Mencekam

14 13 8
                                    

6. FAINNAMA'AL 'USRI YUSRA

Artinya : MAKA SESUNGGUHNYA BESERTA KESULITAN ADA KEMUDAHAN (Qs. AL-INSYIRAH 6)

...

Kematian mengelilingi Palestina. Detak jantung Helmi  melambat takkan mempedulikan cercaan dunia ini.

Helmi  takkan menyerah dan menolak keras! Beginilah rasanya saat kau retak dan patah dan martabatmu dicuri lebih tepatnya dijajah.

Saat segala yang kau cinta pergi, kau berpegang pada apa yang kau yakini.
Hal terakhir yang Helmi dengar adalah ayah dan ibunya  mengucapkan selamat tinggal
lalu ia melihat  kedua orang tuanya mati karena tertembak.

Tidak, Helmi takkan mati malam ini.
Ia  harus bangkit dan terus berjuang
bersama Alika.

Mereka harus bersama-sama berjuang untuk tetap hidup. Hancurkan cengkeraman mereka karena Helmi tidak mau dikendalikan.

Mereka tidak bisa terus merantaiku ... kebenaran telah membebaskanku, batin Helmi saat ini sedang duduk merenung.

Sementara itu suara ledakan yang masih menghantui pikirannya berterusan di luar sana.

Boom!

Boom!

Alika yang sedang tertidur di samping Helmi tiba-tiba terbangun lantas memeluknya karena ketakutan.

"Kak ... aku takut!" kata Alika dalam pelukannya.

Helmi yang sedang melamun saat itu terkaget karena pelukan Alika. "Eh ... Sayang, bikin kaget saja," tutur Helmi. Sang empu mengelus punggung adiknya. "Tenang saja ... Sayang, Kakak ada di sini."

Helmi mencoba menenangkan adiknya meskipun ia sendiri sedang ketakutan.

Di tengah suara ledakan yang berterusan itu, Helmi mendadak mendengar suara tangisan yang semakin mendekati kamarnya.

Tok ... Tok ... Tok ....

Suara ketukan pintu dari luar kamar Helmi.

"Siapa?" tanya Helmi sembari menghentikan pelukannya dengan Alika.

"Syira!" seru sang empu dari luar.

Helmi segera menuju pintu dan membukanya. Mata Helmi membulat setelah melihat keadaan tubuh Syira penuh dengan luka.

"Masuk ..." pinta Helmi.

...

Syira memeluk Helmi dan Alika. "Saya sudah tidak kuat ... Helmi ... A-alika ..." rintihnya.

"Apa yang terjadi, Kak?" tanya Alika.

Satu jam yang lalu

Saat Syira sedang menyiapkan kopi untuk Syakir, ia tak sengaja menabrak Syakir yang tengah berjalan berlawanan arah dengannya.

Bruk!

"Ya Allah ... saya tidak sengaja, Tuan," ucap Syakir dalam ketakutan.

"Ah ... panas! Apa kamu mau bunuh saya?" tanya Syakir sembari menahan panas karena saat ini badanya tersiram air kopi yang lumayan panas.

"Tidak, Tuan ... saya tidak sengaja,"

"Ikut ke ruangan saya."

Beberapa saat kemudian

Bukk!

Bukk!

Suara tersebut terus-menerus bergema di ruangan Syakir. Karena saat ini Syira sedang menerima hukuman.

"Kalau saya tidak salah dengar ... kau menyebut nama Tuhan orang islam," kata Syakir sebelum menendang Syira dengan keras.

"Ia, Tuan ... tapi itu bukan be-rarti ... kalau saya islam ... saya sudah keluar dari agama saya ..." rintih Syira.

"Baiklah ... kalau begitu, minumlah minuman ini sampai habis," pinta Syakir sembari memberikan minuman keras pada Syira.

Maafkan hamba-Mu ini Ya Allah hamba-Mu terpaksa berbohong dan neminum minuman yang Engkau haramkan, batin Syira sebelum mengambil dan meminum minuman keras itu sampai habis.

Syakir menerbitkan senyuman sinis melihat Syira meminum minuman keras tersebut. "Keluarlah ... sebelum saya berubah pikiran!" raung Syakir.

Mendengar raungan tersebut Syira pun dengan susah paya berjalan dan menahan sakit. Beberapa tetes darah membasahi lantai yang dilaluinya.

"Ya Allah ... beri hamba-Mu ... i-ini kekuatan untuk tetap hi-hidup ..." ucap Syira sembari berjalan sembari tangan kanannya menongkat dinding untuk menopang tubuhnya yang terkulai.

...

Mendengar kisah itu, Helmi dan Alika menangis terseduh-seduh.

"Syira ... kuatkan hatimu dan keyakinanmu ... Allah ma-masih ada bersamamu ... Ja-jangan biarkan mereka menang ..." rintih Helmi.

"Te-terima kasih Helmi .... Helmi saya mau keluar dari asrama ini. Kalian mau keluar bersama saya?" tanya Syira sembari melepas pelukan mereka.

****

DARAH DI TANAH PALESTINATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang