Sudah 3 hari sahna izin dari sekolah karena alasan sakit. Hari ini adalah hari jum'at. Menurut sekolah ini, hari jum'at adalah hari yang paling ketat. Mengapa begitu? Ya karena di sekolah ini setiap hari jum'at dilakukan pemeriksaan segala sesuatu. Dari mulai kelengkapan seragam dari ujung kepala sampai ujung kaki, kemudian warna sepatu, warna rambut, panjang rambut untuk siswa, handphone, kosmetik, dan barang barang lainnya.
Sahna turun dari angkot dan segera merapikan hijabnya. Ia melangkahkan kakinya dengan semangat menuju gerbang. Entah pagi ini sahna sangat semangat karena apa. Dia bahkan menyapa satpam dengan ramah. Dia juga memberi senyum kepada para adek kelas yang berlalu lalang.
Tapi hal itu tidak bertahan lama. Setelah matanya menangkap sesosok lelaki yang mengganggu pikirannya beberapa hari ini. Yaa memangnya mau siapa lagi kalau bukan guru kesiswaannya. Dia melewati pak wahyu begitu saja. Berjalan dengan menunduk sampai akhirnya dia menabrak seseorang. Astagaaa dia berharap bukan pak wahyu.
Dan alhamdulillah, ternyata keberuntungan sedang berpihak kepadanya.
"heh jalan liat-liat." ucap seseorang yang dia tabrak
Sahna sangat mengenali suara itu. Dia mendongakkan wajahnya dan melihat si mungil yang menggemaskan ini ternyata yang memarahinya. Astagaaa saking gemasnya sahna ingin membuang sahabatnya ini ke laut. Ya, yang sahna tabrak adalah nindi.
"mau ngapain sih kamu pake jas gituuu." tanya sahna pada nindi
"Anjrit, ini jum'at sayang. Ya mau ngapain lagi kalo bukan razia."
Sahna hanya menunujukkan wajah jijik karena panggilan sayang dari nindi.
"dasar ruwet. Lagian aku juga ndak bawa apa apa kok." balas sahna sebelum meninggalkan nindi.
Namun niat sahna untuk meninggalkan nindi sepertinya gagal. Karena saat ia akan melangkahkan kakinya, sebuah suara menginterupsi. "Tolong periksa seragam, dan juga razia tas dia nindi"
Astagaaa . Suara itu lagi. Kenapa sih pak wahyu tidak membiarkan sahna tenang.
Nindi segera menuruti perintah pak wahyu. Dia menggeledah seluruh badan sahna. Dia juga memeriksa kelengkapan seragam sahna, warna kaos kaki sahna, warna sepatu sahna, dan juga isi tas sahna. Sahna hanya memutar bola matanya malas.
***
Pelajaran terakhir hari ini adalah agama. Kebetulan pada kelas 3 ini, pelajaran agamanya menyangkut tentang bab menikah. Guru agama yang mengajar di kelas sahna bernama pak Rasyid. Mereka biasa memanggilnya Abah. Beliau adalah seseorang yang sudah sepuh, bertubuh gempal, namun sangat berwibawa dan bersahabat dengan muridnya.
Setelah abah menjelaskan beberapa hal tentang menikah, beliau membuka sesi tanya jawab. Cara beliau mengajar memang memancing para siswa untuk aktif.
Yasmine, salah satu teman sekelas sahna mengangkat tangannya. Tanda ingin bertanya.
"abah, saya mau tanya. Guru kan orang tua kedua kita ya, lalu apakah boleh menikah dengan guru? Kan berarti sama saja kita menikahi orang tua sendiri" pertanyaan yang mengundang keriuhan oleh para siswi yang berada di kelas tersebut. Yasmine adalah siswi cantik dan juga pandai yang sudah terkenal mengagumi pak wahyu sejak pertama memasuki sekolah ini.
Abah terkekeh mendengar pertanyaan yasmin. Abah menjelaskan "Tidak ada larangan khusus untuk guru menikahi muridnya. Jika memenuhi syarat dan rukunnya, mengapa tidak? Bukankah lebih baik menikahi muridnya sendiri daripada menimbulkan fitnah dan menyebabkan zinah?" ucap abah tulus disertai senyuman.
Namun glenca menolak penjelasan abah. Dia mengangkat tangannya tanda ingin menyuarakan pendapat. "Tapi bah, saya kurang setuju. Bukankah kurang sopan dan tidak enak dilihat jika seorang guru menikahi muridnya sendiri? Menurut saya, lebih baik mencari yang lain daripada harus suka dengan guru sendiri. Karena kan yaa, gimana gitu loh, masa anak naksir sama orang tuanya" ucap glenca menyampaikan pendapatnya.
Namun ada sesuatu yang mengusik sahna. Dia tidak terima dengan perkataan glenca. Semuanya kan sudah diatur Allah, kenapa dia berkata seperti itu. Sahna segera mengacungkan tangannya. Dia juga ingin menyampaikan pendapat. Abah mempersilahkan diskusi ini.
"Maaf ya bah, bukan maksudnya lancang. Maaf maaf juga nih ya glenca bukannya ga ngehargain pendapat kamu. Tapi dalamnya hati siapa yang tau? Apakah kamu lupa bahwa kamu memiliki Tuhan yang Maha Pembolak Balik Hati?" ucap sahna sopan. Glenca merasa tidak terima. Dia kembali menyampaikan pendapatnya "namun bukankah lebih sopan ketika kita tidak mencintai guru sendiri? Apalagi sampai menggoda guru tersebut dan mengajaknya bertamu ke kos kita?" ucap glenca disertai senyuman miring
Sahna mengerutkan keningnya mendengar kata-kata glenca, dia tersadar kemudian tersenyum. "Oh, maaf glenca. Sepertinya anda sedikit melenceng tapi tidak papa. Saya anggap itu pengungkapan bentuk kecemburuan anda." ucap sahna disertai senyum kemenangan. Glenca mulai merengut dan kepanasan.
"tapi mbak glenca yang terhormat. Bukankah anda juga pernah naksir sama guru sendiri? Menurut saya sih, sah sah saja. Asalkan kita tidak melanggar norma apapun. Karena bagi saya, cinta itu fitrah. Dia suci, dia datang pada siapapun tanpa disangka-sangka. Menurut saya kita memang bisa berencana ingin menikahi siapapun, namun kita tidak dapat merencanakan kita akan mencintai siapa. Bukankah begitu?" ucap sahna dan dibarengi dengan datangnya pak wahyu ke kelas itu.
Abah tersenyum melihat kedatangan pak wahyu. Bukankah dia yang menjadi topik perdebatan mereka saat ini? "Alhamdulillah, kali ini diskusi kita berhadapan dengan objeknya langsung" pak wahyu mengernyitkan dahinya bingung. Sahna terlihat santai atas perdebatan itu. Dan glenca? Glenca memasang wajah sangat sangat tidak bersahabat.
Abah segera mencairkan suasana "Pak wahyu, monggo masuk. Kita diskusi bersama."
Pak wahyu hanya menurut dan mendudukkan dirinya di sebelah abah. "bagaimana pendapat sampean tentang guru yang menikahi muridnya. Kemudian tentang murid yang mencintai gurunya. Dan yang terakhir statemen dari anak kesayangan saya, bahwa kita bisa menikahi siapapun tapi tidak bisa mencintai siapapun."
Pak wahyu terdiam, dia tersenyum canggung melihat ke arah para siswa. Matanya mencari seseorang, dannnnn ketemu!
Dia menemukannnya. SAHNA.
Pak wahyu berdehem. "menurut saya, ketiga statemen yang abah ucapkan tadi saling berkesinambungan. Pendapat saya tentang bagaimana jika seorang guru menikahi siswanya itu ya boleh saja. Bukankah dalam islam sudah di tentukan siapa saja yang haram untuk kita nikahi. Jadi mengapa mempersulit hidup dengan perkataan orang lain?." ucap pak wahyu disertai senyuman.
"kemudian mengenai bagaimana jika siswa mencintai gurunya? Jawaban itu saya rasa sudah ada pada statemen yang disampaikan oleh sahna. Kita hanyalah manusia dengan segala titipan, begitu juga dengan hati kita sekalipun. Yang mengatur hati kita ya tetap Allah. Jadi, kita tidak bisa menjudge siapapun yang sedang mencintai siapapun." ucap pak wahyu diakhiri dengan senyuman.
Abah tersenyum mendengar pendapat pak wahyu, kemudian beliau kembali mengajukan pertanyaan "Apakah bapak ingin menikahi salah satu siswi di kelas ini?" ucap abah disetai kekehan.
Namun tak disangka-sangka pak wahyu mengangguk dengan semangat dan disertai senyuman yang sangat lebar
"tentu saja, jika dia berkenan bah"
******
maaf ya gais baru bisa update.
jangan lupa bantuan vote dan komennya!🥰

KAMU SEDANG MEMBACA
My Sahna
Novela JuvenilSahna merupakan seorang siswi salah satu sekolah swasta islam di yogyakarta. gadis bertubuh gendut dan berwajah gemoy ini selalu saja menyusahkan hidupnya sendiri dengan berbagai kelakuan bodohnya. selalu mematahkan hati lawan jenis yang mendekatiny...