Daun
Seperti desau-desau angin yang lembut menerpa daun
Membelai manja di setiap helainya
Seolah hanya daun dunia yang begitu berharga
Ah, daun goyah
Sentuhan angin begitu meninabobokan
Menghibur daun yang tak pernah dipeluk dahan
Mungkin sebab daun telah hadir terlalu lama
Mungkin sebab daun yang kini telah berubah warna
Tak segar lagi dipandang mata
Dan pucuk-pucuk yang lain menampakkan hadirnya
Daun telah menguning,
angin masih saja menemani dalam hening
Daun tak kuat lagi bertahan pada dahan
Daun jatuh pada pilihan menjatuhkan diri
Daun memilih mengarungi dunia bersama angin
Daun jatuh ...
Namun, mengapa angin tak ikut luruh ?
Daun kira angin 'kan merengkuh
Rupanya angin membiarkannya tertimbun lusuh
Angin membelai pucuk yang baru
Daun memandang dengan pilu
Daun yang sepanjang masa ia rayu
Dibiarkan jatuh sendirian dalam layu
****
Deep;(
Tertanda,
SajakDN
KAMU SEDANG MEMBACA
Diam
PoetryDiam bukan berarti bungkam Karena diamku berontak Karena diamku menolak Karena diamku menanti Karena dengan diam, aku meminta izin pergi **** Tak memaksa membaca, sebab bacaan perihal rasa Bila sudah nyaman Tetap posisikan pada zona aman Jika me...