" kemarin kami baru memulai awal pertemuan, dan kini kami harus mengakhiri pertemuan itu."
- Angkatan SMA Angkasa -⚔️⚔️⚔️
" Anjirr, gue mau ngakak sampai guling-guling." Bisik Galang ke arah Gio yang berbaris di sampingnya.
Dibawah poster yang bertuliskan
" happy graduation untuk angkatan SMA Angkasa tahun ini."
Salah satu siswa sedang berpuisi dramatis di depan sana seraya menangis histeris membuat siswa-siswi lain ikut mewek. Tapi berbeda dengan enam orang cowok yang malah berusaha mati-matian menahan tawa melihat ekspresi siswa itu.Karena tidak bisa menahan lagi, Galang secara refleks tertawa sekilas membuat ia menjadi pusat perhatian sebagian siswa-siswi. Tapi ia langsung membekap mulut dengan kedua tangan sebab mendapat tatapan melotot dari guru-guru juga.
Gio tersenyum tipis melihatnya, Jujur ia juga ngakak melihat siswa yang sedang berpuisi itu. Menurutnya itu adalah hal alay apalagi ketika mengucapkan " kau adalah sahabat terbaik sepanjang masa...."
Di belakang mereka berdua ada Franklin dan Revion, kemudian di depannya lagi ada Delon dan Anton. Denah baris mereka seperti itulah selalu, harus bergabung. Tetapi guru juga kadang memisahkan sebab tidak mau ada keributan.
Setelah siswa tadi selesai berpuisi, sang kepala sekolah SMA Angkasa kini beralih berjalan ke arah podium seraya membawa mic. Ia berdehem sejenak untuk memulai kalimat perpisahan kepada anak-anak angkatannya tahun ini.
" Tadi bapak udah mengawali pembicaraan singkat. Jadi sekarang, bapak hanya ingin memberikan arahan sebagai ucapan perpisahan kepada kalian semua."
Tepuk tangan terdengar di lapangan yang luas itu membuat kepala sekolah menghentikan arahannya sejenak. Setelah sedikit reda, ia kembali berdehem lagi.
" Masa SMA adalah masa untuk mengawali pertemuan dan mengakhiri pertemuan. Di sekolah menengah akhir ini kalian pasti lebih matang berpikir dalam mengambil suatu tindak langkah. Di masa menengah akhir ini kalian pasti lebih banyak memiliki warna. Selain itu, SMA adalah mode perkumpulan emosi, labil, atau apapun itu. Kami disini bapak ibu guru kalian pasti akan melakukan yang terbaik untuk masa depan kalian semua. Kami memarahi kalian bukan berarti kami membenci kalian, kami hanya ingin kalian anak didik kami menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Setelah ini, kalian semua akan menentukan langkah tujuan masing-masing dalam meraih yang namanya impian atau cita-cita. Berbagai universitas pasti akan membuka pintu lebar-lebar untuk menyambut kedatangan kalian semua. Bapak tau kalo dalam hati kecil kalian sudah pasti ada sebuah cita-cita yang pasti kalian raih. Jadi, bapak sebagai kepala sekolah SMA Angkasa mengucapkan selamat menempuh impian masing-masing dan bapak juga merasa bangga sebab SMA tercinta kita ini masuk dalam SMA dengan lulusan angkatan terbaik mengalahkan SMA Saturnus dan SMA Araksya. Oleh sebab itu bapak akan mengadakan acara prom night di salah satu gedung yang sudah di sewa. SEKALI LAGI BAPAK UCAPKAN SELAMAT ATAS KELULUSAN PARA ANGKATAN SMA ANGKASA TAHUN INI."
Suara tepukan tangan terdengar kembali dan kini semakin riuh dan panjang. Bahkan terdengar suara siulan dan tangisan.
Setelah beberapa menit, Barisan di bubarkan dan seketika suasana menjadi sangatlah ricuh. Lagu terdengar dari arah speaker yang berada di sana, beberapa mulai saling berkumpul seraya salam-menyalam. Para adik kelas berhamburan untuk meminta foto. Jika kalian bertanya tentang cat semprot atau pilox, mereka semua semua tidak di izinkan sebab termasuk dalam kategori bahaya. Mungkin jika pulang sekolah nanti mereka akan menyemprotkan cat semprot tersebut. Sekarang seragam mereka hanya dipenuhi dengan tanda tangan saja.
" Ya Tuhan, terima kasih telah membuat hamba mu ini lulus." Galang mengadahkan kedua tangan menatap langit.
" Astaga, Lo tenyata ingat Tuhan juga Lang? Gak nyangka gue." Ceplos Franklin seraya merangkulnya.
" Bang?...." Pipit terlihat berlari menghantam kerumunan, ia memeluk erat abangnya dan disambut tak kalah erat juga.
" Akhirnya Lo lulus juga bang. Gak nyangka banget gue, kirain bakal nambah usia di SMA ini terus." Ujar Pipit seraya melepaskan pelukan.
Revion merentangkan tangan dan disambut Pipit juga, ia memeluk pacarnya itu dan kembali mengucapkan kalimat-kalimat selamat membuat yang lain mencibir.
" Sekarang aku tuh siap melamar kamu sayang." Ujar Revion dibalas tawa malu Pipit.
" Main lamar aja Lo padahal belum kerja. Nanti kalo udah nikah dikasih makan apa? Makan cinta?" Semprot Delon.
" Sirik Lo pada." Balas Revion sengit.
" Mau foto dong, foto...." Pipit mengeluarkan handphonenya kemudian menekan aplikasi kamera, ia mengangkat tinggi-tinggi handphone agar bisa menampilkan semuanya.
" Senyum senyum." Ujar Pipit diangguki yang lain.
Siswa-siswi yang lain juga banyak yang berfoto ria, ada juga yang memberikan hadiah berupa buket bunga, coklat atau kado lainnya.
Apalagi loker mereka semua pasti udah penuh dengan kado-kado dari adik kelas. Terutama si pemilik sekolah, bahkan saking tidak muatnya banyak kado yang terjatuh ke lantai. Mereka para stalker masih memiliki mental untuk memberikan walau tau nantinya nasib mengenaskan para kado itu.
Baju keenam anak muda itu sudah penuh dengan tanda tangan. Hanya Gio saja yang sedikit sebab yang ia izinkan memberi tanda tangan adalah para anggota Blood-Angels saja. Berbeda dengan baju kelima temannya yang sudah penuh sana sini bahkan hampir mengubah baju putih itu berwarna hitam. Mereka menerima siapa saja yang memberi sebab mereka mengatakan menjadi seleb dadakan akibat tanda tangan itu.
" Nanti kita pulang cepat ya. Soalnya emak bapak gue pasti udah siapin acara buat kelulusan gue." Ujar Franklin.
" Nah, bener. Gue juga udah ditunggu sama ortu gue nih." Balas Revion.
Galang menjitak kepala kedua temannya itu kesal.
" Bangga Lo semua, masih di sambut orang tua aja bangga. Lah si Gio, langsung di sambut istri tercinta men."" Ekhem, masih ada yang mau bersaing?" Ujar Galang menantang.
" Lebih bangga di sambut orang tua lah Lang. Soal istri belakangan. Karna orangtua lebih dari segala-galanya."
" Gue juga di sambut istri kok Lang. Si Pipit tuh." Kata Revion.
" Bucin terus Lo, giliran di putusin pasti bilang dilarang pacaran sebelum impian tercapai." Balas Galang.
" Ck, jangan doain putus lah. Doain lancar sampai ke Pertamina."
Delon menyenggol lengan berotot Gio pelan. " Mending Lo pulang duluan Gi. Istri Lo pasti udah nungguin."
" Istri gue kan? Bukan istri Lo? Trus kenapa Lo yang repot?" Tanya Gio santai walau hati kecilnya sedikit kepo dengan kejutan di apartemen nanti.
" Elah, sok-sokan Lo. Padahal hatinya udah mesem-mesem ngebayangin kejutan dari istrinya nanti."
" Lo kayak gak kenal tuh cowok aja. Gengsi selangit, tapi kalo ditinggalin bakalan nangis kejer."
" Nanti foto sama istri Lo Gi, trus upload ke Instagram dengan caption happy graduation from my luv."
" Geli anjir."
⚔️⚔️⚔️
Ih? Beneran up lagi🤣
Btw author langsung cepatin menuju kelulusan aja ya kan!
Biar nanti bisa lebih dekat ke ending.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gionatan ( SUDAH TERBIT )
Teen FictionKriminal berbahaya itu, akan menjadi seorang ayah.