Dan kita terlanjur patah di tubuh antah berantah. Nelangsa yang beranak pinak bertudung pisah yang dijejali serakah. Panggung khayalan yang semakin lama semakin mabuk penyesalan. Belum usai jika terbata-bata memulai. Tetaplah berjalan hingga menetap pada impian. Remuk, peluru memeluk setiap rongga berseluk. Namun, sekali lagi, belum usai ... kasih.
****
Terimakasih telah membaca, jika berkenan silakan vote dan tidak perlu segan berkomentar. Hope you like it!Tertanda,
DiaNaf
KAMU SEDANG MEMBACA
Diam
PoesíaDiam bukan berarti bungkam Karena diamku berontak Karena diamku menolak Karena diamku menanti Karena dengan diam, aku meminta izin pergi **** Tak memaksa membaca, sebab bacaan perihal rasa Bila sudah nyaman Tetap posisikan pada zona aman Jika me...