Seorang pria tinggi dengan segala kesempurnaannya berjalan tegap menyusuri setiap lorong rumah sakit kala itu. Lorong yang sepi menambah kesan seram semakin nyata.
Tap
Tap
Tap
Ceklek
"Dimana istri saya? " Pria dengan segala kesempurnaannya itu memasuki ruangan bersalin sang istri. Jangan lupakan wajah datar nan dingin tersebut.
"Istri anda tengah ditangani oleh dokter, dikarnakan adanya pendarahan setelah melahirkan, " Suster itu pun menjelaskan dengan tegas.
"Anak saya? " Tanya pria itu lagi.
"Anak anda sehat pak, sedang di bersihkan di ruangan sebelah. Bila ingin melihat silahkan, " Jawab suster tersebut sembari menunjukkan ruangan si bayi.
Ceklek
Pria dan suster tersebut membuka pintu dan masuk, pertama yang mereka lihat adalah seorang bayi berselimut pink dengan corak mahkota itu tengah tertidur di ranjang khusus bayi. Melihat itu sang pria mengusir si suster dengan gerakan tangan dan mendekati si bayi dengan perlahan. Matanya yang menatap sendu si bayi sembari melangkah dengan pelannya kearah si bayi. Setelah sampai di samping ranjang bayi, pria tersebut langsung menggendong si bayi dengan lembut, seakan akan bahwa ia menggendongnya terlalu kuat si bayi akan terbangun.
Cup..
Cup..
"ARAWINDA DER AGLER putri kecil dady yang cantik. Maafkan dady. Dady sangat sayang padamu, jangan membenci dady, ingatlah bahwa dady akan menjemputmu kembali saat waktunya tiba" Tutur pria tersebut setelah mencium kedua pipi si bayi sembari menatap lembut seraya menangis dengan suara kecil.
Seakan mengerti si bayi pun bangun dari tidurnya dan menatap si pria dengan mata hitam legamnya. Membalas tatapan pria tersebut dengan tatapan tak kalah lembutnya.
" Pram!! "
"Ya, tuan AGLER, "
Pria tersebut pun memberikan sang bayi pada gendongan pria bernama Pram tersebut. Dengan perlahan bayi mungil tersebut berpindah gendongan.
"Jalankan sesuai rencana, jangan sampai gagal! " Titah pria yang disebut tuan Agler tersebut.
"Baik"
Setelah mengatakan kata ' Baik ' PRAM, lelaki itu langsung membawa bayi tersebut dengan pengawal yang setia menjaganya dan mengikutinya. Bukan, bukan Pram yang menjadi tujuan mereka mengawal, tetapi bayi yang ada di gendongan Pram lah alasannya. Entah darimana datangnya pengawal dan si pria bernama Pram itu, tetapi dengan begitu misi pertama mereka selesai.
-----⭐-----
Tit...
Tit...
Tit...( suara Elektrokardiogram )
" Bagaimana bayi kita mas? " Tanya lirih seorang wanita.
"Baik, jangan pikirkan itu. Sekarang fokuslah untuk kesembuhanmu! " Jawab seorang pria tegas sembari mengusap puncak kepala sang wanita.
"Hm.. Mas, menurutmu apakah rencana kita berhasil? " Tanya sang wanita sembari menatap mata sang pria yang diyakini adalah suami si wanita.
"ELAINA, jangan fikirkan itu, biar itu menjadi urusanku sekarang istirahatlah, aku akan kembali bekerja" Ucap pria itu lirih.
"Baik, "
-----⭐-----
Tap
Tap
Tap
Tap
Brak
"Tuan, ada berita buruk, " Ucap seorang pria dengan keringat yang bercucuran.
"Apa itu Pram? " Tanya sang tuan dengan suara datar sembari mengalihkan pandangannya dari layar laptop.
" Baby Ara, di..a hil__
"Dia apa Pram? Jawab yang jelas cepat" Sentak sang tuan dengan perasaan yang mulai khawatir.
"Baby Ara, dia hilang, " Jawab Pram lesu.
"Apa!! Bagaimana bisa, katakan padaku bagaimana anaku bisa hilang hah.. " Bentak sang tuan sembari mencengkram leher Pram.
" Maaf kan kesalahan saya tuan Agler, semuanya berjalan sesuai dengan rencana tetapi saat istri saya mengajaknya berjalan jalan di taman, baby Ara hilang, " Jelas Pram dengan wajah yang menunduk.
"Bagaimana bisa hilang, bagaimana bayi berumur satu minggu pergi begitu saja!!.. Ini pasti disengaja, " Geram Agler.
"Saya tak mau tau, pergi!! Dan cari anak saya sampai ketemu. Bila tidak KAMU DAN ISTRIMU AKU BUNUH!! " Bentak Agler
"B..aik tuan"
Setelah dibentak sang tuan, PRAM, pria itu langsung pergi dan melakukan titah sang tuan. Ia tau ia salah dan akan menebus kesalahan tersebut.
"AKH.. BRENGSEK, " Murka Agler sembari mengacak seisi ruangan kerjanya.
18.agustus.2021
KAMU SEDANG MEMBACA
AGLER
Teen FictionSeorang anak akan selalu mengingat jasa orang tua yang sudah membesarkannya. Entah itu hal kecil ataupun hal besar. Sama halnya dengan orang tua, ia akan menyayangi si anak tanpa lelah, orang tua akan selalu memberikan yang terbaik untuk si anak. ...