part 15

34 6 0
                                    

"Revan! Hari ini Lia ketemu kucing liar saat berangkat sekolah dia lucu banget sampai mau Lia bawa pulang tapi Kak Tama elergi kucing,"

"Kucing itu unik ya? Saat melakukan apapun dia akan terlihat imut membuat orang-orang tidak bisa marah dengan,"

"Lia suka kucing?"

"Suka! Kadang kalau Kak Tama pergi kerja keluar kota Lia diam-diam bawa kucing kerumah dan saat Kak Tama pulang Lia kembalikan kucing itu pada asalnya meski gak tega,"

"Dulu gua pernah memelihara kucing tapi dia mati setelah tiga bulan dirawat,"

"Cepat sekali kan? Sama seperti kamu Lia kenapa cepat sekali perginya?"

"Maaf Revan."

Revan membuka matanya karena terusik dengan sinar matahari yang menyinari kamarnya di dekat jendela terdapat Lia yang sedang membersihkan jendela.

"Revan kamu mau sampai kapan tidur terus mentang-mentang sekarang hari libur," sindir Kayla.

"Hari libur artinya libur bangun pagi," jawab Revan menarik selimutnya.

"Pribahasa dari mana itu? Setidaknya saat libur kamu berolahraga," ucap Kayla.

"Males," jawab Revan.

Kayla hanya menghela nafas ia sudah mendengar jawaban seperti ini saat dikamar Rehan tadi.

"Hordengnya jangan lupa ditutup ya Bun ini silau banget," ucap Revan.

"Oh iya nanti siang Bunda sama Ayah ada urusan tadi Bunda udah bikin sandwich kalau masih lapar ada opor ayam nanti tinggal dipanasin ajah ya," ucap Kayla menutup kembali hordengnya.

"Oke siap!" jawab Revan mengangkat ibu jarinya.

Kayla pun keluar dari kamar Revan lalu Revan kembali melanjutkan mimpinya.

"Aneh, kenapa saat bersama dia terasa lebih nyaman?" tanya Lia menatap wajah Revan yang tertidur pulas.

"Wajah mereka benar-benar mirip tapi kenapa saat melihatnya ada sesuatu yang aneh,"

"Coba saja aku bisa mengingatnya," ucap Lia pergi.

Setelah beberapa jam Revan membuka matanya lalu merasakan suasana rumah yang sangat sepi. Ia melihat jam yang menunjukkan pukul sepuluh pagi.

Ia turun dari kasurnya lalu pergi keluar kamar dan tidak melihat keberadaan siapapun.

Revan pun pergi ke sebelah kamar adiknya tapi tidak ada sahutan dan akhirnya kembali ke kamar untuk mengambil ponsel.

[Gua pergi main titip rumah ya]

Ia mendapatkan pesan dari adiknya yang ternyata ikut pergi dan sekarang ia sendirian dirumah.

Revan pergi ke meja makan lalu memakan sandwich bagiannya yang belum dimakan. Setelah memakan itu ia kembali ke dalam kamar.

Revan membuka laci meja belajarnya lalu mengambil sebuah botol yang berisikan beberapa obat. Revan mengambil satu lalu kembali menaruh sisanya.

Ia duduk ditepi ranjang menatap pil obat yang sebenarnya sudah ia minum diam-diam selama beberapa kali untuk menghilangkan stresnya.

Obat tidur. Revan selalu meminumnya karena saat tertidur ia sering bermimpi bertemu dengan Lia dan baginya itu lebih nyaman dibandingkan kehidupan nyatanya.

"Selama ini gua bohong kalau sudah melupakannya untuk menenangkan orang-orang disekitar gua yang khawatir," gumam Revan menatap pil obat ditangannya.

"Selamat tidur!" ucap Revan menelan obat itu lalu meminum air.

Tapi karena ia baru saja bangun obat itu kurang berefek padanya. Ia menatap sekeliling kamar yang terasa hening dan sunyi jujur saja ia merasa kesepian.

Twin HopeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang