"She just my friends. She has crush but her crush is not me."
-Razkan-
***
Tepuk tangan yang keras menyambutku yang hendak naik ke atas panggung untuk memberikan pidato. Beberapa kali, kuanggungkan kepalaku dan berusaha untuk tetap rileks. Aku menatap microphone yang ada di genggaman tanganku saat ini, kemudian mengedarkan pandanganku lurus ke depan. Aku melihat Abi yang tersenyum lebar melihat putranya bisa berdiri di hadapan orang banyak dengan peran sebagai CEO. Aku juga melihat ejekan Bang Kevin yang berdiri di sebelah Abi, ia mengedipkan mata kanannya genit kemudian mengacungkan jari telunjuk dan jempol yang disilangkan kepadaku.
Aku menarik nafas panjang bersiap untuk bicara. Suasana hening, semua orang terdiam dan menatapku.
"Assalamualaikum," ucapku.
"Waalaikumsalam," jawab semua tamu yang hadir.
"I would like to introduce myself as the CEO of Hisyam Labels."
Aku menarik nafas, bersiap untuk menyebut namaku.
"Saya...Alex,"
Deg!
Kok Alex sih!
Barusan gue bilang Alex?
Aku yang masih terkejut dengan apa yang aku ucapkan itupun hanya bisa tersenyum dan berpikir apa yang harus aku katakan selanjutnya. Dari jarak enam meter di depanku, aku bisa melihat Abi menatapku masih dengan senyumannya.
"Ya, Alex. Begitulah teman kuliah saya memanggil dulu. Namun hari ini saya akan mengenalkan diri sebagai Razkan Alif Al-Hisyam, CEO Hisyam Labels yang baru akan diresmikan hari ini. Berdiri disini cukup membuat saya tegang, but I'm excited about many of the things we'll be working on in the near future."
"Siapa sih Alex?" tanya Abi ketika aku sudah duduk berkumpul dengannya dan Bang Kevin. Kuteguk air mineral dingin yang ada di atas meja.
"Tadi, saya sudah katakan siapa Alex. Bapak masih penasaran?" tanyaku pada Abiku yang juga adalah atasanku.
"Gak usah formal-formal kali Lex," canda Abi sambil menepuk lenganku.
"Maaf, tapi ini masih di lingkungan kantor, dan tolong jangan panggil saya Alex. Saya Razkan sekarang."
"Jangan bicara formal sekarang, itu perintah dari atasan," titah Abiku membuatku tak bisa berkutik. Abi menatapku tajam, mataya seolah mengatakan 'skakmat'. Sedangkan Bang Kevin yang sejak tadi diam pun tertawa.
"Emang temen kamu suka manggil kamu Alex? Temen cewe atau temen cowo?" tanya Bang Kevin.
Ya Allah, maafkan hambamu ini. Sebenarnya aku berbohong tentang itu. Tidak ada teman kuliah yang memanggilku dengan sebutan itu. Sungguh, aku sendiri juga tidak tahu mengapa aku bisa menyebut nam Alex saat berdiri di mimbar tadi.
"Jangan-jangan Alex itu your butterfly name?" tanya Bang Kevin menebak-nebak, sedangkan aku sendiri tidak paham dengan maksud kata aneh yang ia ucapkan.
"Butterfly name? What did you say bro?" tanyaku.
"Ah nanti aja Abang jelasin, kalau nggak ada Abi," ujar Bang Kevin jujur, yang bodoh adalah dia mengucapkan ini tepat di samping Abi.
"Di sini aja bilangnya, What is the butterfly name?" tanya Abi penasaran, sambil menyikut lenganku.
"Nanti aja Abi hehe," kata Kevin mengelak.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALASAN AKU MEMILIHMU
RandomSetelah kepulanganku dari Amerika, banyak orang yang bilang bahwa aku berubah. Aku sejak dulu memang sudah pendiam, kini menjadi lebih pendiam dan dingin. Hingga aku bertemu seorang wanita yang berhasil membuat hidupku lebih berekspresi, dia yang me...