Awal

1.1K 99 7
                                    

bentar bentar, sebelum kalian baca, izinkan aku sembunyi dulu, malu.
okay sekarang silahkan baca, jangan lupa votmentnya.

.

.

.

Day 1

Hari itu di pinggir trotoar saat jarum jam menunjukan pukul 05.00 terdapat seorang lelaki bersurai hitam terlihat duduk di salah satu bangku dengan kaki yang memangku sketchbook dan jemari yang sibuk menari di atas kertas putih tersebut. Itu menjadi kegiatan favoritnya akhir akhir ini.

'klik'

Suara yang tak asing menyapa indra pendengarannya, lelaki itu-Tanaka, mengalihkan atensinya pada pemuda yang ketahuan memotretnya. Sadar dirinya telah tertangkap basah, pemuda itu hanya tersenyum canggung.

"Hai"

Pemuda itu melambaikan tangannya pada Tanaka, namun seolah tak peduli, Tanaka hanya menatapnya datar dan kembali melanjutkan kegiatannya yang tertunda. Sadar bahwa dirinya sedang diabaikan, pemuda itu mendekati Tanaka dan mengintip sedikit gambarnya.

"Wah bagus, apa kau suka menggambar?"

Sekali lagi, ucapannya tak digubris, Ia menghela nafas lelah.

"Hey, apa kamu marah karena aku memotret tanpa seizinmu?"

Pemuda itu menatap Tanaka, berharap kali ini Tanaka akan menjawab pertanyaannya walaupun hanya sepatah kata.

"Tidak"

Pemuda itu tersenyum cerah, senang hanya karena Tanaka menjawab pertanyaannya, Ia mengeluarkan permen dari saku jaket yang Ia kenakan dan meletakkannya di sketchbook milik Tanaka.

"Kalau kau memakannya, kita teman, jika kau membuangnya, kita juga teman, pokoknya aku ingin kita berteman"

Tanaka menghela nafas, pemuda ini berisik sekali, Ia meraih permen yang diberikan pemuda itu, "terima kasih"

"Sama sama, aku Langit Anggaraksa, panggil Angga, okay?"

"Naka" jawab Tanaka singkat tanpa menoleh ke arah Angga. Angga hanya tersenyum, sepertinya Tanaka itu tipe yang susah untuk didekati.

"Kenapa tadi kamu memotretku?"

Angga menoleh, mendapati Tanaka dengan raut penasaran, masih dengan senyum yang terpati di wajahnya, Angga menjawab.

"Karena Naka itu indah, indah sekali"

Tanaka membuang muka, samar samar angga dapat melihat semburat merah muda yang tercipta di kedua pipi Tanaka, Ia hanya terkekeh melihatnya.

tik

Angga mendongak saat merasakan tetesan air jatuh mengenai kulitnya, di tatapnya Tanaka yang sama sama mengadah menatap langit yang tanpa mereka sadari mulai dirundung mendung. Beberapa detik sebelum hujan makin deras, Angga melepaskan jaketnya, memberikannya ke Tanaka, mendapati reaksi Tanaka yang kebingungan, Angga hanya tersenyum.

"Kenapa jaketnya tidak buat kamu saja?"

Lagi lagi Angga tersenyum, Tanaka heran, apa laki laki di hadapannya ini tidak bisa membuat ekspresi lain selain tersenyum?

"Saya Langit Anggaraksa menyukai Naka dan saya tidak ingin melihat Naka sakit"

Tanaka mengerjap lucu, atas jawaban Angga. "Kenapa kamu menyukai Naka?"

Baru saja Angga hendak menjawab, hujan yang semakin deras menahan jawabannya yang sudah di ujung lidah.

"Pulang ya, nanti makin deras"

Tanaka mengangguk atas pesan yang ditunjukan Angga padanya, Ia segera berlari menjauh dari Angga. Angga tersenyum menatap punggung yang makin menjauh di telan kabut tipis akibat gerimis. Angga bersiap menerjang hujan, dengan berbekal tangan yang Ia harap dapat melindunginya dari terpaan hujan Ia berlari ke arah yang berlawanan dengan Tanaka.

"Angga"

Suara yang tak asing tertangkap oleh indra pendengaran Angga, Ia menoleh ke arah Tanaka yang memanggil namanya, dirinya bertanya 'kenapa?' melalui raut wajahnya.

"Naka harap kita bisa bertemu lagi"

Tersenyum lalu mengangguk itu jawaban Angga sebelum dirinya kembali menerjang hujan, Tanaka melakukan hal yang sama, terus menerjang hujan dengan jaket milik Angga yang melekat di kepalanya.

.

.

.
TBC

ini alurnya lambat, jadi untuk ke konflik memang agak lama, perchapnya juga pendek mungkin ga sampe 1000 word, ya tergantung sih

jangan lupa votment, satu votment dari kalian berharga setara dengan emas dan berlian

apsi gaje, udah sih, intinya janlup votment.

Days With You | RenMinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang