...Orang Gila dan Orang Waras...

120 13 1
                                    

Ara menendang bantal, guling, serta selimut hingga berserakan di lantai. Sedangkan Ara?  Ia sedang terlentang di Kasur, mungkin karena bosan.

"Akh... Bosan bosan bosan. " Gerutu Ara sembari memukul mukul kasur.

"Mending aku jalan jalan aja di sekitar komplek"
Setelah mengambil keputusan, Ara pun langsung keluar dari kamar, mengunci pintu depan da---

"MALINGGG!!!!! WOY MALING LO YA!! "

Mendengar teriakan tersebut Ara langsung berbalik badan dan melihat dua orang lelaki tinggi dengan tampang kaget.

"Hah"

"Lo maling ya!! " Lelaki itu pun mendekati Ara dan memandang Ara dari atas sampai bawah. Baju kaos panjang, celana training, serta rambut panjang digerai. "Bukan ciri ciri maling. " Ucap cowo itu.

Sedangkan cowo yang satunya lagi hanya melihat dan menghampiri Ara dan satu cowo gila tersebut.

"Maafin kembaran gue, dia emang rada geser otaknya. Oh iya nama lo siapa? " Tanya cowok satunya lagi.

Sedangkan Ara?  Ia hanya cengo, masih mencerna apa yang sebenarnya terjadi, dua lelaki tampan di depannya ini sangat sangat membuatnya blank.. Bagaimana tidak?  Baju olahraga yang basah karena keringat, kulit putih dengan peluh, hidung mancung bagi si cowok waras, dan sedikit pesek bagi si cowo gila dan jangan lupakan mata biru yang sangat indah yang mereka berdua miliki..

"Hello" Tangan cowo gila itu bergerak di depan muka Ara ke kanan  dan kekiri, untuk menyadarkan Ara yang cengo mendadak tersebut.

"Hah, ah i--ya, kenapa? " Jawab Ara setelah sadar dari ke cengo annya.

"Lo siapa? Lagi apa di rumah ummah Sinta? " Tanya cowok waras.

"Ah.. Aku anaknya, kenalin Dwi Sanara anak kedua ummah Sinta. " Ucap Ara sembari tersenyum.

"Apaa!!," Sontak si cowok gila teriak.

Saking kencangnya si cowok waras pun langsung memukul kepala si cowok gila dengan keras.

"Berisik."

"Lalu kalian siapa?. " Kedua cowok itu pun langsung menatap kearah Ara.

"Kenalin, nama gue Dalfi, Husein Dalfi Akbar. Cowok tertampan serumah gue, dan ini abang kembar gue, namanya D--

" Dalfa, Hasan Dalfa Akbar. Kita cuman beda 7 menit. "

"Oh.. Kalian anak yang rumahnya disebrang itu ya, " Ara menunjuk rumah tingkat dua minimalis di sebrang rumahnya.

"Benar sekali. "

"Tadi pagi ummah Sinta bilang dirumah ada anak nya yang dari desa, dan nyuruh kita buat ajak dia main selagi ummah Sinta ngajar di kampus. Jadi lo ke rumah gue aja, dari pada sendiri di sini, gimana? " Tawar Dalfa.

"Di rumah k--alian, bertiga?. " Tanya Ara canggung.

"Engga dong cantik, berempat, ada bunda kita juga ko. Yu ah jangan banyak mikir, kita kerumah gue main gameee!. " Tanpa menunggu Ara menjawab Dalfi langsung menarik tangan Ara dan membawanya ke rumahnya. Sedangkan Dalfa dia hanya geleng geleng kepala.

-----⭐-----

Tok.. Tok.. Tok..

"Assalamu alaikum. "

Tok.. Tok.. Tok..

"Assalamu alaikum. "

Ceklek

"Wa alaikum sallam, eh ada nak Dalfi, kirain siapa pagi pagi udah ngetuk pintu orang kaya mau nagih hutang. " Ucap ummah Sinta sembari membuang nafas.

"Hehehe, maafkan Dalfi yang tak sopan ini ummah, Dalfi kesini mau ngajak Ara berangkat bareng, Aranya udah siap kan?. " Tanya Dalfi sembari tersenyum malu.

"Sudah, sebentar ya. " Ummah Sinta pun langsung masuk dan memanggil Ara untuk segera berangkat kesekolah.

" Pagi Alfi. "Sapa Ara dengan tersenyum cerah.

"Pagi juga cantik, neng Ara meni makin cantik. " Genit Alfi sembari menoel tangan Ara.

"Woy!!  Buruan napa, jangan ngegoda anak orang, masih pagi!! " Teriak Dalfa di dalam mobil.

"Iye, sabar napa, " Balas teriak Alfi.

"Yu ah neng, kita berangkat, ummah Alfi sama Ara berangkat. Assalamu alaikum. " Pamit Alfi sembari mencium tangan ummah Sinta dan diikuti Ara.

"Ummah, Ara juga berangkat ya, Assalamu alaikum. " Pamit Ara.

"Wa alaikum sallam, hati hati ya ra.. "

"Iyaaa." Teriak Ara.

"itu anak jadi ikut ikutan kaya si Alfi. " Batin ummah Sinta.

Perjalanan Ara dari rumah kesekolah pun dipenuhi canda tawa.

(Eh eh eh.. Kok Ara udah sekolah sih?  Bukannya baru mau tes masuk ya?.. Yap, karena ini hari senin. Ara sudah tes beberapa hari yang lalu, ditemani dengan ummah tercinta tentunya, serta dukungan si kembar D.)

Mobil kembar D pun memasuki pekarangan Lais international School 4 { LIS FOUR }.

Sekolah Lais international School dibagi menjadi 4 tahapan yaitu TK, SD, SMP, dan SMA. Setiap tahapan mempunyai gedung nya masing masing, tapi masih satu kawasan, bangunan  SMP dan SMA lebih jauh lagi dari gerbang utama.

( jadi bangunan sekolahnya itu berhadapan hadapan cuman terhalang jalan besar yang menghubungkan gerbang utama dengan kantor utama, tk berhadapan dengan SD lalu SMP sama SMA, nah yang deket gerbang utama itu bangunan tk sama SD, sedangkan Smp dengan SMA rada jauh deket dengan kantor utama guru dan pemilik yayasan... Pokonya gitu lah.. Semoga faham😄😄😄)

18.agustus.2021

|•|Hai..
|•|penjelasan diatas tentang denah sekolah dan pernyataan waktu semoga kalian mengerti ya.. Maaf kalau kurang jelas, maklum first story jadi banyak yang kurang...
|•|bagi yang punya saran atau apapun boleh comment
|•|jangan lupa like:)

AGLERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang