1.WAT THUUR
2. WA KITAABIM MASTHUUR
3. FII RAQQIM MANSYHUUR
4. WALBAITIL MA'MUUR
Artinya : 1.DEMI GUNUNG (SINAI),
2. DAN DEMI KITAB YANG DITULIS,
3. PADA LEMBARAN YANG TERBUKA,
4. DEMI BAITULMA'MUR (KA'BAH) (Qs. AT-THUUR 1-4)
Helmi, Alika, dan Syira saat ini sedang menceritajan masa lalunya di kamar Helmi. Seperti biasanya Helmi masih mengenakan jilbab dan pakaian syar'i begitu juga dengan Alika.
Namun jika di luar kamar Alika akan melepas jilbabnya karena merasa takut pada ketua asrama. Sedangkan Syira saat ini masih mengenakan baju lengan pendek, celana selutut, dan tidak mengenakan jilbab.
"Helmi ... bagai mana, sih sebenarnya kehidupan kamu dulu?" tanya Syira sembari menyisir rambut panjangnya.
"Yah ... Alhamdulillah sangat menyenangkan," jawab Helmi.
Beberapa tahun yang lalu ....
Hari ini Humairah Helmi sudah berusia enam belas tahun dan adiknya Alika lima belas tahun.
Tanggal dan bulan kelahiran Helmi dan Alika sama hanya tahun yang membedakan.
Tentunya pada saat ini Palestina masih aman dari konflik Israel. Meskipun hanya sebagian yang dapat merasakannya termasuk keluarga yang dicintai Helmi.
"Ibu ... kalau Helmi sudah tamat sekolah, Helmi akan menghapal qur'an," tutur Helmi pada saat itu yang sedang tidur di pangkuan ibunya.
Ibu Helmi seketika mengeluarkan air mata kebahagiaan setelah mendengar Helmi akan menghapal Al-qur'an.
"Alhamdulillah ... Nak, mudah-mudahan kamu senantiasa dijaga oleh Allah dan dipermudahkan untuk menghapal."
"Iya, Bu ... terimakasih atas doanya ... Helmi Sayang Ibu."
Sementara itu Alika baru saja selesai makan malam dengan ayahnya dan ikut berbaur dengan Helmi.
Sungguh hangat keluarganya saat ini. Meskipun hidup dalam keadaan miskin Helmi tetap merasa senang bisa memiliki keluarga yang hangat ini.
"Manja sekali anak Ayah yang satu ini," ujar ayah Helmi sembari duduk di samping ibunya.
Ukasyah memegang tangan suaminya. "Ayah ... Helmi ingin menjadi penghapal qur'an," terang Ukasyah.
Mendengar hal itu ayah Helmi merasa terharu sehingga nyaris meneteskan air matanya karena merasa bahagia.
"Alhamdulillah ... Sayang, Ayah selalu doakan untukmu dan juga Alika tentunya," kata ayah Helmi sembari mengelus kepala Helmi dan Alika.
...
Seperti biasa jika salat subuh tiba, Helmi sekelurga segera berangkat ke mesjid untuk menunaikan salah satu kewajiban yang diperintahkan oleh Allah.
Sebagai keluarga yang paham agama, ayahnya sudah mengajak Helmi dan Alika ke mesjid untuk melaksanakan salat pada saat mereka berdua berusia enam tahun.
Keduanya sudah menghapal bacaan salat pada usia tujuh tahun.
"Helmi cepat! Sudah masuk rakaat pertama!" pinta Alika sembari menarik lengan kakaknya.
"Iya ... Alika!"
WAT THUUR, WA KITAABIM MASTHUUR, FII RAQQIM MANSYHUUR, WALBAITIL MA'MUUR ... suara dari imam terdengar jelas di indera pendengaran Helmi dan Alika.
Dengan khusyuk Helmi dan Alika segera melakukan takbiratulihram untuk memulai salat subuhnya.
Sepuluh menit kemudian ....
"Ah ... hampir saja kita terlambat Alika," kata Helmi pada Alika.
"Iya ... hampir saja."
...
Sekarang ....
"Wah ... terus hapalan kamu sudah berapa?" tanya Syira pada Helmi.
"Alhamdulillah ... sudah lumayan. Tapi, mungkin sudah terhapus sebagian," ujar Helmi.
Salah satu yang sering dilakukan oleh penghapal qur'an adalah menyembunyikan banyak hapalannya pada orang lain, hal itu bertujuan untuk mencegah rasa angkuh pada penghapal tersebut.
"Kenapa?"
"Kamu tahu sendiri, 'kan di asrama ini tidak bisa membaca Al-qur'an."
Syira menepuk pelan pundak Helmi beberapa kali. "Kamu yang semangat, ya!"
"Iya."
****
KAMU SEDANG MEMBACA
DARAH DI TANAH PALESTINA
RandomSeseorang gadis yang bernama Humairah Helmi dan berusia 20 tahun mendapatkan terror dari Israel. Dalam semalam keluarganya meninggal dunia. Humairah Helmi setelah itu menjadi wanita pemberani dan tidak takut pada tentara Isrel. Apakah Humairah Helmi...