas.

"A-aku jadi keinget sama sahabat sahabatku, mereka semua tidak hadir di sini, mereka tidak tahu aku menikah" jawab Nisa dengan kucuran air mata yang semakin deras.

"Udah jangan nangis, nanti kita cari mereka" sahut Raffi yang berusaha untuk menenangkan dan menghapus air mata Nisa menggunakan tangannya.

Seketika Nisa kaget dan heran, Nisa bertanya pada dirinya, kenapa sikapnya sangat berubah? apakah sifat cueknya sudah mulai pudar?

"T-tapi mereka ngga ada disini, mereka semua udah pindah ke kota" jawab Nisa terbata

Ketika Raffi ingin menjawab, tiba tiba ada 2 sahabat Raffi yang ingin bersalaman sekaligus mengucapkan selamat padanya tetapi tidak pada Nisa, Nisa tidak mau bersalaman dengan yang bukan mahramnya.

Mereka adalah Arya Wiguna Saputra dan Zidan Aditama, mereka juga sahabat dari kecil sama seperti Nisa, Zizah dan Kiki, mereka ber2 terkenal sangat periang dan selalu bercanda dalam segala urusan, Arya dan Zidan baru saja tiba di sini karena mereka dari Kota.

"Hey Avici!, tak kusangka akhirnya kau melepas masa lajangnya terlebih dahulu dibandingkan saya dan si Ami" ucap Arya dengan nada seperti ingin berpuisi.

"Eh bocah kemarin sore, jijik banget gue liatnya" ucap Raffi jengah.

"Tau ni si ucup ada ada bae, bilang aja lo iri, pengin cepet cepet nikah sama si Slada" sahut Zidan dengan candaan.

"Salda bukan Slada b*g*!" tegas Arya.

"Ya maap, ojo galak galak kaya kue to, hahahaha" jawab Zidan meledek dan diikuti tawa oleh Raffi dan Nisa.

Author pov on

Avici adalah panggilan sayang untuk Raffi, sedangkan Ami untuk Zidan, dan Ucup untuk Arya.

Author pov off

🔥🔥🔥

Alhamdulillah SAH😁
Oh iya Author tambahin pemerannya biar ngga sepi hehe

Penasaran sama kelanjutannya? next baca part selanjutnya ya

Jangan lupa Vote dan Komen

Happy Reading 🍂

Dear ImamkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang