part 4

46 8 0
                                    

"Makasih ya Revan udah mau bantu Ibu,"

"Iya Bu," jawab Revan menaruh tumpukan buku diatas meja gurunya.

"Kamu bawa payung? Kayaknya mau hujan,"

"Bawa kok Bu, saya permisi dulu ya!"

Revan keluar dari kelasnya lalu memesan ojek online dan menunggu dipos satpam. Baru beberapa menit memesan hujan turun dengan deras.

"Rehan bawa payung gak ya?" gumam Revan.

"Anak ceroboh kayak gitu mana inget bawa payung meski udah tau musim hujan," ucap Revan membatalkan pesanan ojek onlinenya lalu membuka payungnya dan kembali ke sekolah.

"Revan!" panggil Lia tersenyum.

"Liat Rehan?" tanya Revan tanpa basa-basi.

"Rehan? Tadi dia lari gatau kemana," jawab Lia.

"Itu kan jaket Rehan," ucap Revan menunjuk jaket yang dipakai Lia.

"Tadi Rehan kasih jaketnya ke Lia," jawab Lia jujur.

"Rehan pergi pakai payung?" tanya Revan.

"Enggak, kayaknya dia tadi buru-buru langsung lari keluar," jawab Lia.

"Mungkin dia udah mesan taksi online," batin Revan.

Lia memperhatikan Revan yang melihat sekitar mencari adiknya. Lia memegang wajahnya lalu menunduk ia sadar sekarang wajahnya pasti kacau dengan rambut yang bau dan bibir yang pucat.

"Kenapa nunduk?" tanya Revan.

"Lia malu, sekarang Lia jelek," jawab Lia.

"Emng kapan lu gak jelek?" ucap Revan ketus.

Lia menunduk dengan wajah yang memerah menahan tangis. Revan mengacak rambutnya lalu menatap Lia.

"Rumah lu dimana? Biar gua antar," ucap Revan.

"Eh?" Lia mengangkat wajahnya menatap Revan tidak percaya.

Lia menarik hidung mancung Revan hingga pria itu mengaduh kesakitan.

"Apaan sih!" kesal Revan.

"Kamu Rehan ya?! Ngaku, Rehan udah jangan bercanda lagi!" ucap Lia tidak percaya.

"Emangnya itu penting?" tanya Revan.

"Beneran Revan! Radar cinta Lia mengatakan bahwa kamu benar-benar Revan yang aku cintai!" ucap Lia tersenyum.

"Gua berubah fikiran!" ucap Revan berbalik.

"Iya! Lia mau diantar!" ucap Lia menarik baju belakang Revan.

"Ah maaf tangan Lia basah," ucap Lia melepas tangannya dari seragam Revan.

"Yaudah ayo,"

Revan dan Lia pun berjalan satu payung. Lia mengatakan bahwa ke rumahnya bisa menaiki angkutan umum jadi mereka pergi ke tempat biasa angkutan umum lewat.

"Revan kayak gini karena suka sama Lia kan?" tanya Lia.

"Gak."

"Jangan-jangan sebenernya Revan suka sama Lia tapi malu bilangnya,"

"Banyak kok yang suka sama Lia tapi gak berani ngomong Revan kayak gitu juga ya?" ucap Lia.

"Kegeeran,"

"Revan tau gak kenapa Lia suka sama Revan? Kalau Revan bilang Revan suka sama Lia nanti Lia kasih tau," ucap Lia.

"Gausa makasih."

Twin HopeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang