Happy Reading 😃
Manusia berhak berencana, namun Tuhan tetap penentu segalanya.
Begitulah kata yang pantas menggambarkan sahna sore ini. Dia sudah selesai bersiap dan akan berangkat bekerja, namun semuanya gagal. Bu wiwin meneleponnya 10 menit yang lalu. Dia mengatakan bahwa akan menutup warung lebih awal karena Mas Ryu, anaknya yang ada di perantauan akan pulang.
Sahna hanya bisa menghembuskan nafasnya sedikit kesal.
Dia mendudukkan badannya di kursi yang ada di teras kosnya. Dia melihat tetangga lalu lalang. Ada yang menyapanya, ada pula yang meliriknya sinis. Sahna tak mengambil pusing akan hal itu. Dia sedang ingin menikmati sore santainya kali ini.
Namun hal ini tidak berlangsung lama, ketenangannya mulai terusik saat dia melihat seorang lelaki menggunakan kemeja biru langit dan celana kain panjang yang sangat pas di tubuhnya. Pakaiannya kali ini membuat dia terlihat semakin awh awh.
Lelaki itu memarkirkan motornya di depan kos sahna. Kalau kalian berfikir lelaki itu menggunakan motor ninja, cbr, atau lain sebagainya.
Kalian salah.
Lelaki itu menggunakan sebuah motor matic yang sangat disukai sahna. Yaps betul.
VARIO
"Pak Wahyu?" panggil sahna pada lelaki itu
"Assalamu'alaikum" ucapnya sambil tersenyum melihat wajah kaget sahna
"Wa'alaikumsalam. Bapak tau darimana saya ndak kerja?" tanya sahna dengan wajah bingung
Yang ditanya hanya membalas dengan senyuman. "saya tadi baru pulang dari sekolah, mau mampir beli makan tapi bu wiwin sudah tutup. Jadinya saya kesini saja"
sahna mengerutkan alisnya bingung. Mengapa pak wahyu malah kesini? Dia pikir sahna buka warung? Atau tempat penampungan orang lapar? Aneh.
"kenapa malah kesini?" tanya sahna
Bukannya menjawab, pak wahyu lebih memilih mendudukkan badannya di kursi samping sahna. "maaf saya langsung duduk. Soalnya daritadi nungguin tapi ndak di suruh-suruh"
Sahna hanya memutar bola matanya malas.
"kenapa bapak kesini?"
"saya hanya ingin menjenguk kamu, tadi saya lihat sepertinya kamu tidak masuk ya?"
"ya memang, kan saya sudah bilang sama bu riana. Lagian bapak eksklusif banget jengukin saya mulu kalo sakit" ucap sahna
Pak wahyu hanya terkekeh mendengar semua hal dikatakan oleh sahna. "Bukankah guru orang tua kedua bagi murid? Apa salahnya orang tua memperhatikan anaknya yang sedang sakit?" sahna hanya mengerutkan dahinya tanda bingung, kemudian dia mengendikkan bahunya.
Dasar orang aneh 'batin sahna'.
"Kenapa tidak masuk?' tanya pak wahyu memecah keheningan
"saya tuh sebenernya ga seberapa sakit sih, orang cuman kesleo. Tapi berhubung hari ini pelajarannya full jam kejuruan jadi saya izin aja. Agak ga minat" ucap sahna dengan santainya. Dia paham betul pak wahyu adalah guru kesiswaan, namun sahna adalah seorang siswi yang sudah tidak terlalu perduli akan hal itu.
Pak wahyu memasang wajah bingung membuat sahna mengeluarkan tawanya.
"kenapa sih pak wajahnya lucu gitu?" ucap sahna disela sela tawanya. Hal ini tidak luput dari penglihatan pak wahyu.
Pak wahyu suka tawa sahna. Namun seperti disadarkan oleh sesuatu, pak wahyu langsung berdehem.
"kalau kamu ndak minat ya kenapa ambil jurusan itu?" ucap pak wahyu dengan tenang
"yaa, saya kira dulu saya sanggup. Ternyata semakin kesini semakin bikin pusing. Saya paham semua pembelajarannya. Saya paham cara membuat polanya. Saya juga paham berbagai cara menjahitnya. Tapi saya benci tangan saya yang kurang terampil dalam prakteknya. Nahhh, gara gara itu saya jadi males kalo jam praktek."
Pak wahyu mendengarkan ocehan sahna dengan seksama. Kemudian ia mengangkat sebelah alisnya. "kalau kamu memang tidak minat pada bidang ini, lalu kamu minat pada bidang apa? Mungkin saya bisa bantu" ucap pak wahyu menawarkan
"saya ga tau pak. Keadaaan membuat saya memiliki banyak mimpi. Saya ingin menjadi designer, saya ingin menjadi pangusaha, saya ingin menjadi guru, saya ingin menjadi penulis, atau bahkan saya juga ingin menjadi artis dan model kalo bisa. Sayang saja badan sama wajah saya tidak mendukung hehe" ucap sahna diakhiri dengan kekehan.
"tapi saya memiliki satu mimpi yang sangat penting sih, dan saya harus bisa mewujudkan itu. Kalau sampai saya tidak mencapainya, mungkin saya akan membenci diri saya sendiri" lanjutnya
Pak wahyu mengangkat alisnya "memangnya apa mimpi itu?" tanya pak wahyu
"saya harus membangun dan melahirkan keluarga yang harmonis. Saya harus mencapai itu pak. Saya tau bagaimana rasanya memiliki keluarga yang tidak harmonis. Saya tidak mau anak-anak saya nanti merasakan kesusahan yang saya rasakan saat ini. Saya juga tidak mau anak saya nanti menanggung hinaan seperti yang mereka lontarkan pada saya" ucap sahna diakhiri dengan senyum yang getir. Matanya memandang lurus kedepan, menyiratkan sebuah kesakitan yang mendalam.
Pak wahyu yang mendengar itu langsung menoleh. Ia melihat kesedihan mendalam yang tersimpan didalam mata sahna. Hatinya terasa teriris. Baru kali ini dia melihat gadis yang biasanya berperilaku seperti cabe-cabean, tapi sekarang menunjukkan sikap yang sangat jauh berbeda. Andai biisa, dia sangat ingin memeluk sahna dan mengatakan bahwa dia siap untuk menjadi teman untuk mewujudkan impiannya yang terakhir itu.
Namun lagi-lagi disadarkan oleh kenyataan bahwa dia dan sahna sulit untuk bersatu.
Pak wahyu berdehem "memangnya kamu sudah punya pandangan, siapa yang akan menemanimu mewujudkan mimpi yang terakhir?" tanya pak wahyu sedikit gugup.
Sahna hanya menggeleng. "semuanya terasa semu pak. Semua yang mendekati saya tidak jelas. Saya tidak tau kenapa. Yang saya tau saya selalu menolak kalau ada seseorang yang mengajak saya untuk menjalin suatu hubungan. Padahal mereka semua baik pada saya"
kemudian dia melanjutkan lagi "yang saya tau, saya selalu memikirkan satu orang pak. Saya sih, pengennya dia yang nemenin dia ngewujudin hal itu. Tapi sepertinya saya terlau berhayal. Dia terlalu susah untuk digapai." lanjutnya disertai kekehan getir.
Pak wahyu merasakan dadanya sesak. Dia tidak tau kenapa dadanya tiba tiba dipenuhi oleh rasa sesak dan tidak menyukai perkataan sahna.
Oh salah.
Yang benar adalah tidak menyukai fakta bahwa sahna menyimpan orang lain dihatinya.
"memangnya siapa orang itu?" tanya pak wahyu dengan berusaha menormalkan nada bicaranya.
Sahna menatap pak wahyu lumayan lama, sebelumnya akhirnya terkekeh "kepo banget siiiii" ucapnya disertai gelak tawanya.
Pak wahyu mendecakkan lidahnya. "ck. Saya serius" namun tetap saja, sahna tidak menanggapinya.
"Sahna, boleh saya tanya sesuatu?" ucap pak wahyu setelah tidak menerima respon apapun dari sahna.
"kenapa pak?" balas sahna dengan mengangkat kedua alisnya
"kenapa tidak ada saya dalam mimpi kamu?"
****
hai hai halo gaissss, mohon bantuan votenya yaaa. plisss bantu aku ya gais, kasih saran dan masukan jugaaa:D

KAMU SEDANG MEMBACA
My Sahna
Novela JuvenilSahna merupakan seorang siswi salah satu sekolah swasta islam di yogyakarta. gadis bertubuh gendut dan berwajah gemoy ini selalu saja menyusahkan hidupnya sendiri dengan berbagai kelakuan bodohnya. selalu mematahkan hati lawan jenis yang mendekatiny...