Ayah (2)

269 36 13
                                    

1037 word, siapin kantung muntah


Day 10

"Menurut Angga, ayah itu orang yang seperti apa?"

"Ayah itu keren, dia lucu, saat besar nanti Angga ingin menjadi seperti Ayah!"

Angga tersenyum kecut, dirinya sedang berada di perpustakaan saat ini, bersama Tanaka, setelah cekcok dengan ayahnya tadi pagi, Angga tidak melihat pria itu dimanapun, Angga juga tidak mau tahu sih, hanya saja Angga jadi sedikit kepikiran, apalagi setelah sekian lama terpendam, Angga mengeluarkan unek uneknya pada ayahnya.

"Angga kenapa?"

"Hah?" Suara Tanaka berhasil menarik perhatian Angga, karena sedari tadi dirinya melamun, Angga pun menjadi tidak fokus.

"Daritadi Angga mengehela nafas terus, ada apa?" Tanaka menatap Angga penuh tanya, saat tadi dia membaca buku, Ia mendengar Angga beberapa kali menghela nafas, jika dihitung, Tanaka yakin jumlah Angga menghela nafas dalam 2 menit sudah lebih dari 5 kali.

Angga mengusap kepala Tanaka pelan, dirinya tersenyum dan menggelang, "ngga papa, Angga cuma kepikiran tugas sekolah" Ucap Angga berbohong, bukanya Ia tidak mempercayai Tanaka, namun Ia hanya tidak ingin masalahnya menjadi beban pikiran lelaki manis yang menyandang nama belakang Samudera itu.

"Beneran?"

Angga mengangguk yakin, "iya, ngga papa"

Setelah memastikan Angga tidak berbohong, Tanaka kembali melanjutkan kegiatan membacanya, sementara Angga sibuk memperhatikan Tanaka yang sedang membaca. Menurut Angga, Tanaka itu diciptakan ketika Tuhan sedang bahagia, apa alasannya? Karena Tanaka itu sempurna dan sangat indah, dia diciptakan bak pahatan patung Dewi Aphrodite dewi kecantikan dalam mitologi Yunani.

Chandra? Oh, dia ikut kok, saat ini dia sedang menatap jengah 2 orang yang sedang mengalami fase "dunia milik berdua, yang lainnya ngontrak." Chandra hanya memasang wajah datar dan sibuk mengunyah coklat di tangannya, memang di perpustakaan tidak diperbolehkan membawa makanan, namun Chandra mana peduli.

"Hey, di perpustakaan tidak boleh makan" Seorang lelaki yang tingginya tidak jauh dari Chandra-mungkin lebih tinggi sedikit memberi peringatan pada Chandra, dirinya meletakan buku buku yang dibawanya ke meja, disusul dengan dirinya yang duduk di sebelah Chandra.

"Masa bodo, aku lapar" Chandra menatap lelaki itulah dengan tatapan tidak suka. Dia adalah Marka, kata Tanaka sih dia kakak kelas yang dekat dengan Tanaka. Jika Chandra jujur, Marka memang tampan, namun tampangnya seperti fuckboy dan Chandra tidak suka buaya darat.

"Tetap saja tidak boleh, kalau ketahuan kamu bisa terkena denda"

"Bodo"

Chandra tetap fokus mengunyah coklatnya sementara Marka hanya menatap Chandra daripada membaca buku yang sedari tadi dia cari cari.

"Berhenti memperhatikan ku"

"Siapa yang memperhatikan mu?"

"Kamu"

"Engga tuh"

"Tapi daritadi kamu-"

"DIEM ATAU AKU JODOHIN KALIAN BERDUA!"

Perdebatan antara Marka dan Chandra terhenti ketika Tanaka berteriak emosi, bisik bisik mulai terdengar di sekitar mereka, sementara Angga hanya mengusap punggung Tanaka pelan, berharap apa yang Ia lakukan dapat mengurangi emosi lelaki manis itu.

Days With You | RenMinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang