1. YUSABIHHU LILLAAHIMAA FIS SAMAA WAATI WAMAA FILARDI LAHUL MULKU WALAHUL HAMDU WAHUA 'ALAA QULLI SYAINGQADIIR.
Artinya : 1. APA ADA YANG DI LANGIT DAN APA YANG ADA DI BUMI SENANTIASA BRRTASBIH KEPADA ALLAH; MILIK-NYA SEMUA KERAJAAN DAN BAGI-NYA (PULA) SEGALA PUJI; DAN DIA MAHAKUASA ATAS SEGALA SESUATU. (Qs. AT-TAGAABUN 1)
...
Setelah Helmi mencuci pakaian Kitmir ia segera membawanya di halaman asrama untuk dikeringkan.
Di dalam perjalanan ia dicegat oleh salah satu pelayan yang lumayan senior, sebut saja dia Syira.
"Hei ... kamu Helmi, 'kan?" kata Syira sembari menepuk pundak Helmi yang saat itu sedang membawa cucian.
Helmi terdiam sembari melihat seorang wanita yang kira-kira berusia dua puluh empat tahun tidak mengenakan jilbab dan berpakaian seksi.
"I-iya, saya Helmi."
"Kalau pekerjaan kamu sudah selesai, kamu ke kamar saya, ya!" pinta Syira dan dijawab oleh Helmi dengan anggukan.
...
Setelah Helmi mengerjakan tugasnya, ia pun segera menuju kamar Syira.
Tok! Tok! Tok!
Helmi mengetuk pintu kamar Syira.
"Tunggu!" teriak Syira, "masuk!" lanjutnya.
Mereka berdua duduk di tepi ranjang dan pandangan Helmi tak lepas pada beberapa poto yang terpajang di kamarnya.
"Helmi ... kamu islam?" tanya Syira.
Helmi terdiam sejenak dan berpikir apakah dia harus menjawab jujur atau tidak? "Ee ... saya keluar dari islam."
"Hmm ... tapi, bagai mana dengan jilbabmu?"
"Saya masih butuh waktu untuk menanggalkannya."
Syira mengambil sesuatu dari dalam tasnya. Sepertinya Syira adalah seorang yang beragama islam, itu terbukti saat ia melihat Al-qur'an yang terbungkus kertas hitam.
Hal itu membuat Helmi bertanya-tanya, sebenarnya dia memang islam atau mau menjebaknya saja?
"Ee ... kamu islam, ya?" tanya Helmi memandang wajah Syira.
Syira tiba-tiba memeluk Helmi. "He-helmi ... saya tahu kalau kamu adalah orang islam. Nasib kita sama Helmi ..." kata Syira dalam tangisnya.
Helmi membalas pelukan Syira dan masih bingung sebenarnya apa yang dibicarakan Syira.
"Empat tahun yang lalu ... kedua orang tua dan kedua saudara saya terbunuh oleh orang kafir laknat itu," terang Syira dalam tangisnya.
Helmi mulai paham ... Syira memang adalah seorang muslimah. Helmi merasa bersalah karena sudah membohongi Syira beberapa saat yang lalu.
Empat tahun yang lalu
Pada saat itu Syira, Zahir, Rahma dan kedua orang tuanya sedang tertidur pulas pada malam hari.
Mendadak tidur mereka terganggu setelah mendengar suara ledakan yang sangat besar.
Boom!
Boom!
Suara ledakan tersebut berulang selama sepuluh menit. Syira, Zahir, Rahma dan kedua orang tuanya mulai cemas, karena tentara Israel akhir-akhir ini memang sering menyerang tanah Palestina meski saat bulan Ramadan.
Terlebih lagi setelah dua tentara Palestina memasuki rumahnya dengan kasar yang membuat Syira dan keluarganya merasa takut.
"YA ALLAH ... YA RAHAMAN ... YA RAHIIM ... lindungulah keluarga hamba-Mu ini YA ALLAH ..." rintih Syira.
Rahma memeluk adiknya dengan erat sembari berusaha menenangkannya. "Sayang ... tenang saja. Allah tidak buta, Dia pasti akan menolong kita ..." rintih Rahma meskipun dia juga sangat takut pada saat itu.
Door!
Terdengar suara tembakan dari ruang tamu. Yang membuat ayah dan ibu Syira keluar untuk melakukan negosiasi.
Namun ....
Door!
Door!
Suara tembakan kembali bergema di rumah itu yang membuat Syira ketakutan.
Zahir sebagai kakak laki-laki dan paling tua memeluk kedua adiknya. "Sayang ... Kakak keluar dulu, ya!" katanya dalam tangis.
Buk!
Buk!
Suara tinjuan terdengar jelas di telinga Syira dan Rahma kakak perempuannya.
Rahma memeluk Syira dengan erat. "Sayang ... a-apa pun yang terjadi kamu harus ... berpegang teguh pada agama, Kakak harus pergi."
Rahma pun menyusul keluar untuk membantu kakaknya. Betapa terkejutnya Rahma setelah melihat kedua orang tuanya tersungkur penuh darah di atas lantai. Sementara itu Zahir masih berjuang untuk mengalahkan kedua tentara laknat tersebut.
Buk!
"Eh ..." erang tentara laknat itu setelah mendapat pukulan keras dari Zahir.
Rahma di landa ketakutan yang sangat dan terduduk di lantai. Rahma sedikit terkaget setelah melihat salah satu dari tentara Israel tumbang.
Dengan keberanian Rahma mengambil senjata Israel tersebut dan membidik tentara lainnya yang sedang bergulat dengan kakaknya.
Tangan Syira bergetar memegang senjata itu dan menarik pelatuknya dengan jantung yang berdetak kencang. "Bismillaahirrahmaanirrahim ...."
Door!
Suara tembakan tersebut kembali bergema dan berhasil mengenai tentara itu. Dengan kegembiraan yang luar biasa ia menghampiri kakaknya.
Namun ....
Peluru dari senjata tersebut juga berhasil menembus perut kakaknya yang membuat Rahma berteriak dengan sekeras-kerasnya.
"Aaa ... Kakaka! M-maaf, Kak ..." kata Rahma dalam tangisnya.
"Sa-sayang ... kamu sudah--" Omongan Zahir terhenti setelah melihat Rahma ditusuk sebilah pisau dari belakang oleh tentara yang pingsan tadi.
Rahma meneteskan air matanya. "Ka-kak ..." tubuh Rahma terjatuh di lantai, sementara itu Zahir pun sepertinya sudah tidak bisa menahan rasa sakitnya.
Sementara itu, Syira menangis sejadi-jadinya melihat kedua orang tua dan kakaknya meninggal secara tragis di tangan tentara Israel.
Setelah melihat keempat mayat yang ia cintai, Syira segera berlari sekuat tenaganya. Akan tetapi, di tengah jalan mendadak kepalanya yang pada saat itu masih mengenakan jilbab dan tubuhnya masih terjaga dengan baju syar'i terasa sakit .
Perlahan-lahan seluruh tubuhnya melemas dan pandangannya mulai kabur. Hingga membuatnya tersungkur di tanah.
Saat sadar Syira sudah berada di kamar ini dan sudah mengenakan baju yang seksi seperti ini.
...
Sekarang ....
Helmi masih memeluk erat Syira sembari meneteskan air matanya. Helmi juga seperti itu ... ma-maafkan saya Syira ... sebenarnya Helmi masih beragama islam."
Syira menangis sejadi-jadinya. "Saya sudah duga itu Helmi."
****
KAMU SEDANG MEMBACA
DARAH DI TANAH PALESTINA
RandomSeseorang gadis yang bernama Humairah Helmi dan berusia 20 tahun mendapatkan terror dari Israel. Dalam semalam keluarganya meninggal dunia. Humairah Helmi setelah itu menjadi wanita pemberani dan tidak takut pada tentara Isrel. Apakah Humairah Helmi...