part 14

34 6 0
                                    

Rehan melihat sekitar yang sudah mulai sepi karena jam pulang sudah lewat beberapa jam yang lalu.

Revan meminjam mobil untuk pergi bersama Sunny dan tadi ia langsung pergi ke ruang eskul photography untuk latihan.

Ia juga lupa bahwa batrai diponselnya sudah habis dan dengan percaya dirinya menolak semua ajakan teman-temannya.

Jadi sekarang ia bingung bagaimana harus pulang.

"Pak beneran gak ada aplikasi ojek online? Apa ajah deh pak mahal juga gapapa," ucap Rehan.

"Aduh dek kan saya udah bilang hp saya tuh masih pencet-pencet mana ada aplikasi kayak gitu," jawab Sang Satpam.

"Cas san gak ada pak?" tanya Rehan.

"Kan tadi kamu udah lihat kalau itu beda,"

"Kalau kamu hapal nomor orang tua kamu baru bisa saya tolong," ucap Sang Satpam.

"Saya gak hapal," jawab Rehan cemberut.

"Yaudah saya tunggu diluar ajah siapa tau ada taksi atau angkot lewat," ucap Rehan berjalan keluar gerbang dan berdiri di depan gerbang.

"Udah sore banget ini mah gak yakin saya ada angkot," gumam Sang Satpam merasa kasihan pada Rehan.

Sang satpam pun bangkit masuk ke dalam gedung sekolah dan berniat pergi ke kantor guru karena seingatnya ada beberapa guru yang belum pulang siapa tau ada yang bisa membantu Rehan.

"Aduh udah mau malem ini," ucap Rehan khawatir.

"Kalo sampe malem gak pulang ayah pasti nyariin kan? Tapi masa iya harus nunggu disini sampai malam!" kesal Rehan.

"Aghhh Revan kalau bukan karena lu lagi depresi ogah gua kasih tuh mobil!" Rehan menyesal.

"Rehan gak boleh gitu dong katanya mau bantu kembaran Rehan sampai membaik," ucap Lia.

"Kalau nolong sodara tuh jangan setengah-setengah," ucap Lia.

"Iya maaf Lia," ucap Rehan tersenyum.

"Akhir pekan kita ke bioskop yuk?" ajak Rehan.

"Ada anime baru yang bakal tayang di bioskop," ucap Rehan.

"Iya Lia mau! Pasti seru!" ucap Lia penuh semangat.

Rehan terkekeh mendengarnya dan tanpa sadar sebuah sedan hitam mewah berhenti di depannya.

"Mobil siapa tuh? Ayah beli mobil baru ya?" gumam Rehan heran.

Seorang pria paruh baya dengan jas lengkap turun dari mobil itu lalu berdiri didepan Rehan.

"Dengan Rehan Dianata?" tanya pria itu.

"Ya? Kenapa?" tanya Rehan curiga.

Pria itu menyodorkan sebuah amplop berwarna coklat dan cukup tebal. Rehan kebingungan hingga detik berikutnya ia memeluk dirinya sendiri.

"Saya bukan om mesum!" ucap pria paruh baya itu kesal.

"Jaman sekarang om-om gak cuman cari tante-tante tapi bujang tampan seperti saya bisa jadi target," ucap Rehan mundur beberapa langkah.

"Saya bukan orang yang seperti itu! Saya Ayahnya Rafael," ucap pria itu.

"Ayahnya El?" tanya Rehan bingung.

"Nama saya Devan. saya Ayah kandung Rafael," ucap Devan.

"Terus itu apa?" tanya Rehan bingung menunjuk amplop yang disodorkan pria itu.

"Hubungan saya dan El sangat buruk sejak meninggalnya mendiang Ibunya ia jadi jarang pulang kerumah dan lebih memilih tidur di apartemennya dia juga menolak orang yang akan menjadi Ibu tirinya," ucap Devan.

Twin HopeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang