Secangkir Americano

323 49 11
                                    

Day 5

"Naka"

Naka menoleh kearah sumber suara, Ia melihat Jevan-sahabatnya menatapnya dengan tatapan heran.

"Hum?" Jawab Tanaka tanpa mengalihkan atensinya dari buku tulis dan pensil yang dari tadi Ia jadikan mainan. Tidak, Tanaka tidak menggambar lagi, Ia hanya bosan, jadi Ia iseng menggambar abstrak di halaman paling akhir buku tulisnya.

"Naka aneh dari tadi senyum senyum sendiri"

"Eum? benarkah?" Tanaka menatap Jevan dengan tatapan polos, Ia tidak merasa bahwa Ia tersenyum sendiri dari tadi.

Pemuda kelahiran 23 April itu mengangguk menanggapi pertanyaan sahabatnya. "Apa ada yang membuat Naka senang?"

Pertanyaan Jevan itu membawa ingatan Tanaka saat Ia membolos bersama Angga kemarin, Ia jadi heran bagaimana kondisi Angga sekarang? Apakah Ia diceramahi oleh guru konseling sepertinya?

Tanaka menggeleng cepat cepat "Tidak ada"

"Serius?"

"Iyaa serius Jevan"

Jevan mengangguk, Ia berpikir mungkin lelaki yang memiliki paras manis mirip kelinci itu sedang tidak ingin diganggu.

"Jevan"

Kali ini berkebalikan, giliran Tanaka yang memanggil Jevan. Jevan mengalihkan pandangannya ke Tanaka, kedua tangannya Ia gunakan untuk menumpu kepalanya diatas meja. Ia menatap Tanaka menunggu lelaki manis itu mengutarakan maksudnya.

"Apa Jevan percaya cinta pada pandangan pertama?"

Jevan mengerutkan dahinya, tidak biasanya Tanaka penasaran soal percintaan, jangankan penasaran, Tanaka saja acuh tak acuh pada perasaan yang disebut sebut menyakitkan sekaligus menyenangkan itu.

"Tidak"

"Kenapa?"

Jevan mengerjap, dirinya menatap Tanaka dengan pandangan penuh tanya. "Kenapa Naka penasaran?"

Tanaka terdiam, dia berpikiran sebentar sebelum menjawab pertanyaan Jevan. "Teman Naka ada yang jatuh cinta pada orang yang baru ditemui"

Jevan tersenyum sebentar, "Jevan tidak percaya pada cinta pandangan pertama karena menurut Jevan jatuh cinta itu pada sifat, jika baru mengenal maka belum tahu betul sifatnya bagaimana, lalu bagaimana cara kita mencintai dia? Bisa saja itu bukan disebut cinta tapi lebih ke perasaan tertarik, tentu saja itu hanya bersifat sementara"

Tanaka terdiam sebentar, benar juga apa yang dikatakan sahabatnya tersebut. Lantas, apa yang membuat Angga jatuh pada dirinya, apa juga yang membuat dirinya jatuh pada lelaki itu? Entahlah, mungkin hanya tuhan yang mengetahuinya.

=^=

"Silahkan"

Secangkir americano panas diletakan di sebelahnya, Tanaka melirik cangkir itu sebentar, dia hanya memandangi cangkir itu tanpa ada niat untuk meminum cairan hitam yang ada di cangkir tersebut.

"Naka kenapa?" Jevan termasuk orang yang peka, Ia tahu teman semasa kecilnya sedang bimbang, entah karena apa.

"Tidak apa"

"Naka jatuh cinta pada pandangan pertama ya?"

tepat sasaran!

Tanaka terdiam, pertanyaan Jevan seakan membuat dirinya menjadi patung.

Jevan tersenyum kecut, Ia telah kalah.

Days With You | RenMinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang