21. Periksa kandungan pertama.

233K 27.5K 2.6K
                                    

" di perut itu aku seperti melihat makhluk mungil berwajah mirip denganku." - Gionatan -

                          ️⚔️⚔️⚔️

Gadis tersebut masih setia mengomel sepanjang perjalanan menuju rumah sakit. Dan saat mereka telah sampai pun ia masih setia mengomel membuat telinga suaminya hampir menetas.

Rai turun dari dalam mobil ketika telah sampai, ia mengutuk Gio berkali-kali. Seandainya tadi cowok itu cepat pulang untuk menemani dia periksa kandungan, saat ini Rai pasti masih bisa berjalan-jalan di taman dekat apartemen. Tapi karena menunggu kehadiran Gio, semua jadi batal total sebab jam sudah hampir menunjukkan malam hari.

" Lagian dokternya pasti udah pulang." Protes Rai lagi.

" Cerewet banget sih Lo kayak babi." Sentak Gio.

" Mana ada babi cerewet."

" Lo babinya."

Rai tidak menjawab, ia kehabisan kata untuk membalas ucapan Gio. Memang ya, sekalinya lelaki tersebut menjawab maka akan terjadi skakmat.

Mereka berjalan bergandengan kedalam rumah sakit, atau lebih tepat Rai yang mengandeng Gio. Ya walaupun bumil tersebut ngambek, ia malah tidak sungkan menggandeng duluan.

" Gionatan..." Panggil seorang dokter perempuan yang cukup berumur, panggil dia dokter Amy.

" Ini istri kamu ya? Cantik banget, kalian serasi." Ujar dokter Amy seraya mendekati mereka berdua.

Rai membalas senyuman dokter tersebut, ia menerka-nerka bahwa dokter Amy adalah termasuk salah satu dokter pribadi keluarga Angkasa.

" Mari ikut saya." Ajak dokter Amy.

Mereka berdua mengikuti dokter Amy menuju sebuah ruangan khusus tempat periksa kandungan.

" Rai, kamu tiduran di atas brankar dulu ya." Ujar dokter Amy menunjuk brankar di ruangan tersebut kemudian ia mempersiapkan alat-alat untuk pemeriksaan.

Rai menurut, ia naik ke atas brankar lalu tidur terlentang di atas sana. Sementara Gio hanya duduk santai di samping brankar, ia ingin merokok tapi sadar kok kalo lagi di rumah sakit.

Dokter Amy menarik baju dan tank top Rai sebatas dada sehingga perut yang mulai menonjol itu terpampang nyata di hadapan Gio, ia membayangkan ada makhluk mungil yang mirip dengannya di sana.

Rai sedikit bergidik ketika dokter Amy mengoleskan sebuah Gel ke perutnya.
" Periksa kandungannya harus rajin ya, apalagi kamu masih hamil muda. Rentan keguguran lho." Ujar dokter Amy masih sambil sibuk dengan kegiatannya.

" Iya dokter."

Ketiganya kini menatap ke arah layar USG dimana terdapat gambar tidak jelas atau lumayan abstrak.
" Itu bayi kalian. Karna masih satu bulan, jadi gambarnya masih gak terlalu jelas."

" Jenis kelaminnya apaan dok?" Tanya Rai.

Sang dokter tertawa geli, ia menatap pasien muda itu sedikit kasihan. Sungguh malang sebab kehilangan masa depannya.
" Masih belum kelihatan sayang. Nanti kalo udah beberapa bulan lagi baru kelihatan."

" Tolol Lo." Gumam Gio pelan namun masih bisa di dengar Rai.

" Ih, aku kan cuman nanya."

" Pertanyaan Lo gak guna banget."

" Daripada kakak mulai dari tadi diam mulu."

" Setidaknya gue gak malu-maluin kayak Lo. Selama di sekolah Lo belajar apaan hah? Gue yang sering bolos aja tau_"

Gionatan ( SUDAH TERBIT )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang