TEMAN BARU

16 15 0
                                    

13. WAUKHRAA TUHIBBUUNAHAA NASHRUM MINALLAAHI FATHUNGQARIIB WABASYIRIL MU'MINIIN

Artinya : 13. DAN (ADA LAGI) KARUNIA LAIN YANG KAMU SUKAI (YAITU) PERTOLONGAN DARI ALLAH DAN KEMENANGAN YANG DEKAT (WAKTUNYA). DAN SAMPAIKANLAH BERITA GEMBIRA KEPADA ORANG-ORANG MUKMIN. (Qs. AS-SHAF 13)

...

Terasa perih mata melihat semua yang terjadi, terasa sesak napas melihat mereka tidak peduli, dan terasa sumbang semua itu terdengar di hati.

Haruskah mereka menerima semua yang tidak mungkin terhenti, dan takdir yang datang pun takkan pernah berganti, mungkin jika boleh memilih mereka kan pergi.

Ingatlah mereka kan bukan hewan-hewan ternak mereka manusia dan kita semua pun mengerti berikan cinta dan semuanya akan berarti, haruskah mereka menjerit kita yang bahagia?

Semoga mereka mengerti damai  satu yang hakiki dan juga bukan basa-basi, ingin perubahan yang datang membawa terang.

...

Saat ini Helmi dan Alika sedang berada di dalam sel sempit, kotor, dan gelap menjalani hukuman karena dituduh telah membunuh Kitmir salah satu tentara Israel.

"SUBHANALLAWHI WABIHAMDIHI, SUBHANALLAHIL 'ADZIM." Dzikir terus dilantunkan oleh Helmi.

Dzikir ini adalah salah satu dzikir andalan Helmi. Keutaman dan kebaikan dari dzikir ini adalah memberatkan timbangan amal kita di padang mahsyar dan dicintai oleh Allah.

"Kak ... Alika lapar," keluh Alika pada Helmi.

Helmi lantas menghentikan aktivitasnya dan memeluk Alika. "Sayang ... kamu yang sabar, ya. Syira akan membawa makanan sebentar lagi."

"I-iya, Kak."

Beberapa saat kemudian ....

"Helmi ... Alika ... kalian makan yang banyak ya ..." kata Syira sembari menahan tangis.

"Terimakasih."

Syira merasa nyaman jika berada di dekat Helmi. Karena dengan melihat Helmi, Syira jadi mengingat teman sekamarnya meskipun, Syira dan Sarah beda agama. Akan tetapi, itu tidak mempengaruhi pertemanan mereka.

Dua tahun yang lalu

Syira saat ini sedang sakit, seperti biasanya jika Syira sakit selalu ada Sarah yang merawatnya.

"Sayang ... kamu makan yang banyak, ya. Supaya cepat sembuh," pinta Sarah pada Syira yang pada saat itu sedang menyuapi Syira.

"Terima kasih, Sarah."

Sarah mengelus kening Syira. "Iya ... Sayang."

...

Boom!

Boom!

Ledakan lagi-lagi terjadi selama tiga menit secara beruntun.

"ALLAHUAKBAR!" teriak seorang laki-laki yang terkena reruntuhan bangunan.

Namun, sepertinya tidak ada yang mendengar hal itu tiba saatnya laki-laki tersebut meregang nyawa.

Di tempat lain ....

Tampak seorang anak kecil yang mencoba membangunkan ayahnya yang sudah tergeletak tak bernyawa. "Ayah ... bangun! Jangan tinggalin aku!" kata anak kecil tersebut dalam tangisnya sembari menggoncang-goncangkan tubuh ayahnya.

Seperti inilah sekarang, keadaan Palestina. Kiblat pertama umat islam justru menjadi jajahan orang kafir.

Kematian hampir setiap menit, ledakan di mana-mana yang membuat para penduduk tidak tenang.

...

"Helmi ... kamu masih tidak mau mengaku tentang pembunuhanmu itu?" tanya Syakir mengintrogasi.

"Sa-saya berani bersumpah, Tuan. Bukan saya pelakunya," terang Helmi.

"Lalu ... apa yang kau lakukan kemarin?" tanya Syakir kembali.

"Saya memang memberikan Kitmir makanan. Tapi saya tidak mungkin melakukan hal seperti itu."

"Sudahlah ... akhiri ini Syakir," kata Sarma sembari menepuk bahu Syakir. "Dia tidak bersalah ... kamu sudah lihat buktinya, 'kan di CCTV kemarin," lanjutnya.

"Iya ... aku tahu. Aku hanya mengujinya, mampukah dia menjalani penderitaan dan siksaan di sini. Mengitat ... dia adalah orang baru di sini," kata Syakir sembari membuka pintu Sel. "Kalian berdua bebas hari ini ... ingat, jika kalian mencoba berhianat maka hukuman kalian akan lebih keras dari pada ini," ancam Syakir pada Helmi dan Alika.

...

Helmi dengan perasaan gembira ingin menemui Syira.

"Syira!" Helmi berlari-lari kecil lantas memeluk Syira dan Alika turut memeluknya.

Bola mata Syira membulat. "Helmi ... Alika ... Ya Allah ... kalian sudah bebas?" rintih Syira dalam pelukan Helmi dan Alika.

"I-ya ... ini adalah pertolongan dari Allah."

"Syukurlah ... Sayang." Syira mengelus punggung Helmi dan Alika.

****







DARAH DI TANAH PALESTINATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang