10 | Again?

80 11 18
                                    

Dari Jabir bin Abdullah radhiyallahu'anhuma, ia berkata bahwa Rasulullah SAW mengajarkan kami cara mengerjakan sholat istikharah dalam segala urusan, sebagaimana beliau mengajarkan kami Surat Alquran.

Hadist Riwayat Bukhari

___

"Jadi, Lo udah cerita ke Abi?" Pria disampingku ini bertanya sambil terengah-engah, sejak tadi ia terus berusaha menyamakan langkah kakinya denganku.

"Udah." Jawabku singkat sambil terus berlari.

Pagi ini, aku mengajak Bang Kevin untuk joging bersama. Awalnya ia menolak karena katanya mau marathon drama Korea bersama Kak Hanum, tapi akhirnya menyerah karena aku paksa.

"Razkan, ayo kita berhenti disini aja kalau mau cerita masalah itu!" Ajak Bang Kevin, sedikit berteriak karena aku sudah jauh berlari didepannya.

"Yang ngajak bahas ini sekarang siapa?" Kataku, dan setelah itu aku tidak melihat kembali Bang Kevin yang berlari di belakangku. Sepertinya dia sudah menyerah. Sejak menikah, perutnya yang semula berpola seperti denah perumahan itu akhirnya menjadi rata bahkan nyaris terlihat seperti bukit.

Setelah cukup melatih fisik dengan berlari, akupun duduk di sebuah kursi yang tepat berada dibawah pohon rindang. Aku benar-benar tidak bisa menemukan Bang Kevin. Sangat sulit untuk mencarinya di tengah stadion olahraga yang nampak ramai di hari Minggu. Tanganku mencari nama Bang Kevin di ponsel, kemudian segera meneleponnya.

"Dimana?" tanyaku begitu terhubung.

"Hah? Udah selesai olahraganya?"

"Udah. Dimana?"

"Sarapan, di warung bubur ayam deket parkiran." Aku hanya bisa menghela nafas saat mendengar jawaban bang Kevin. Baru juga olahraga, udah makan lagi.

"Mau pesen nggak?" Tanya bang Kevin ketika aku sudah duduk satu meja dengannya.

"Ga,"

"Kenapa? Nggak lapar?" tanyanya, kemudian memasukkan sesendok bubur ayam ke dalam mulutnya.

"Nanti aja makan di rumah," jawabku. Tangan kananku bergerak mengusap peluh yang menetes. Aku bergerak mengambil botol minumku yang ada di meja, kemudian meneguknya sampai habis tak bersisa.

"Razkan..." desis Bang Kevin Pelan. Aku menaikkan kedua alisku sambil mengusap mulutku dengan lengan kaos, kemudian memajukan kursiku mendekati Bang Kevin, setelah sebelumnya ia memberiku isyarat untuk mendekat.

"Minumnya biasa aja!" Ujarnya setengah berbisik.

"Aku biasa aja, emangnya kenapa?" tanyaku datar, tidak paham.

Bang Kevin menengok ke arah kanan dan kiri "Banyak buayi!"

"Buayi? Apaan?"

Warung bubur ayam ini letaknya ada di dekat parkiran, dan hanya berbentuk warung tenda. Bawahnya masih rumput, dan atapnya hanya dari terpal, atau mungkin pohon rindang. Karena ada di tempat yang terbuka, kami jadi bisa melihat orang-orang yang berlari atau berolahraga di sekitar stadion atau di luar stadion.

"Kamu ga liat banyak cewe-cewe disini?"

Aku menegakkan posisi dudukku, kemudian menyisir sekitar dengan mataku. Memang banyak perempuan di sekitar sini, tapi kenapa Bang Kevin membahas itu.

"Mereka pada—,"

Aku berdiri dengan keadaan setengah terkejut karena melihat sesuatu yang tidak diduga saat tadi memperhatikan sekitar.

ALASAN AKU MEMILIHMUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang