part 7

34 10 1
                                    

"Lihatlah setelah Ethan kembali tidak ada satupun manusia yang berani mengejek Lia lagi," ucap Mahendra berdecak kagum.

"Katanya urusan dia udah selesai masih SMA tapi sok sibuk," sindir Rehan.

"Wajar ajah dia kan anak tunggal dari keluarga kaya raya," ucap Rafael menatap ponselnya.

"Lu juga anak tunggal dari keluarga kaya tapi kayak gada beban tuh emang si setannya ajah yang mau sok sibuk," ucap Rehan.

"Gua bukan anak tunggal," ucap Rafael.

"Lu punya saudara? Pasti kakaknya El lagi belajar diluar negeri buat nerusin perusahaan keluarga kayak di novel-novel gitu," ucap Mahendra.

"Kalo gua sih gak mau kuliah di luar negeri," ucap Rehan.

"Itu sih karena lu gak sanggup udara dingin nanti bisa masuk angin terus kalo di luar negeri," ucap Mahendra.

"Tuh tau!"

"Heran aku tuh sama kalian masih SMA tapi uang jajannya lebih banyak dari kredit motor gua," ucap Mahendra kesal.

"Apalagi lu Han! Pake jaket harga berjuta-juta kayak pakai jaket beli di pasar malam," ucap Mahendra.

"Cape aku tuh bersahabat sama kalian berdua!" ucap Mahendra bangkit sok dramatis.

"Nanti gua pinjemin mobil," ucap Rehan.

"Motor bekas gua SMP buat lu ajah," ucap Rafael.

"Aku akan menjadi sahabat terbaik kalian sampai ayam beranak!" ucap Mahendra memeluk kedua sahabatnya.

"Geli woy!" ucap Rehan menepis tangan Mahendra.

"Hehehe,"

"Revan!" panggil Ethan menghampiri Rehan.

"Gua Rehan," jawab Rehan kesal.

"Ya ampun gua salah orang maaf ya," ucap Ethan.

"Soalnya gua kayak denger ada yang ngomongin gua jadi kurang fokus gitu,"

"Kedengeran ya kalo kita ngomongin lu?" ucap Rehan dengan santai.

"Iya kedengeran lain kali kalo ngomongin orang suaranya kecilin ya," ucap Ethan tersenyum.

"Lu juga lain kali kalo diomongin pura-pura gak denger dong toh kita gak ngomongin hal buruk tentang lu," ucap Rehan.

"Bukan hal buruk gimana? Lu barusan manggil gua setan!" ucap Ethan.

"Dari pada Sethan," jawab Rehan masih santai.

"Gua gatau kita punya masalah apa tapi kayaknya lu seneng banget cari masalah sama gua," ucap Ethan.

"Apasih gitu doang marah," ucap Rehan.

"Gausah belagu deh gua tau tentang lu! Padahal lu lebih lemah dari kembaran lu tapi lu sombong banget padahal masih suka berlindung dibawah ketiak kakak tersayang," ucap Ethan.

Kantin yang ramai pun semakin ramai mereka begitu semangat dengan perdebatan Rehan dan Ethan. Rehan tersenyum dengan memaku wajahnya dengan tangannya yang ada diatas meja lalu mengambil minumannya meminumnya sebentar lalu menuangkannya diatas sepatunya.

"Ups maaf gimana nih? Kakak tersayangku ketiaknya hilang," ucap Rehan.

"An**ng!" marah Ethan menarik kerah seragam Rehan hingga Rehan berdiri.

"Tolong jangan pakai kekerasan karena tubuhku ini sangat lemah," ucap Rehan.

"Lu pikir gua peduli?" tanya Ethan.

"Harus peduli karena nanti lu akan menyesal," ucap Rehan.

"Ethan!" teriak Lia menghampiri Ethan lalu menarik pria itu.

Twin HopeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang