Saat pertama kali kalian datang ke sekolah bagaimana respon kalian, bahagia? Kesal? Marah? Atau bingung?
Ya, bingung, Ara sedang kebingungan kali ini. Bagaimana tidak, sepanjang jalan menuju kelas banyak sekali siswa dan siswi yang melihat ke arah mereka seperti melihat seorang narapidana.
Ya, semua siswa dan siswi itu melihat ketakutan pada Ara. Padahal Ara sudah tersenyum. Apa jangan jangan..
"Eh, D.. Itu pada kenapa sih? Emangnya ada yang salah ya sama kita?. " Tanya Ara sembari menengok kebelakang.
"Ngga ada ko ra, itu mah merekanya aja yang berlebihan.. Udah yu ah, kita anter ke kelas lo. "Jawab Alfi sembari merangkul pundak Ara.
Mereka pun kembali berjalan, dan mulai menghiraukan tatapan aneh semua orang. Hingga sampai di lantai dua dan berhenti di pintu bercat putih dengan tulisan digantung X-A.
" Nah ini kelas lo dan Alfa, dan gue di X-C." Jelas Alfi "yaudah gua ke kelas dl ya. Fa, titip calon istri gue ya... Bye, bep.. "
Setelah melambaikan tangan pada Ara Alfi pun langsung pergi ke kelasnya yang ada di samping kelas Ara.
Kalian jangan heran ya, kenapa Alfi si cowok gila bisa jadi alay and bucin, karena itu cara dia menampilkan rasa sayangnya. Dan Ara pun tak masalah akan hal itu.
"Ra, yu masuk. " Ajak Alfa.
"Iya."
-----⭐-----
"Baiklah anak anak, sesi perkenalan sudah kita lakukan. Selanjutnya kalian akan pergi ke aula setelah istirahat 30 menit. Aulanya ada di lantai satu dan mendengarkan tentang informasi lanjutan mengenai MPLS.. Baik sekian dan Terima kasih.."
Semua anak anak kelas X-A pun langsung menghembuskan nafas mereka, lega rasanya. Bagaimana tidak lega, wali kelas mereka atau guru tadi berbicara dengan datar dan tatapan yang uhh mengintimidasi.
"Hai.. Nama lo Ara kan? "
Merasa ada yang memanggil Ara pun mendongakkan kepala nya, dan terpangpanglah seorang wanita cantik dengan rambut selehernya.
"Eh, iya nama aku Ara.. Kamu? " Tanya balik Ara.
"Sri Beatarisa panggilannya Risa, salam kenal. " Ucap Risa.
"Ra, ayo ke kantin. " Ajak Alfa tiba tiba di antara obrolan Ara dan Risa.
"Eh, duluan aja fa, Ara mau ke perpus dulu. " Tolak Ara.
"Yaudah gue anter, ayo"
"Ngga usah, Ara tau kok kalau Alfa ditunggu Alfi sama temen kalian di kantin. Udah sana duluan nanti pesenin aja pesenan Ara." Tawar Ara.
"A-ra mending aku anter. Gimana?. " Saran Risa.
Alfa pun menengok sekilas ke arah Risa "Yaudah, gue duluan, lo mau apa? " Tanya Alfa.
"Apa aja, sama yang Risa juga ya. Risa mau apa?. "
"Eh, ngga usah. " Tolak Risa sembari menggelengkan kepalanya cepat.
"Ah lama, samain aja.. Ara gue duluan nanti langsung ke kantin, kalau lama nanti di susul si Alfi. " Ucap Alfa lalu melenggang pergi.
"Yu Ris. "
"Ya"
-----⭐-----
Suara bising langsung memasuki gendang telinga Ara, membuat ia harus menutup telinga nya. Ara, ia sekarang sedang berada di kantin setelah tadi pergi ke perpus.
Mengedarkan pandangan nya hingga matanya tertuju pada sesosok cowok yang tengah berdiri dan melambaikan tangannya, ia kenal sosok itu ia, Alfi.
Ara pun langsung berjalan ke arah Alfi juga Risa yang berjalan di belakangnya.
"Hai sayang, Yu duduk Yu. " Alfi langsung menarik tangan Ara dan mendudukan nya di samping kirinya. Risa pun langsung duduk di kursi tunggal di sebelah Ara.
"Eh siapa nih?. " Tanya cowok berambut klimis ke belakang dengan kanan dan kiri dipotong hingga menyisakan sedikit rambut. Tampan.
"Ra, " Kode Alfa.
"Hallo, kenalin Dwi Sanara. Panggil aja Ara. " Ucap Ara sembari tersenyum manis.
"Pacar gue!. " Ungkap Alfi.
"Serius!! Ngga percaya gue. "Ucap si cowok klimis, " Eh iya, kenalin gue Ivander Malik Caksa, panggil aja Ivan. " Ucap Ivan sembari menyodorkan tangannya pada Ara yang duduk di depannya.
Ara pun berjabat tangan dengan Ivan "Ara."
"Dan ini-
Alfi pun menyenggol buku yang dipegang Kamil, kebetulan Kamil duduk di depan Alfi. Seakan mengerti dengan kode Alfi, Kamil pun mengeluarkan suara beratnya. " Ahmad Kamil. " Lalu kembali membaca buku.
"Maklumin ya ra, dia emang cinta banget ama buku. " Ucap Ivan tak enak.
"Ngga apa apa kok. "
"Eh iya ra tadi gim-
" Ra, makan!!. Keburu dingin itu bakso. "Titah Alfa.
"Iya Alfi, makan dulu aja ya baru nanti cerita. "
Alfi pun mengangguk lesu "Iya."
21.agustus.2021
KAMU SEDANG MEMBACA
AGLER
Novela JuvenilSeorang anak akan selalu mengingat jasa orang tua yang sudah membesarkannya. Entah itu hal kecil ataupun hal besar. Sama halnya dengan orang tua, ia akan menyayangi si anak tanpa lelah, orang tua akan selalu memberikan yang terbaik untuk si anak. ...