25

29 8 0
                                    

Jum'at pagi, Jum'at bersih, Jum'at sehat.

Pagi ini kami sekeluarga udah sibuk bersih-bersih, aku nyapu in halaman rumah, Lucas motongin rumput, Hendery bantu papa nanam bunga. Trus mama nya nyapu di dalam rumah dibantu Jeno.

"Woi nyapu tuh yang semangat dikit dong!"

Aku merengut mendengar teriakkan Hendery, ingin rasa melempar gagang sapu ini ke wajah tamvan nya itu. Tapi jangan deh, bisa-bisa aku di ceramahin papa 24 jam nonstop.

Aku hanya melanjutkan tugas menyapu ku, mengumpulkan daun kering, lalu membakarnya.

"Rajin banget adeknya Lucas" aku langsung noleh ke asal suara itu.

"E-eh bang John, gimana kabarnya bang?" Ujarku senyam-senyum gak jelas.

"Baik kok, tumben tuh abang-abang kamu rajin semua" celetuknya yang melihat kesibukan Lucas dan Hendery.

"Alhamdulillah bang jarang-jarang, eh btw ngapain kesini bang?"

"Aduh gak boleh kesini ya, yaudah deh gue balik aja" dia kemudian berbalik.

"Eh nggak bang! Boleh kok, tumben aja gitu datang sendiri biasanya kan sepaket"

Johnny tertawa kecil, "sebenernya gue gak ada tujuan kesini sih, cuma mau liat tempat ini, yang bekas cafe Mak gue" dia memandang bangunan besar yang bekas tempat cafe itu.

"Oohh" aku manggut-manggut.

"Untung banget gak jadi dijual beliau, kan bisa gue pake buat usaha kerja" tuturnya lagi.

Mataku melebar,
"Mau di jadiin apa bang?"

"Johnny's Cafe" ujarnya, sambil tersenyum senang membayangkan Cafe nya itu.

"Wowwwwww" aku bertepuk tangan, tanpa suara.

"Kalo gitu gue balik dulu ya, nanti gue kabarin deh peresmian nya," serunya sambil melambai dan menjauh pergi.

"Okey..." Aku balas melambai pada laki-laki jangkung itu.

Setelah selesai bersih-bersih, aku lalu masuk ke rumah dan terduduk di sofa, capek plus panas banget, mana haus lagi.

Aku beranjak ke dapur, mencari minuman dingin. Saat aku ke dapur, aku melihat mama ku yang sedang menelepon seseorang.

Setelah beberapa kali meneguk air dingin, mama tiba-tiba mengejutkan ku.

"Kenapa ma?" Tanyaku bingung.

"Tolong anterin baju nya Tante Taeyeon, ketinggalan tadi pas di butik" ujar mama sambil menyerahkan kantong kertas padaku.

Aku mengangguk, menerima kantong kertas itu lalu pamitan pada mama.

Tante Taeyeon adalah pelanggan mama, dia orangnya agak pelupa. Makanya sering ketinggalan sesuatu. Setelah mengantar baju yang tertinggal itu, aku memutuskan untuk kerumah Theo juga, karena rumah Tante Taeyeon tak jauh dari rumah Theo.

"Assalamualaikum.." aku mengetuk pintu rumah nya.

"Waalaikumsalam, oh, mbaknya mau ketemu tuan muda?" Sapa asisten nya waktu itu.

Aku mengangguk kecil sambil tersenyum.

Dia lalu membukakan pintu dan mempersilahkan ku masuk.

Oh aku tidak langsung duduk, aku langsung menaiki tangga menuju kamarnya Theo.

Aku lalu mengetuk pintu kamarnya, gak ada respon. Aku ketuk lagi, gak ada respon juga. Ah, tunggu aja deh dulu. Aku lalu berbalik, hendak turun dan duduk aja di sofa. Tapi sebelum itu, ketika aku berbalik, aku di kejutkan dengan laki-laki yang berdiri sedari tadi. Menatap ku dengan dingin.

THEO | Ten LeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang