"Han lu mau bolos?" tanya Mahendra.
"Iya males belajar komputer gua udah jago," jawab Rehan.
"Halah bilang ajah males sama gurunya," sahut Rafael.
"Tuh tau!" ucap Rehan.
"Yuk lah gas!"
Mereka bertiga pun berbalik arah dari gerombolan anak-anak kelas yang mau ke lab komputer sedangkan mereka bertiga berniat untuk bolos karena kurang suka dengan pelajaran ini.
"Mau ke mana? Rooftop kayaknya seru," ucap Rehan.
"Mabar yuk tapi hospotin ya," ucap Mahendra.
"Dasar gak modal," ledek Rehan.
"Kan ada kalian yang modalnya banyak," ucap Mahendra.
"Eh ada guru BK!" teriak Rafael.
Rehan, Mahendra dan Rafael langsung buru-buru masuk ke kamar mandi dan bersembunyi disana karena bisa gawat kalau ketahuan guru BK.
Setelah beberapa menit mereka bertiga keluar lalu secara hati-hati berjalan menaiki tangga satu persatu hingga akhirnya mereka sampai di rooftop.
"Wahh udaranya sangat penuh polusi!" ucap Rehan membentangkan tangannya menikmati angin.
"Wahh lihat ada polusi sekolah," ucap Mahendra.
"Siapa yang lu bilang begitu ha?" ucap Ethan marah dengan sebatang rokok menyala ditangannya.
"Padahal gua gak sebut nama loh," ucap Mahendra tidak takut.
"Lu bisa pergi gak? Kita mau disini," ucap Rehan.
"Gua duluan yang dateng kalian lah yang pergi," ucap Ethan.
"Tapi kita lebih banyak dari lu," ucap Mahendra.
"Ya gua gak peduli," jawab Ethan.
"Yaudah terserah lu," ucap Rehan duduk dikursi yang sudah hampir rusak.
Mereka bertiga pun main game online sedangkan Ethan hanya bermain ponsel sambil merokok.
"Lu bukannya sensitif ya sama asap rokok?" tanya Mahendra.
"Tempat ini kan luas jadi gua gak papa," jawab Rehan.
"Gua denger katanya kakak lu lagi dalam perawatan," ucap Ethan.
"Kalo iya kenapa? Lu takut keluarga gua minta bayarin tenang ajah keluarga gua mampu kok," jawab Rehan.
"Lagipula perawatan mental kok soal lu yang mukulin Revan gua tutup mulut karena dia yang mau jadi tenang saja keluarga lu tidak akan dalam masalah," ucap Rehan.
"Oh yaudah," ucap Ethan membuang puntung rokoknya menginjaknya lalu berbalik hendak pergi.
"Gua tau lu suka sama Lia," ucap Rehan.
"Bukan git---" Ethan berbalik menatap Rehan yang juga menatapnya.
"Apa? Lu mau jadikan teman dari kecil sebagai alasan? Tidak ada pertemanan sesungguhnya dalam hubungan cewek dan cowok," ucap Rehan.
"Lu ngerasa bersalah kan sama Revan karena meski tidak suka lu sadar seharusnya tidak berbuat seperti itu tapi lu terlalu gengsi untuk minta maaf,"
"Karena itu gua kasih tau cara lu minta maaf tanpa harus mengatakannya,"
"Lu harus bantu gua."
***
"Rehan kamu sudah makan kan?" tanya Kayla.
"Udah kok Bun," jawab Rehan.
"Maaf ya karena khawatir dengan Kakak kamu Bunda jadi kurang memperhatikan kamu," ucap Kayla mengelus rambut putranya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Twin Hope
Genç KurguNama gua Rehan Dianata salah satu anak dari Mamaku yang cantik Kayla dan Ayahku yang menyebalkan Faisal. Tapi yang paling menyebalkan adalah saudara kembarku dia lahir lebih dulu dariku meski hanya beda sepuluh menit. Namanya Revan Dianata, orangnya...