Pagi ini sahna terlihat cantik saat menggunakan setelan katun berwarna mocca yang dibelikan oleh bu wiwin. Tidak lupa juga kerudung bergo kesukaannya yang berwarna hitam sudah dipakai rapi.
Sahna segera bersiap untuk mengantarkan pesanan ke rumah bu yanto. Semalam dia memang menginap di tempat bu wiwin.
"nduk, kalo sudah siap segera diantar saja ya. Takutnya nanti molor, kita malah yang ndak enak sama bu yanto" sahna hanya tersenyum dan mengangguk sebagai jawaban.
Tidak susah mencari rumah bu yanto, karena sahna sudah hafal betul. Yaaa, karena saking seringnya sahna mengantarkan makanan ke rumah ini. Namun anehnya setiap dia ke rumah ini, bu yanto selalu sendiri saja. Dia juga belum pernah mengenal anak bu yanto yang katanya ada 3 itu. Dia hanya mengenal pak wahyu saja. Bahkan untuk sekedar melihat foto bersama mereka saja tidak pernah.
Rumah sederhana itu hari ini terlihat lumayan rame, sepertinya banyak kerabat dan saudara bu yanto yang datang. Dia segera memarkirkan motornya dengan benar dan menurunkan kardus-kardus makanan yang dibawanya.
"Assalamu'alaikum" ucap sahna di depan pintu. Rumah sederhana itu terlihat sangat rapi dan cantik hari ini.
"Wa'alaikumsalam, ohhh sahna. Ayo nak masuk, udah ibuk tunggu daritadi." ucap bu yanto disertai senyum yang lembut
Sahna hanya tersenyum sopan menuruti dan membawa serta kardus kardus yang diantarnya. Dia segera menata semua kardus yang diantarnya ke tempat yang sudah disediakan. Sahna juga membantu untuk membuatkan minum tamu-tamu yang akan datang nanti. Saat dia sedang asik mengaduk es yang berada di dalam toples besar, bu yanto datang dengan membawa setumpuk piring.
"Kalo capek berhenti dulu nduk" ucap bu yanto pada sahna. Namun sahna hanya menggeleng
"belum capek buk"ucap sahna sopan.
"yasudah" ucap bu yanto tenang
Mereka berdua larut dalam pekerjaan masing-masing, sampai akhirnya suara bu yanto kembali mengisi keheningan.
"Inituh cuman acara penentuan hari, makanya cewenya yang kesini." ucapnya seolah mengerti isi pikiran sahna. Sahna hanya menjawab dengan membulatkan mulutnya namun tanpa suara.
"Ibuk sudah lama pengen segera mantu, soalnya kata orang orang kan kalo sudah mantu itu istilahnya sudah mentas"
Sahna menanggapi cerita bu yanto dengan anggukan dan senyuman. Setelahnya, bu yanto pamit untuk bersiap, karena calon tamu akan segera datang. Sahna tetap melanjutkan pekerjaannya. Tapi, semua pekerjaanya harus terhenti karena sebuah panggilan alam. Dia segera berlari ke kamar mandi namun malangnya malah terpeleset didepan kamar mandi. 'dasar keset gabut. Ngapain sih disini, bikin orang kepleset aja' batin sahna mencaci. Dia mengusap pantatnya yang terasa panas akibat mencium lantai tersebut. Saat sahna sedang disibukkan dengan rasa sakitnya, tiba tiba pintu kamar mandi terbuka. Pak wahyu dengan setelan baju batik berwarna mocca dan celana panjang hitam berdiri tengah pintu. 'kok ganteng' ucap sahna dalam hati
Pak wahyu yang melihat sahna sedang duduk di depan pintu kamar mandi mengernyitkan dahinya "ngapain kamu leyeh leyeh disitu?" tanyanya dengan nada bingung
"ohh kamu mau ngintipin saya yaaa!" lanjutnya dengan nada penuh tuduhan.
Sahna spontan berdiri dan berkacak pinggang. Raut wajah yang semula dipenuhi dengan kekaguman, sekarang dipenuhi dengan amarah. "Sembrono! Saya tadi tuh kebelet, tapi malah kepreset jadinya lesehan disitu"
Pak wahyu memilih tak ambil pusing dan meninggalkan sahna begitu saja. Namun hal itu malah membuat sahna geregetan. "dasar guru edan" gumamnya sebelum akhirnya dia memasuki kamar mandi.
***
Setelah semua selesai, sahna segera berpamitan untuk pulang tepat waktu itu juga tamu dari pihak wanita sudah sampai. Untung saja tadi sahna sudah menyimpan sandalnya di pintu belakang.
Dia mengendap pelan, hampir seperti maling agar derap langkahnya tidak mengganggu proses kedatangan para tamu. Namun saat ia akan mengambil motornya yang terparkir di dekat pintu masuk, matanya menangkap sesosok perempuan yang sangat dia kenal.
Bu Riana
Sahna kaget, itu artinya pak wahyu akan menikah dengan bu riana? Ohh...
Dia lebih memilih mengabaikan hal itu dan segera bergegas pulang. toh bukan urusannya juga
****
Namun disisi lain, ada seseorang yang mengamati sahna dengan seksama. Dia memandang kepergian sahna dengan perasaan tidak karuan. Dia senang, melihat sahna berada disini, namun disisi lain seperti ada sebuah kesedihan menyeruak didalam dadanya.
Seseorang menepuk pundak orang itu. "kamu masih menyimpan rasa itu untuk dia?" tanya arkan adik dari orang tersebut. Yang ditanya hanya menganggukkan kepala sebagai jawaban.
"Mas,,, mas. Mau sampe kapan kamu bertingkah seperti pengecut itu hm" ucap arkan memancing kerutan tak suka didahi lelaki tersebut. Wahyu
"aku bukan pengecut, hanya saja restu ibuk yang terlalu mahal jika aku memilih bersama dia" ucap wahyu dengan nada miris disertai senyuman getir
Arkan tersenyum, menepuk pundak masnya pelan
"Segala sesuatu yang istimewa, tidak mungkin didapatkan dengan mudah. Dia cewek istimewa mas, percaya sama aku. Ga gampang dapetin dia. Aku aja gagal." ucap arkan disertai kekehan
Wahyu menoleh dan menunjukkan wajah bingung "Apa maksudmu?"
*Ups
Arkan memilih pergi ke ruang tengah dan mengikuti acara lamaran yang sedang berlangsung dan meninggalkan wahyu dengan kebingungannya.
*****
trimakasih yang sudah menyempatkan waktu membaca🥰🥰
jangan lupa tinggalkan komen dan vote:)

KAMU SEDANG MEMBACA
My Sahna
Teen FictionSahna merupakan seorang siswi salah satu sekolah swasta islam di yogyakarta. gadis bertubuh gendut dan berwajah gemoy ini selalu saja menyusahkan hidupnya sendiri dengan berbagai kelakuan bodohnya. selalu mematahkan hati lawan jenis yang mendekatiny...