Pada tiap hembus sajak yang bertema senja, ada sesuatu yang sesak setelah kau biarkan begitu saja. Setiap hurufnya tak bermakna jika empunya tak kau gores luka. Lembayung senja selalu kembali, namun tak kutahu perihal dikau yang pergi. Entahlah. Kau tak pernah mau menetap meski aku bersedia menjadi atap. Mungkin bisa kita sebut saja transit sesaat seperti senja sore itu yang hanya lewat.
***
Cek mulmed yaTertanda,
Dian Nafika
KAMU SEDANG MEMBACA
Diam
PoesiaDiam bukan berarti bungkam Karena diamku berontak Karena diamku menolak Karena diamku menanti Karena dengan diam, aku meminta izin pergi **** Tak memaksa membaca, sebab bacaan perihal rasa Bila sudah nyaman Tetap posisikan pada zona aman Jika me...