28

24 8 2
                                    

"Kak dengerin dulu penjelasan ku!" Giselle menarik lengan Kun, sedangkan pacarnya itu benar-benar sudah muak dengan tingkah gadis itu.

"Kak!!" Giselle merengek, menarik lengan baju Kun, Kun terdiam di tempat, tangannya dikepalkan.

"Kak, plis.. dengerin aku.." gadis itu terisak di dada Kun, lalu memeluk laki-laki itu.

Kun lalu melepas pelukan Giselle secara paksa. Lalu menatapnya dengan wajah datar.

"Kita putus"

Giselle terkejut, dia melotot pada Kun.

"Kenapa?!"

Kun mendecih, "gausah sok bego lu, gue udah tau semuanya"

Giselle terdiam, tangannya masih meremat lengan baju Kun.

"Lu selama ini gak pernah ngehargain gue Sel, disaat gue mikirin lu, lu malah mikirin cowok brengsek itu!" Kun mengarahkan telunjuknya tepat di wajah Giselle.

Giselle mengangkat wajahnya, masih terisak.

"Itu gak benar kak! Aku sayang sama kakak! Plis jangan pergi.." dia hendak memeluk Kun lagi, tapi di tepis olehnya.

"Kamu harusnya sadar, gak semua orang bisa tulus cinta sama seseorang. Dan gak semua hubungan itu gak ada masalah nya. Jangan kamu pikir masalah kita bisa kamu bawa ke orang lain.." nada bicara Kun mulai merendah.

"Maaf kak.." Giselle menundukkan kepalanya dalam-dalam, dia merasa bersalah.

Kun tertawa garing, "Mudah banget ya ngomong maaf, setelah semua yang kamu lakuin"

Giselle meneteskan air matanya, perasaan bersalahnya semakin besar.

"Kalau dari sejak awal, sebelum pacaran kamu bilang, aku gak bakal berjuang kayak gini" tutur Kun, dia hanya tersenyum tipis.

"Kakー"

"Kamu harusnya bilang dari awal, kalau kamu suka sama Theo. Dengan begitu aku bakal nyerah, aku bakal lupain kamu"

Giselle menatap Kun, tangisnya tak kian berhenti.

"Gini ya rasanya, mencintai sepihak" lagi-lagi Kun tertawa, dia merasa sebentar lagi akan gila.

"Kak pliss.. aku minta maaf.." tangis Giselle semakin menjadi. Apalagi cuaca sedang mendung, lalu hujan mulai turun dan mengguyur mereka berdua.

Kun mulai bodoamat, dia pergi meninggalkan Giselle sendirian yang kehujanan.

...

Sejak kejadian kemarin itu, Giselle putus dengan Kun. Meski ada sebagian rasa bahagia di dalam diri Giselle, karena dia udah putus. Tapi, ada juga sedikit kesedihan, karna dia udah kehilangan orang yang selama ini ngasih perhatian lebih ke dia.

Giselle tahu, dia pantas mendapatkan ini. Rela kehilangan laki-laki yang tulus mencintai nya, demi laki-laki yang tidak menyukainya sama sekali, bahkan terlibat kesalahpahaman.

Kun yang awalnya bersahabat dengan Theo, harus menyimpan dendam terhadap sahabat nya sendiri. Karena dia pikir, bahwa Theo lah yang selama ini merusak hubungan mereka.

...

"Ma pa! Adek berangkat dulu yaa, assalamualaikum" aku berlari ke luar rumah. Lalu menaikki motor ku dan pergi menuju butik mama. Yaps, hari ini aku udah mulai kerja lagi!

Sesampainya aku di butik, aku langsung berberes. Merapikan kain dan baju-baju, juga aksesoris lainnya. Setelah itu duduk di meja kasir, sembari nunggu pelanggan masuk, aku streaming MV dulu, sambil melipat beberapa pakaian untuk di jual.

10 menit kemudian, tiba-tiba ada yang masuk ke butik.

"Kamu kok tau aku disini?" Mataku melotot menatap Theo yang senyum-senyum lalu duduk di depanku.

THEO | Ten LeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang