"Kita pulang dulu!"
"Besok main lagi ya!"
"Siap!"
Rehan melambaikan tangan pada teman-temannya yang mulai pergi menggunakan sepeda motor setelah semuanya pergi Rehan masuk kedalam mobil dan Revan sudah menunggu di dalam.
"Mau mampir kemana dulu gak? Masih ada waktu nih," ucap Rehan.
"Hanya kali ini loh gua mau jadi adik yang baik," lanjutnya.
"Kue coklat yang biasa kita beli," jawab Revan.
"Oke kita berangkat!"
Rehan mengendarai mobil dengan kecepatan sedang biasanya Revan yang menyetir tapi demi keselamatan bersama sekarang Rehan yang menyetir.
"Nih udah nyampe," ucap Rehan.
"Lu beli ajah gua tunggu sini," jawab Revan.
"Gua ngantuk," lanjutnya bersandar pada jendela.
"Katanya mau kesini tapi gua yang disuruh gak jelas!" ucap Rehan kesal.
"Yaudah tidur ajah biar gua yang makan!" ucap Rehan melepas sabuk pengamannya.
Revan tidak menjawab dan memejamkan matanya. Dengan kesal Rehan keluar dan masuk ke dalam toko yang rumayan ramai.
Rehan memilih kue coklat yang biasa ia makan lalu mengantri untuk membayarnya. Setelah membayar Rehan keluar dan kembali ke mobilnya.
"Ternyata lagi ada promo pantes rame banget," ucap Rehan.
Rehan baru menyadari Revan tidak ada ditempat tadi ia duduk. Tapi di tempat tadi ia duduk terdapat kertas yang bertuliskan 'maaf' dengan tulisan besar.
Rehan mengerutkan keningnya bingung.
"Dia ke kamar mandi? Minta maaf karena mungkin akan lama?" gumam Rehan berusaha menebak.
"Rehan! Rehan gawat!" teriak Lia.
"Kembaran Revan mau bunuh diri di atas jembatan!"
"Cepat hentikan atau kau akan menyesal seumur hidup!" bentak Brian.
Revan menoleh ke arah jembatan layang yang berada di dekatnya.
"Pak saya minjem motornya ya sebentar!" ucap Rehan memberhentikan seorang pengemudi motor.
"Hah? Kamu begal ya?" ucap pengemudi itu tidak percaya.
"Ini kunci mobil saya ini dompet saya di dalamnya ada STNK pegang ini sebagai jaminan! Saya sangat butuh," ucap Rehan memberikan kunci mobil dan dompetnya.
"Saya benar-benar sedang terdesak!" ucap Rehan merebut motor itu tanpa mempedulikan kemarahan orang itu.
Rehan pun pergi menggunakan sepeda motor yang ia pinjam dengan paksa kalau menggunakan mobil akan sulit karena harus keluar dari parkiran toko dan tidak bisa menyalip secepat motor.
"Revan!" teriak Rehan.
Rehan turun dari motor tanpa menurunkan standar hingga motor itu jatuh tapi ia tidak peduli.
Rehan langsung berlari dan menarik baju Revan yang berdiri di atas jembatan. Rehan dan Revan terjatuh diatas trotoar Rehan bangkit menarik kerah baju Kakaknya lalu memukulnya dengan keras.
"Lu udah gila?!" bentak Rehan.
"Kalau emang segitunya ingin mati bilang sama gua biar gua yang melakukannya!" ucap Rehan.
"Kalau begitu lakukan! Tolong lakukan," ucap Revan menarik tangan adiknya ke lehernya.
"Lakukan Rehan," lanjutnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Twin Hope
Roman pour AdolescentsNama gua Rehan Dianata salah satu anak dari Mamaku yang cantik Kayla dan Ayahku yang menyebalkan Faisal. Tapi yang paling menyebalkan adalah saudara kembarku dia lahir lebih dulu dariku meski hanya beda sepuluh menit. Namanya Revan Dianata, orangnya...