POV Wahyu
Aku berjalan menyusuri lorong sekolah tempatku mengajar pagi ini. Ya, aku memang seorang guru dan sekarang sedang ada kegiatan masa orientasi di tempatku mengajar. Aku menebar senyum kepada semua siswa yang menyapaku. Hari ini terasa bersemangat, entah karena apa.
Saat tiba diujung lorong menuju lapangan, aku melihat seorang gadis dengan tubuh gendutnya memakai kerudung dengan acak-acakan. Dia sangat semangat sepertinya, berjalan tanpa melihat depan dan dengan senyuman yang selalu ditebar. Aku sengaja menunggunya diujung lorong. Hampir saja tubuhnya yang gemol itu menubrukku.
Aku ingin tertawa melihat wajah bodohnya yang sudah berusaha dia sembunyikan saat melihat aku berdiri dihadapannya. Tapi tetap saja, aku tidak menyukai ketidak rapiannya.
"Tolong kerudungnya dibenarkan, ini sekolah islami bukan pasar." ucapku sebelum berlalu dari hadapannya. Mungkin terdengar ketus, namun aku tidak tau kenapa nada bicaraku menjadi seketus itu. Entah karena ketidak sukaanku pada penampilannya yang berantakan atau karena aku berusaha menenangkan jantungku yang berisik.
Astaga, kenapa aku ini.
Aku mengayunkan langkahku menuju ruanganku. Duduk dan merenungi apa yang baru saja ku katakan. Sampai tidak sadar bahwa ada seseorang yang sedari tdai sudah menungguku diruangan.
"Kamu harusnya bisa bersikap lebih baik padanya" ucap seseorang tersebut. Yeps dia adalah Riana. Temanku sekaligus guru juga di sekolah ini. Aku mengernyitkan alis merasa bingung.
"sejak kapan kamu disini?" ucapku padanya.
"sejak kamu masih diluar dan mengetusi anak baru yang gembul itu" dia tersenyum setelah mengatakan hal itu.
"aku tau kamu bersikap begitu jika sedang dalam 2 keadaan. Antara kamu tidak suka dengan perilakunya atau kamu sedang gerogi karena menyukainya." sambungnya
Aku mengerutkan alisku semakin dalam.
Dan dia tiba-tiba memekik "Ohhh yaampun, aku melupakan bahwa sahabatku ini juga manusia. Kamu pasti sedang jatu cinta pada dia kan?".
Aku mendelik tak suka dengan ucapannya, bagaimana mungkin aku jatuh hati pada gadis gembul yang tidak rapi sama sekali itu.
Riana terus meledekku sampai dia keluar ruangan.
***
Sore itu, dirumahku ada arisan teman-teman ibuk. Aku sungguh tidak ingin bergabung. Malas sekali harus menerima pertanyaan kapan menikah. Lagipula umurku masih 25 tahun. Masih terlalu muda bagiku untuk melangkah ke jejang itu.
Modal untuk nikah saja masih semrawut. Memang benar, nikah adalah pembuka jalan rezeki. Tapi kalau kita asal nikah saja kan bisa gawat. Bisa-bisa pernikahanku hanya berumur jagung seperti milik artis-artis yang sedang viral itu huh.
Dahlah..
Aku memarkirkan motorku didepan rumah sepulang mengajar dari pondok. Aku mengernyit melihat ada satu motor yang belum pulang. Tidak lama suara ibuk segera menyadarkanku
"Wahyu,, akhirnya kamu pulang juga. Ibuk udah nunggu daritadi, mau ibuk kenalin ke orang-orang" aku menoleh dan terbengong.
Gadis itu.
Gadis yang tadi pagi membuatku tersenyum sekaligus mengeluarkan nada ketus.
"loh, dia juga teman ibuk?" sahutku dengan wajah kurang bersahabat.
Ibuk terngaga mendengar perkataanku, namun dengan cepat ibuk memukul lengan ku.
"sembarangan aja kamu, emang dipikir ibuk masih semuda itu berteman sama anak remaja seperti dia?" dia terkekeh, dan membuat jantungku ga karuan melihat kekehannya. Hei kenapa aku ini? Astagaaa aneh-aneh saja
"Dia ini anaknya Bu Wiwin yang punya warung di deket belokan itu loh. Kenalin nih, namanya sahna. Nahh Sahna Ini Wahyu." ucap ibuk sembari memeluknya untuk menghampiriku.
Aku hanya tersenyum mendengar hal itu. Dia juga tersenyum, dan apa ini? Kenapa aku merasa senang melihat dia tersenyum? Makin tidak jelas saja aku ini.
Setelah acara perkenalan ini, dia berpamitan pulang.
"oh, gadis itu bernama sahna" gumamku dalam hati. Aku menyunggingkan senyum tipis, tipis sekali. Aku rasa orang-orang tidak akan menyadari hal itu. Tapi, jangan lupa bahwa wanita disampingku ini selalu menyadari hal apapun yang aku lakukan.
"Dia memang cantik. Sopan juga. Dan ibu suka menjadikannya teman bicara. Tapi kalau untuk menjadi menantu, sepertinya ibuk kurang setuju." aku mengernyitkan keningku.
Hei apa maksudnya? "dia hanya murid wahyu buk, tidak lebih" ucapku menanggapi omongan ibuk.
"Wahyu,,, Wahyu.. Kamu pikir ibuk ini buta? Ibuk tau jelas kalau kamu tadi gerogi plus plus didepannya." ucap ibuk disertai kekehan sebelum melenggang pergi.
Kernyitan di dahiku semakin tajam. Apa maksudnya? Hei? Jika benar aku menyukai si gembul itu, artinya aku tidak mendapat restu dari ibuku? Apa-apaan ini!
****
hai halo gais, maap nih ye updatenya malem. lagi ada urusan nih tadiii
jangan lupa vote dan komen ya gais:D

KAMU SEDANG MEMBACA
My Sahna
Teen FictionSahna merupakan seorang siswi salah satu sekolah swasta islam di yogyakarta. gadis bertubuh gendut dan berwajah gemoy ini selalu saja menyusahkan hidupnya sendiri dengan berbagai kelakuan bodohnya. selalu mematahkan hati lawan jenis yang mendekatiny...