Pesan Suara

216 29 21
                                    

Note : Tulisan yang dicetak miring di tengah cerita adalah pesan suara dari Angga untuk Tanaka

Day 21

Selasa, 23 Maret 2021

'cpak'

Terdengar kecipak suara air ketika genangan kolam kecil dipinggir jalan terinjak oleh kaki yang melangkah dengan terburu, semalam hujan, meninggalkan jejak genangan air yang cukup banyak. Kakinya kembali melangkah, lagi lagi tidak sengaja menginjak genangan lainnya, terdengar sahutan protes seseorang yang terkena dampak perilakunya, namun apa pedulinya?

Tanaka, dalam perjalanannya berlari menuju rumah sakit tempat Angga dirawat, lelaki itu teringat satu hal.

Hallo, ini aku

Tanaka berhenti berlari untuk menghela nafas sejenak, suara Angga di dalam pesan suara yang Ia dengar tadi pagi kembali terputar dalam memorinya. Memejamkan mata, lelaki itu menarik nafasnya berat, berusaha mengatur nafasnya yang tersenggal sebelum akhirnya kembali berlari.

Ini sudah jam dua dini hari, Naka, operasinya dimulai jam tiga pagi. Naka, sejujurnya, Angga takut

Tanaka masih terus berlari, tidak peduli sepatu yang Ia kenakan terkena lumpur dari genangan air yang ada. Sekolah? entah, dia melupakannya, yang ada di pikirannya saat ini hanya Angga.

Aku akan mengatakan ini sebelum operasinya mulai. Naka, aku hanya manusia, aku tidak tahu apa yang terjadi kedepannya. Naka, jika aku pernah melukaimu, tolong maafkan aku

Tanaka menggeleng kuat, Ia menghapus kasar buliran air yang mulai menggenang di sudut matanya. Tidak, Angga akan baik baik saja, begitu pikirnya.

Naka, Chandra pernah mengatakan ini padaku, 'bukan perihal berapa lamanya sebuah hubungan, tapi kenangannya saja yang terlalu sulit dilupakan' apa kenangan yang aku berikan cukup?

Tanaka mengangguk, kakinya tetap melangkah dengan terburu buru menuju satu tempat, beberapa orang memandanginya aneh, namun sekali lagi, Naka tidak peduli.

Jika tidak aku minta maaf. Pesanku satu, jika terjadi sesuatu yang mengharuskan aku pergi dari sisimu, tolong ingat aku sebagai salah satu dari kenangan mu

Tanaka kembali mengangguk, langkahnya terhenti di depan sebuah bangunan bertingkat tinggi ber cat abu abu, putih, dan hitam. Kedua netranya mengerjap sebelum akhirnya menghela nafas, dan kembali berlari ke dalam gedung tersebut.

Namun jika mengingat ku membuat mu merasa sakit...

Tanaka menggeleng, kakinya melangkah meyusuri koridor rumah sakit, menuju sebuah ruangan yang letaknya sudah Ia hafal di luar kepala.

Lupakan saja aku

Suara berdecit khas pintu terdengar, Tanaka membuka pintu berwarna cokelat kayu itu, beberapa pasang mata langsung menatapnya dengan tatapan yang Tanaka sendiri tidak tahu apa artinya.

Sebuah tepukan di bahunya dia rasakan setelah lelaki berkulit tan seumurannya-Chandra mendekatinya. Tanaka menoleh sejenak sebelum suatu kalimat yang keluar dari lisan Chandra cukup untuk menghancurkan seluruh dunianya saat itu juga.

"Setidaknya kamu beruntung karena telah dicintai Angga seumur hidupnya."

Tanaka merasa lemas detik itu, untung saja kedua kakinya masih kuat untuk menopang berat badannya. Sepasang kakinya kembali melangkah, menuju sebuah bangsal yang ditempati seseorang yang tubuhnya telah tertutup oleh kain berwarna putih. Tangannya terulur untuk membuka penutup itu, detik itu juga, pertahanannya runtuh, air mata jatuh tanpa bisa ditahan lagi, Tanaka menangis detik itu juga.

Angga ngga masalah kamu lupakan, itu saja yang mau Angga sampaikan. See you tomorrow Naka.

Tanaka memeluk tubuh yang sudah tak bernyawa itu. Operasi nya gagal, mimpi buruk bagi Tanaka terwujud hari ini, jam ini, menit ini, dan detik ini juga. Lelaki itu mendekatkan lisannya pada Indra pendengaran Angga, walaupun Ia sadar hal itu percuma, seluruh indra pada lelaki dihadapannya ini sudah tidak berfungsi.

"Angga...Selamat ulang tahun"

Tanaka menumpahkan seluruh air matanya pada bahu itu, berharap tangan itu masih bisa bergerak untuk sekadar membalas pelukannya ataupun mengusap rambutnya untuk menenangkan yang sayangnya akan terus menjadi sebuah harapan.

"Bahagia terus ya di sana, jangan lupain Naka, good bye Angga..."

.

.

.

TBC

Okay, tinggal beberapa chap lagi tamat, sebenernya ini pun udah bisa dikatakan tamat sih, cuma masih ada beberapa. Jangan lupa votmen nya ayangie, see u babay muah

Days With You | RenMinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang