Sabtu pagi yang begitu lenggang. Sahna sudah menyelesaikan semua pekerjaan rumahnya sejak 2 jam yang lalu. Dia melirik sebuah benda yang menggantung di dinding. Jam menunjukkan pukul 9 pagi. Dia berencana untuk pergi ke pasar pagi ini. Dia ingin membeli beberapa mie instan dan juga stok cemilan yang sudah mulai habis.
Sahna mengenakan piyama stitch yang dibalut dengan jaket jeans biru membuatnya terlihat sangat unik. Dan jangan lupakan hijab bergo kesukaannya sudah terjatuh rapi di kepalanya.
Dia memutuskan untuk berjalan kaki ke pasar. Yaaa, sekali kali olahraga. Dihitung-hitung, sejak dia berpindah ke kota, dia sudah jarang olahraga. Oh atau mungkin hanya saat jam pelajaran olahraga saja wkwk.
Tidak membutuhkan waktu lama, kurang lebih 30 menit setelah berjalan kaki akhirnya sahna sampai juga di pasar tradisional. Dia melangkahkan kakinya dengan semangat memasuki pasar. "Halo mas, apa kabar nih. Lama banget ga ketemu ye" ucap sahna disertai kekehan. Yang disapapun mencebikkan bibirnya. "Eeeeeh sahna, tumben amat belanja lagi. Dah habis nih stok cowoknya?" ucap mas irfan penjual cemilan langganan sahna. Sahna seketika tertawa mendengar kalimat yang diucapkan mas irfan.
"mas ih bisa aja ngelawaknya. Jan lupa ye, mie instan kek biasa 10 biji" ucap sahna sebelum berlalu untuk memilih cemilan.
Mas irfan adalah seorang pemilik agen jajan yang sudah lama menjadi langganan sahna. Dia hafal betul jika sahna tidak berkunjung itu artinya banyak cowok yang sudah membelikan stock cemilan untuknya. Dan jika dia berkunjung, artinya sudah tidak ada lagi cowok yang membwakannya cemilan.
Setelah memilih beberapa renceng camilan, sahna membawanya ke mas irfan.
"udah mas, ini aja. Sama mie nya udah kan?" ucap sahna duduk di depan meja kasir mas irfan. Mas irfan hanya bergumam sembari memasukkan satu persatu belanjaan sahna ke dalam kardus.
"Yang si valdo itu gimana kabarnya sekarang?" tanya mas irfan tanpa melihat sahna.
"Ndak tau mas, aku udah bilang temenan aja. Dia ndak mau, malah minta alesan yang sesungguhnya. Pas ta bilang alesanku, dia malah marah marah" ucap sahna sembari menampilkan wajah sok sedih,
Mas irfan menegakkan tubuhnya menghadap sahna. Melihat tanda ketidakberesan dari raut wajah sahna. Jarang sekali dia mengungkapkan alasan sesungguhnya menolak lelaki yang mendekatinya.
"emang apa alasannye?" tanya mas irfan sembari memangku wajahnya dengan kedaua tangan.
"sahna gasuka orang ganteng" ucap sahna santai
Mas irfan ternganga. Bagaimana bisaaaaaa. Astagaaa. Tolong sadarkan mas irfan kalau dia sedang berhadapan dengan gadis gembul yang pikirannya sedikit tidak waras.
"heh cireng, dimana-mana yang dicari tuh orang ganteng. Lah situ dideketin orang ganteng-ganteng malah ditolak semua. Astagaaaa, ga waras nih anak orang."
Sahna hanya terkekeh melihat respon mas irfan.
"dah ah, cepetan mas. Capek aku, mau mam baso di tikungan sana." sahut sahna. Mas irfan hanya menggelengkan kepalanya dan segera memberikan jumlah belanjaan yang harus dibayar. Sahna segera membayarnya dan berpamitan untuk pulang.
***
"Mas udiiiiin... Ganteng banget sekarang, bakso kek biasa yaa seporsi sama es jeruk atu" ucap sahna disertai cengiran khasnya. Mas udin, penjual bakso langganannya hanya menggelengkan kepala.
Sahna menunggu baksonya datang sembari bermain hp. Dia membuka salah satu chat dari sahabatnya.
Nindi
Sahnaa, gila!
Mas arkan makin ganteng yaa
Tau dari mana??
Anjrit kebanyakan nolak cowok ganteng nih, berakibat menjadi pikun
Sahna mengerutkan keningnya.
Mas Arkan? Tau dari mana nindi kalo mas arkan makin ganteng? Oh astaga, sahna melupakan sesuatu. Nindi adalah teman yang sangat perhatian pada sahna, karena itu dia pasti akan mencari tau siapa saja yang sedang dekat dengan sahna. Bahkan bila perlu dia tidak segan akan berteman dengan sosmed cowok itu demi bisa melindungi sahna.
Sahna hanya terkekeh membaca pesan nindi. Tidak lama bakso dan minumannya sudah datang. Dia segera melahap dengan semangat baksonya.
Sampai sebuah suara menginterupsi. "saya boleh duduk disini?" ucap seseorang yang berdiri di depannya. Sahna mendongakkan kepala dan betapa kagetnya dia. Seseorang yang baru saja dia bahas dengan nindi sekarang sudah berdiri di depannya.
Mas Arkan.
"boleh ndak?" tanyanya lagi
Sahna tersenyum sopan dan mengangguk. "halo mas, apa kabar?" ucap sahna menyapa
Mas arkan tersenyum. Sungguh, dia tidak berubah. Masih saja ganteng.
"baik sahna, kamu gimana kabarnya?" tanyanya pada sahna
"baik sih, tapi ga sebaik pas masih temenan sama mas arkan nih" ucap sahna disertai kekehan. Ucapan sahna tersebut mampu membuat arkan tersedak saat meminum es nya. Sahna segera tertawa melihat tingkah arkan yang masih sama seperti dulu. Tetap menggemaskan dan mudah panik.
"Kamu ini ndak pernah berubah emang, baru juga ketemu udah mulai aja" ucap arkan disertai gelengan kepala. Sahna hanya membalasnya dengan kekehan.
"gimana sekolahnya? Lancar?" tanya arkan pada sahna
"Alhamdulillah sih mas, tapi kan ya gitu. Makin tinggi kelasnya makin rumit aja otakku. Sering ndak nyampe, makanya aku jadi sering bolos" jawab sahna disertai tawa di akhir.
"aku denger denger kamu lagi deket sama guru disekolahmu ya?" ucap mas arkan yang berhsil membuat sahna mengerutkan dahinya.
"guru?"
"heem" sahutnya dengan memakan bakso
"guru apa?"
"kesiswaan" masih dengan menikmati baksonya
"kata siapa?"
"glenca, eh"
Sahna bingung, dia menaikkan satu alisnya. "artinya mas arkan lagi sama glenca ya?"
"ENGGA" ucap arkan gelagapan.
Sahna terkekeh. "halah, ngaku aja mas. Ndak baik tau kalo ga ngakuin hubungannya sendiri" ucap sahna dengan nada menggoda
"gini gini, biar ndak dikira aku ga ngakuin. Jadi sebenernya waktu itu, aku mau jemput kamu ke sekolah. Tapi kamu ndak keluar-keluar, malah aku ketemunya sama glenca. Trus dia bilang kamu udah dianter sama guru kalian eh malah dia yang minta anterin pulang. Yaudah tak anter, naaahhh dari hari itu, dia terus-terusan ngejar aku. Tapi tak tolak terus, eh dia malah lebih getol"
"trus akhirnya mas terima?" tanya sahna antusias. Arkan hanya menggeleng sebagai jawaban.
"ih kenapa ditolaaaaaaak" ucap sahna dengan nada menahan kesal.
"ya aku ndak suka og" jawabnya enteng
Sahna menggelengkan kepalanya. Bisa bisanya mas arkan menolak cewek secantik glenca. Oh pak wahyu juga pernah menolaknya sih. Kasihan banget glenca ditolak terus. 'batin sahna'

KAMU SEDANG MEMBACA
My Sahna
Teen FictionSahna merupakan seorang siswi salah satu sekolah swasta islam di yogyakarta. gadis bertubuh gendut dan berwajah gemoy ini selalu saja menyusahkan hidupnya sendiri dengan berbagai kelakuan bodohnya. selalu mematahkan hati lawan jenis yang mendekatiny...