part 5

48 9 0
                                    

"Aku tidak suka bulan Desember karena bulan itu hujan turun hampir setiap hari tapi sekarang aku mulai menyukainya, aroma hujan yang mirip dengannya membuatku candu."

***
Rehan menatap teman-teman sekelasnya yang sedang ribut karena guru yang harusnya mengajar mereka sedang sakit.

"Tobat Han!" ucap Mahendra melambaikan tangan didepan wajah Rehan.

"Ganggu ajah," sinis Rehan.

"Lagian lu liatin anak cewek TokTokan mulu nanti kesurupan baru tau rasa," jawab Mahendra.

"Rezeki gak boleh ditolak," ucap Rehan.

"Bener juga,"

Akhirnya mereka berdua memperhatikan tiga anak cewek di kelas mereka yang sedang berjoget di depan ponsel dengan diiringi musik (anak baik jangan ditiru).

"Ngeliatin cewek mulu makannya cari pacar," ucap Rafael duduk didepan mereka.

"Kayak lu punya pacar ajah," sindir Mahendra.

"Gimana bang lancar?" tanya Rehan.

"Lancar," jawab Rafael.

Mereka bertiga pun mengobrol menikmati jamkos lalu ikut dengan anak laki yang lain untuk bermain bola.

"El tangkap!" teriak Rehan.

Rafael yang berdiri didepan papan tulis menangkap bola lalu melemparkannya ke Mahendra dengan keras.

"Mahendra keluar lu!" ucap Rafael.

"Gak friends lagi kita!" ucap Mahendra duduk dikursinya.

"El, tangan lu kenapa diperban? Tadi gua gak sengaja liat," ucap Rehan.

"Kemarin gua jatuh jadi gitu deh!" jawab Rafael menarik lengan bajunya.

"Lain kali hati-hati dong,"

***

"Revan! Makan apa?" tanya Lia tanpa meminta izin langsung duduk disebelah Revan.

"Hari ini kok Revan nambah ganteng sih?" ucap Lia menatap Revan.

"Jaket Rehan udah aku cuci terus aku balikin kok tenang saja,"

"Revan ngomong dong jangan diem doang!"

"Berisik," ketus Revan.

"Hello guys! Gua datang untuk membawa mala petaka!" ucap Rehan duduk didepan Kakaknya disusul kedua temannya.

"Pembawa sial datang," gumam Revan.

"Aduh kasihan banget Kakakku ini karena satu-satunya teman lagi jalan-jalan ke London," ucap Rehan.

"Nanti dia balik kok tenang saja!" lanjutnya.

"Revan punya teman? Lia juga punya teman tapi dia gak masuk karena lagi sakit," ucap Lia.

"Teman Revan seperti apa orangnya?" tanya Lia.

"Gua paling benci sama orang yang mau tau tentang hidup gua, baru gua payungin ajah udah seneng? Semurah itu ya lu? Kalo cowok lain yang mayungin lu bakal seneng gitu?" ucap Revan.

"Maksud Revan apa?" tanya Lia tidak percaya.

"Gua udah risih sama sikap lu yang kayak cewek murahan jadi jangan deket-deket gua lagi," ucap Revan.

"Lia bisa tahan kalau orang lain yang bilang tapi kalau Revan yang bilang Lia gak sanggup," ucap Lia menutup wajahnya karena kedua matanya sudah mulai mengeluarkan air mata.

"Lia permisi dulu!" ucap Lia bangkit lalu pergi.

"Van kali ini lu udah keterlaluan," ucap Rehan.

Twin HopeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang