11

30 11 0
                                    

Aku masih di rumah Theo hingga siang hari, padahal niatnya mau nungguin sampe dia tidur, baru aku pulang. Eh, bukannya tidur dia malah ngajak ngobrol:v

Gapapa sih, jadi nya aku gak di rumah trus.

Saat aku hendak pulang, Theo bilang tunggu sebentar, dia ingin ke kamar mandi dan menyuruh ku menunggu di pintu depan. Katanya sih mau bilang 'sesuatu' makanya aku di larang pulang.

Ketika aku berjalan keluar hendak ke taman, tiba tiba ada kaki yang menghalangi jalanku, sampai aku terjatuh. Aku meringis kesakitan.

"Mampus lu" aku melihat ke arah suara itu.

Giselle, temannya Theo itu berdiri menatap ku dengan sinis.

Ck, si goblok ini lagi. Batinku.

Aku langsung bangkit.

"Eh kampret, maksud lo apa?" Ucapku, no selow

"Apaan sih gaje" dia memutar bola matanya, pura pura tak melihat ku.

Astagfirullah, bunuh orang dosa ga sih?
Ya dosa, tapi nih orang minta dibunuh deh kayaknya.

"Gausah sok deket sama Theo, Lo itu bukan siapa-siapa nya dia" cerocosnya lagi.

"Lah emang Lo siapanya? Ponakan? Cucu?" Aku masih tidak selow.

"Gue gebetan nya" ujarnya sambil menatap tajam padaku.

"Alah tai" aku bergumam, tak percaya sama sekali.

"Lo bilang apa?!" Dia berteriak sengaja, agar membuat heboh

Aku melihat nya dengan santai

"T-A-I" aku mengulangi perkataan ku.

Dia marah, saat hendak menamparku, ada tangan seseorang yang menahannya. Itu tangan Theo.

Theo menatap Giselle tajam, lalu melepaskan tangannya.

"Berisik banget lu. Gue mau istirahat" cetus Theo.

"T-tapi kak! Aku mau jenguk kakak!" Giselle memelas meminta masuk.

"Ga perlu, ngeliat muka lu aja bisa-bisa gue gak sembuh-sembuh" Theo lalu menutup pintu.

Aku tertawa.

"Ya elah, kesian banget di tutupin pintu ma gebetannyaa" ledekku

Dengan muka garang, dia lalu mengejar ku yang sudah duluan naik motor dan ngebut langsung pulang.

Di jalan..

Padahal tadi Theo mau ngomong sesuatu dah, tapi apa ya? Dah la, gara gara tu cewek kampret saya badmood.

Setelah sampai di rumah, aku meletakkan helm dan memasukkan motorku ke samping rumah.

Dasar cewe aneh, gatau malu, urat malunya dah putus kali ya? Aku ngedumel sambil melepas sepatuku.

"Wah, adek kesayangan abang udah pulang ternyata"

Aku mendengar suara yang sangat ku kenal, hampir tak percaya saat ku melihat nya. Bang Jeno!! Huaa aku langsung memeluknya sambil menangis sesenggukan.

Bagaimana tidak, sudah hampir 2 tahun kami tidak bertemu, gara gara dia yang sibuk dengan kuliahnya.

"Abang lama banget sih! Sibuk banget sama kuliah sampe ngelupain adeknya" aku masih menangis di pelukannya.

"Ututu tayang, udah ya jangan nangis, nanti cantik nya ilang loh."

Sambil mengusap lembut rambutku, dia tersenyum. Senyuman nya membentuk eye smile, yang membuatnya semakin tamvan paripurna.

THEO | Ten LeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang