"Lisa-ya..." Jennie memanggil Lisa yang tengah asik bermain Nintendo Switch dalam genggamannya."Hem."
"Apa Jiyong Oppa sudah menghubungimu?" Tanya Jennie dengan tatapan penasaran pada Lisa.
"Mola! Aku belum melihat ponselku seharian ini. Ada apa Eonni?"
"Ani! Dia tadi menghubungiku untuk menanyakanmu."
"Apa Jiyong Oppa, sudah gila?! Apa sih maunya? Apa pantas dia menanyakanku padamu?!" Sungut Lisa kesal.
Jennie menarik napasnya keras. "Tidak apa, Lisa-ya. Aku yang memang ingin membantunya untuk bisa kembali lagi padamu. Anggap saja ini bukti kesungguhan dari penyesalanku dulu." Kini dia tersenyum. Namun terlihat palsu di mata Lisa.
"Kenapa hanya kau yang menyesal, Eonni? Kalau dia lupa, perselingkuhan kalian dulu itu melibatkan 2 orang manusia! Kau dan dia! Kemana pikirannya hingga dia bisa menginginkan aku lagi? Sakit jiwa!"
"Lisa-ya... Oppa pun menyesal, maka dari itu dia ingin memperbaiki kesalahannya. Berilah dia kesempatan."
"Berhenti menjadi munafik, Eonni! Aku tahu kau masih mencintainya! Tidak. Aku tidak akan pernah mau kembali pada Jiyong Oppa. Katakan itu padanya!" Lisa bangkit dan bergegas keluar dari Studio, menjauh dari kakaknya itu.
"Lisa-ya... Mian!" Cegah Jennie menahan kepergian Lisa.
"Kalau Eonni memang benar-benar menyesal, kumohon berhenti menjadi pahlawan kesiangan untuk hidupku. Aku tidak butuh Jiyong Oppa! Sungguh, Eonni." Lisa melepaskan tangan Jennie yang tengah menahan sikunya, melanjutkan langkahnya untuk segera menghilang dari hadapan wanita itu.
"Nde... Mian, Lisa-ya..."
"Aku pergi ya, Eonni. Manager Oppa sudah menungguku dibawah."
🌈🌈
Halo Steve. Bagaiman kabarmu?
Aku mau tanya. Apa Tuanmu masih sibuk? Aku hanya ingin memastikan padanya; mobil pemberian darinya itu harus kukembalikan kemana, ya?
Tolong kabari aku secepatnya.
Lisa memandang pesan yang dikirimnya ke Steve untuk kesekian kalinya, lalu meleparkan ponselnya itu ke sisi terjauh dari kursi di mobil van yang tengah di kendarai oleh managernya.
Menunggu jawaban dari sesuatu yang belum pasti itu sangat menyebalkan, apalagi ini berhubungan dengan pria yang sudah mengacaukan perasaannya belakangan hari ini.
Gongyoo secara konsisten tetap melaksanakan semua kewajibannya untuk Lisa. Memberi penjagaan dan pengawalan extra, memenuhi semua kebutuhannya tanpa diminta, bahkan pagi tadi sebuah mobil listrik sudah terparkir manis di slot private parkir garasi miliknya. Mobil yang Lisa tahu memiliki harga yang fantastis, namun tetap membuat hatinya meringis kala si pemberi hadiah itu tidak pernah menunjukkan eksistensinya sejak perseturuan terakhir mereka malam itu.
Membuka dan menutup mulutnya, mempraktekkan healing therapy yang selama ini diikutinya, Lisa butuh menghilangkan keresahan hati dan pikirannya saat ini.
Tring.Tring.Tring.
Bunyi dentingan pesan masuk membangunkan Lisa yang tanpa sengaja terlelap di perjalanannya ke tempat shooting hari ini. Meraih ponsel miliknya, Lisa menatap layar dengan tatapan menyipit, menyesuaikan sinar tajam yang menerpa matanya dan juga untuk fokus membaca setiap kata yang tertulis di dalamnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Money
General FictionL.M Mungkin orang akan mengira inisial itu untuk Lalisa Manoban. Namun, tanpa banyak orang tahu; L.M adalah inisial untuk tujuan hidup seorang Lisa, L.M adalah Love Money! UANG! Satu kata kramat itu yang selalu Lisa anut. Hanya 4 huruf itu yang ada...