"Revan!"
Senyum manis terukir indah di wajah Lia yang sedang berlari menghampiri Revan yang sudah menunggunya.
"Revan!" panggil Lia lagi saat sudah ada di samping Revan.
"Apa?" tanya Revan.
"Hehehe Lia seneng tiba-tiba Revan ngajak ketemuan," jawab Lia.
"Kalo sibuk gak dateng juga gapapa," ucap Revan.
"Enggak kok! Lia gak sibuk sama sekali kok kalaupun Lia sibuk Lia akan tetap datang," ucap Lia.
"Hmmmm."
"Revan kenapa rapi banget? Habis dari mana?" tanya Lia.
"Gua tiap hari begini," jawab Revan.
"Masa sih? Biasanya Revan cuman pake hodie," ucap Lia.
"Terserah gua dong," ucap Revan.
"Iya terserah Revan karena Revan pake apapun ganteng!" ucap Lia.
"Jadi kenapa Revan ngajak Lia ketemuan?" tanya Lia penasaran.
"Entar gua kasih tau," ucap Revan berjalan disusul Lia.
"Revan mau ngasih tau Lia apa? Jangan-jangan Revan mau menyatakan cinta ya?" tanya Lia.
"Tapi gak mungkin ya," lanjutnya.
"Gapapa! Lia akan lebih berusaha agar Revan suka sama Lia,"
"Mau itu?" ajak Revan menunjuk penjual roti bakar.
"Mau!" jawab Lia semangat.
Mereka pun memesan roti bakar lalu membeli minuman sembari menunggu roti bakar mereka selesai.
"Semuanya jadi lima puluh ribu," ucap sang penjual makanan saat memberikan minuman mereka.
"Sebentar," ucap Lia membuka tas selempangnya.
"Ini," ucap Revan memberikan selembar uang biru.
"Terimakasih," jawab Sang Penjual tersenyum ramah.
"Revan gausah bayarin punya Lia," ucap Lia.
"Dompet lu ketinggalan," ucap Revan.
"Ha? Enggak kok dompet Lia gak ketinggalan," ucap Lia.
"Ketinggalan," ucap Revan.
Lia berfikir sebentar untuk mengerti apa yang dimaksud Revan. Ia tersenyum lalu memeluk lengan Revan.
"Iya, dompet Lia ketinggalan."
Mereka berdua duduk bersebelahan dengan makanan dan minuman yang sudah mereka beli.
"Langitnya indah ya," ucap Lia.
"Sekarang sudah bukan bulan Desember lagi jadi hujan jarang turun," ucap Lia.
"Musim hujan sudah lewat," ucap Revan.
"Iya ya kalau tidak hujan begini langit terlihat sangat indah," ucap Lia.
"Lia tidak menyangka malam dimana Lia sama Revan menatap langit bersama akan tiba," ucap Lia tersenyum.
"Lia seneng banget!"
"Baguslah," ucap Revan.
"Akhir-akhir ini Revan sering ajak Lia jalan Lia juga seneng banget!" ucap Lia.
"Lia pengen waktu seperti ini tidak pernah hilang," lanjutnya.
"Lia," panggil Revan.
"Hm?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Twin Hope
Novela JuvenilNama gua Rehan Dianata salah satu anak dari Mamaku yang cantik Kayla dan Ayahku yang menyebalkan Faisal. Tapi yang paling menyebalkan adalah saudara kembarku dia lahir lebih dulu dariku meski hanya beda sepuluh menit. Namanya Revan Dianata, orangnya...